Share

Bab 3 | Tertangkap

Penulis: Cadar Hitam
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-23 11:11:47

Pintu rumah dibuka dengan kasar, kedua anak laki-laki berjalan memasuki rumah besar milik mereka sembari menarik kasar anak perempuan di rumah itu yang hampir saja berhasil melarikan diri dari rumah kalau saja kedua kakak laki-lakinya itu tidak langsung mengetahuinya.

Dito dan Rani sebagai orang tua kandung dari anak perempuan itu menunggu kedatangan kedua anaknya yang berhasil membawa pulang anak perempuan mereka yang sangat bandel. Mereka kompak menghembuskan nafasnya dengan kasar kala melihat anak perempuan mereka menunduk dengan tubuh yang bergetar karena menangis.

Akibat pergaulan, sang anak perempuan menjadi sangat tidak terkendalikan! Pergaulan bebas yang selalu ditakutkan oleh kedua orang tua tersebut telah memasuki kehidupan putrinya.

Selaku orang tua, mereka mengaku kecolongan. Mereka benar-benar tidak menduga kalau anak perempuan mereka bisa melakukan itu. Apalagi diam-diam ternyata dia mengenal dunia bebas tanpa sepengetahuan mereka.

Ini dikarenakan setelah sang anak mengenal kekasihnya yang bernama Rio, kekasihnya lah yang mengenalkan Rara pada pergaulan yang tak seharusnya ada dalam hidupnya.

"Akhirnya kalian berhasil membawanya pulang," ujar Dito sembari menghela nafasnya panjang.

"Dia sempat menolak, tapi syukurlah kami berhasil memaksanya pulang, meski cukup sulit karena pacarnya mencoba menghasut dia untuk membuat Rara memberontak pada kami," ujar Danuel sembari menatap tajam pada sang adik perempuannya yang begitu nakal.

Dito kembali menghembuskan nafasnya dengan kasar. Perlahan dia melangkah menghampiri putri tercintanya itu.

"Rara, apa kamu pikir kami tidak tahu kalau kamu membuat rencana untuk kabur? Dan apa kamu pikir kami tidak tahu kalau diam-diam kamu keluar dari rumah? Tanpa kamu ketahui, kalau dari jauh-jauh hari kami sudah menduga kalau kamu akan melarikan diri dari rumah, dan kami sudah menyiapkan semua persiapan seperti memindahkan letak CCTV dan sengaja membiarkan pintu tidak dikunci supaya kamu bisa keluar dari rumah ini, dan memudahkan kamu. Namun sayang, kamu tidak bisa pergi begitu saja," ujar Dito.

Apa? Jadi semua keluarganya sudah tahu soal niatnya yang akan melarikan diri itu? Ah sial, pantas saja acara kabur dia malam ini terasa sangat berjalan mulus tanpa hambatan, itu karena semua keluarganya pun sudah tahu dan memudahkannya pergi dan menangkapnya. Begitu?

Rara merasa dibodohi sekali.

"Sudah aku katakan kalau aku tidak mau di jodohi!" Serunya memberontak.

"Lantas, kamu mau menikah dengan siapa kalau bukan kami yang memilihkannya langsung untuk kamu? Dengan anak berandalan yang terlihat seperti gelandangan karena tidak ada didikan orang tua di dalamnya? Dia maksud kamu?" Seru Rani sangat marah.

"Jangan panggil dia seperti itu, dia Rio! Dan aku sangat mencintainya!" Seru Rara yang semakin memberontak.

Rani merasa tersulut emosi, dia melangkah cepat menghampiri putrinya lalu saat itu juga dia menamparnya dengan keras, sampai suara tamparan itu terdengar sangat nyaring. Suaminya, kedua anaknya dan kedua menantunya sangat terkejut mendengarnya.

"Siapa yang mengajarimu untuk berteriak di depan orang tuamu, Rara? Sudah punya keberanian kamