Home / Romansa / Jodoh Salah Akad / Pernikahan Gagal

Share

Pernikahan Gagal

Author: Merry Heafy
last update Last Updated: 2025-02-04 00:26:43

"Sejak kapan kalian punya hubungan seperti ini?" tanya Yasmin lagi. "Apa kalian senang sekarang? Kalian puas bisa bodoh-bodohin aku? Kalian puas bisa seneng-seneng di belakang aku? Kalian puas udah hancurin hati dan bahkan hidup aku?" teriak Yasmin.

"Bukan begitu, Yasmin. Mama nggak bermaksud menghancurkan pernikahan kamu sama Aditya," ungkap Bella tanpa tahu malu.

Yasmin tersenyum sinis. "Terus apa maksud Mama? Apa maksud Mama tidur sama calon menantu Mama sendiri?" geram Yasmin.

"Aku khilaf, Sayang! Aku ngelakuin itu cuma karena dorongan nafsu sesaat. Satu-satunya orang yang aku cinta cuma kamu, Yasmin," ujar Aditya dengan entengnya menyebutkan kata cinta, setelah pria itu ketahuan mendua.

"Cinta kamu bilang? Tukang selingkuh seperti kamu nggak akan paham makna cinta yang sebenarnya!" sahut Yasmin. "Sejak kapan kalian ngelakuin ini di belakang aku? Gimana awalnya kalian bisa berhubungan? Apa Mama udah ngincer Aditya sejak lama? Atau sejak awal kamu memang sukanya sama Mama, bukan sama aku?" tanya Yasmin beruntun.

Aditya dan Bella bungkam. Mereka dihujani banyak pertanyaan dan teriakan dari Yasmin.

"Kapan dan di mana kalian berhubungan? Siapa yang udah bikin rekaman itu? Kalian sengaja ngerekam kegiatan kalian supaya bisa nunjukin ke aku? Kalian sengaja mau pamerin video ini ke aku?" tanya Yasmin diiringi senyum getir.

"Kenapa kalian tega ngelakuin ini ke aku?" tanya Yasmin dengan derai air mata.

Dada Yasmin terasa sesak. Ada banyak sekali pertanyaan yang bermunculan di kepalanya, tapi gadis itu sudah tak sanggup lagi melihat wajah para penghianat itu lebih lama.

"Nggak ada gunanya juga aku dengar jawaban dari kalian. Semuanya udah berakhir," ucap Yasmin. "Semuanya udah berakhir."

Yasmin pergi begitu saja tanpa mendengar jawaban dari Aditya dan Bella. Yasmin memilih untuk melarikan diri dari pahitnya kenyataan yang akan membuat dirinya makin terluka.

"Yasmin! Kamu mau ke mana?"

"Yasmin, jangan pergi!"

Yasmin berlari kencang meninggalkan gedung pernikahan. Aditya dan Bella berusaha mengejar, tapi mereka berdua kehilangan jejak Yasmin.

Tangis Yasmin pecah begitu ia keluar dari aula acara. Gadis itu berlari tanpa arah dan tujuan, dengan masih mengenakan gaun pengantinnya. Wajah Yasmin yang masih dihiasi riasan, kini mulai basah karena air mata. Meski begitu, riasan mahal di wajah cantiknya sama sekali tidak luntur sedikitpun. Yasmin masih tetap menjadi pengantin yang cantik, walaupun pernikahannya sudah hancur.

*

“Apa? Perempuan itu nggak ada di ruang tunggu! Apa maksud kalian?!” Rahang Bastian mengeras. Tangan kekar pria itu mengepal kuat. Ponsel yang ada dalam genggamannya pun diremas kuat.

[“Maafkan kelalaian kami, Tuan. Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk menemukannya agar pernikahan Tuan berjalan lancar!”] sahut seseorang dari ujung telepon. 

“Jangan banyak bicara dan cepat temukan perempuan itu!” seru Bastian lantang. Ia langsung mematikan sambungan telepon secara sepihak. 

“Sial! Berani-beraninya perempuan itu pergi dan menghancurkan acara ini. Kurang ajar!” 

Pria tampan dan tegap dibalut tuksedo hitam nan menawan itu tidak bisa tinggal diam. Dia harus menemukan mempelai wanita yang sudah dia bayar untuk menjadi pengantinnya hari ini, di depan keluarganya dan semua orang. Demi menghindari perjodohan dan deretan kencan buta dengan pilihan kedua orang tuanya, Bastian menyewa seorang wanita untuk menjadi mempelainya. 

Namun, perempuan yang belum pernah Bastian lihat wajahnya itu memilih kabur padahal sejam yang lalu, anak buahnya memastikan jika perempuan itu sudah ada di ruang tunggu mempelai dengan gaun pengantin dan riasan lengkapnya. 

“Kalau dia baru sekarang kabur, mungkin dia belum berada jauh dari gedung ini! Aku nggak boleh duduk diam dan menunggu orang-orang nggak becus itu!” Bastian lantas keluar dari venue pernikahannya. 

“Bas! Bastian, kamu mau ke mana? Acaranya udah mau dimulai lho!” teriak Marissa, ibu Bastian. 

Bastian menghiraukan panggilan dari sang ibu dan tetap pada langkahnya untuk menemukan mempelai wanitanya yang dikabarkan kabur. 

*

"Kenapa semuanya jadi begini?" gumam Yasmin diiringi isak tangis. 

Yasmin tak mau melihat wajah mereka. Gadis itu juga tak tahu bagaimana ia harus menghadapi Aditya dan ibunya.

Setelah pernikahan Yasmin dan Aditya dibatalkan, gadis itu masih bisa memutus hubungan dengan Aditya. Namun, bagaimana dengan Bella? Sampai kapan pun Yasmin tidak akan bisa memutus hubungan dengan ibunya. Sampai kapan pun, Bella tetap akan menjadi keluarganya, bagian dari hidupnya yang tidak akan pernah bisa ia hapus.

Gadis itu masuk ke dalam lift, kemudian memencet tombol secara acak. Yasmin masih tak tahu harus pergi ke mana. Ia hanya ingin menjauh dari Aditya dan Bella saat ini.

"Kenapa Mama ngelakuin itu?" Yasmin benar-benar dibuat kecewa berat oleh ibunya sendiri. 

Yasmin menangis sejadi-jadinya di dalam lift yang sepi itu. Beruntungnya, tidak ada satu pun orang yang menaiki lift, jadi Yasmin dapat meluapkan kesedihannya dalam tangisan tanpa sungkan.

Gadis itu tak bisa berhenti memikirkan video yang memutarkan adegan panas antara calon suaminya dan ibunya. Bayang-bayang wajah mereka terus menghantui pikiran Yasmin.

"Aditya brengsek! Kenapa harus mama aku? kenapa kamu ngelakuin itu sama mama aku?" 

Yasmin duduk di pojokan lift, seraya menutup wajahnya dengan kedua tangan. Gadis itu terus mengumpat untuk melampiaskan amarahnya.

Tak lama kemudian, tiba-tiba pintu lift terbuka. Lift yang dinaiki oleh Yasmin nampaknya berhenti di lantai 15.

Alih-alih turun dan keluar dari gedung, Yasmin justru naik ke lantai yang lebih tinggi dari sebelumnya. Gadis itu nampak bingung saat ia keluar dari lift yang mengantarnya ke lantai tersebut.

"Lantai 15?"

Yasmin memandangi lorong lantai 15 yang cukup sepi. Baru saja gadis itu berjalan beberapa langkah, tiba-tiba seorang pria dengan tuksedo hitam datang menghampirinya dengan tergesa-gesa, lalu menangkap dirinya.

"Jangan coba-coba lari dariku!" seru pria itu.

Yasmin membelalakkan mata. Gadis itu tak sempat melarikan diri karena kejadiannya begitu cepat.

"I–ini maksudnya apa? Siapa kamu?" tanya Yasmin, seraya berusaha melepaskan diri dari cengkraman pria berbadan tegap itu.

"Mau apa sih kamu? Tolong lepasin saya! Jangan sentuh saya!" teriak Yasmin.

Pria berwajah tampan itu sama sekali tidak menghiraukan suara teriakan Yasmin. Ia juga tak gentar sedikitpun pada Yasmin yang terus memberontak.

"Kamu siapa? Lepaskan saya sekarang! Saya nggak kenal sama kamu! Kamu mau bawa aku ke mana?”

"Diam!"

Yasmin hampir menangis karena bentakan pria berwajah tampan tapi menyeramkan itu. Gadis itu panik dan ketakutan.

"Tolong! Saya diculik! Siapa pun tolong saya!" pekik Yasmin sekuat tenaga. "Tolong saya! Polisi! Ambulans! Pemadam kebakaran! TOLONG SAYA!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (18)
goodnovel comment avatar
Anilo Keren 37
Waaah parah ini salah tangkep wkwk Bisa betulan gini Jodoh nih kayak nya Bastian sama Yasmin
goodnovel comment avatar
Endah Spy
duh bastian kamu salah tangkap itu, yasmin bukan calon pengantin yang kamu bayar .. lagian si yasmin kenapa malah minta tolong ke ambulan dan damkar segara wkwk
goodnovel comment avatar
Viva Oke
lah Yasmin lagi panik karena diculik yg dipanggil ambulans dan pemadam kebakaran..lagi sedih baca dari awal karena perselingkuhan Aditya dan Bella jadi senyum juga
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Jodoh Salah Akad   Bab 21

    21)Ponsel itu kini tergeletak di atas ranjang, terhubung dengan kabel charger yang sudah dilepaskan. Lampu layar menyala penuh.Yasmin menatapnya, jantungnya sedikit berdebar. Ada rasa takut. Ada rasa penasaran. Tapi ia tahu, cepat atau lambat, ia harus menghadapi semua ini. Ia tak bisa terus-terusan lari dari semua masalah yang sedang terjadi. Ia menghela napas panjang. Jemarinya sedikit gemetar saat meraih ponsel itu.Satu per satu notifikasi mulai berdatangan begitu ia membuka layar. Puluhan pesan. Dari berbagai orang. Dari berbagai aplikasi.Yasmin mengabaikan semuanya untuk sekarang. Fokusnya hanya satu yaitumencari tahu kabar tentang butiknya.Ia membuka aplikasi pesan, mencari nama yang selama ini selalu jadi sandarannya."Mey …," bisiknya lirih, merasa sedikit lega saat menemukan nama itu.Tanpa banyak berpikir, Yasmin menekan ikon telepon.Nada sambung berdentang di telinganya, membuatnya semakin tegang.Satu detik. Dua detik. Tiga detik.“Halo?” Suara di seberang langsung

  • Jodoh Salah Akad   Bab 20

    20)“Jadi, kamu nggak ada niat honeymoon sama sekali?”Randy meletakkan sendok garpu di sisi piringnya. Restoran tempat mereka makan siang kala itu cukup mewah, dengan lampu gantung kristal yang mengayun pelan di atas meja bundar berlapis linen putih. Bastian menyesap kopinya, tenang.“Honeymoon itu buang waktu, Pa.”“Buang waktu?” Randy menaikkan alisnya. “Kamu nikah buat kerja atau buat hidup?”“Dua-duanya,” jawab Bastian datar.“Banyak proyek besar yang sedang antre untuk aku tangani. Jadi, aku nggak bisa ninggalin semuanya ke tim. Beberapa kesepakatan butuh aku sendiri yang handle.”Suara Randy mengembus napas panjang. “Tapi kamu baru saja menikah, Bastian. Gimana dengan Gita? Apa dia baik-baik saja saat kamu bilang akan masuk kerja lagi?”Bastian hanya mengangkat bahu.“Entahlah. Dia nggak berkomentar apa pun. Lagipula, Gita bisa tinggal dan istirahat di rumah dengan nyaman, Pa. Aku pastikan semua kebutuhannya terpenuhi.”“Dan kamu?” tanya Randy lebih pelan.Alis Bastian sedikit

  • Jodoh Salah Akad   Bab 19

    19)Tangan Yasmin masih memegang kardus besar itu ketika matanya terpaku pada lemari putih di hadapannya. Permukaannya mengilap, dengan ukiran lembut di tepinya. Ia membuka salah satu pintu lemari itu perlahan, aroma kayu dan sabun pelembut kain menyeruak keluar, menyambutnya dengan hangat."Pelan-pelan, Yasmin," gumamnya sendiri, menahan napas panjang.Ia menarik napas dalam-dalam, lalu mulai memindahkan satu per satu bajunya dari dalam kardus. Lipatan rapi, aroma lavender dari pengharum lemari yang dia sering pakai di rumah semuanya mengoyak memori. Ada sehelai sweater biru tua, pemberian sang Mama. Sebuah gaun putih yang ia beli sendiri saat berulang tahun ke-23. Ia menggantungkan setiap helai dengan hati-hati, seolah sedang merakit kembali identitas yang sempat tercerabut.Di dasar kardus, terselip sebuah pouch kecil berisi skincare dan makeup, maskara favoritnya, concealer yang hampir habis, lip balm yang sering ia pakai sebelum tidur. Ia tersenyum tipis, matanya sempat berkaca.

  • Jodoh Salah Akad   Bab 18

    18)“Paketnya sudah sampai, Tuan,” ujar Mbak Rina sembari memegang kunci gerbang di tangannya. Napasnya masih tersengal, tanda ia baru saja menyambut truk yang datang.Yasmin berdiri terpaku di depan jendela, tangannya masih menggenggam mug cokelat panas yang belum sempat disentuh. Tatapannya tertuju pada petugas pengantar barang yang menurunkan beberapa koper dan kardus besar ke halaman rumah.“Kiriman dari Pak Pram, sepertinya,” gumam Bastian di sampingnya. Ia baru saja turun dari tangga, sudah mengenakan kemeja putih dan celana panjang hitam dengan jam tangan perak di pergelangan kirinya.Yasmin mengangguk pelan. “Kamu kasih alamat ini ke Papa?” tanyanya tanpa menoleh.“Saya tulis semalam. Saya pikir kamu akan butuh barang-barangmu, cepat atau lambat.”Suasana jadi hening sesaat. Hanya suara burung dan derik roda koper yang terdengar di luar.“Saya minta kamu santai aja beresinnya,” kata Bastian lagi, nadanya lembut. “Kalau kamu butuh bantuan buat beresin ini semua, suruh aja Mbak

  • Jodoh Salah Akad   Bab 17

    17)Suara pecahan kaca masih terngiang di telinga Bastian ketika ia mendorong pintu kamar tanpa pikir panjang. Jantungnya menghentak keras seakan akan meledak.Bastian mendobrak pintu begitu mendengar suara pecahan kaca. Napasnya memburu, matanya liar menyapu seluruh ruangan. Ia menemukan Yasmin sedang berjongkok di dekat meja rias, memunguti pecahan vas kaca yang berserakan di lantai.“Yasmin!”Langkahnya terhenti begitu melihat Yasmin berjongkok di lantai, memunguti pecahan kaca vas yang berserakan. Jemarinya gemetar, ada goresan merah di telunjuk kirinya, dan satu pecahan kecil masih menempel di kulitnya.“Astaga, Yasmin—jangan!”Bastian langsung menghampiri, meraih pergelangan tangan Yasmin sebelum ia sempat mengambil pecahan berikutnya. Sentuhannya membuat Yasmin tersentak, tubuhnya menegang, napasnya tercekat.“Aku… maaf,” gumamnya. “Tadi aku nggak sengaja—vasnya jatuh.”Bastian menatap mata Yasmin yang tampak lelah, sembap, tapi tak ada jejak histeria di sana. Hanya kesedihan y

  • Jodoh Salah Akad   Bab 16

    16)Yasmin berlalu begitu saja tanpa menoleh lagi. Kepalanya tegak, tapi ada air mata yang masih menetes pelan di sepanjang pipinya. Langkah kakinya terasa berat. Ia bahkan tidak sempat melirik ke arah barang-barangnya yang masih terserak di kamar.Bella masih duduk di sofa, tatapannya membakar punggung Yasmin dengan amarah yang belum juga reda. Tapi kini tak ada yang mendengarkannya lagi.Bastian menyusul Yasmin dengan langkah panjang, menyamai kecepatan wanita itu tanpa bersuara. Tak ada yang dikatakannya, tak ada nasihat atau teguran. Dia hanya berjalan di belakang, seperti bayangan yang setia mengikuti cahaya.Di dalam rumah, Pram masih berdiri. Pandangannya tidak beranjak dari wajah Bella yang tampak kalut, kusut, dan kehilangan kendali.“Kamu bahkan tidak berniat sedikit pun meminta maaf pada Yasmin” ucap Pram dingin. “Padahal kamu yang paling bersalah di sini, bukankah setidaknya kamu minta maaf padanya?”Bella mendongak, napasnya memburu. “Haruskah aku melakukan itu, Pram, sem

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status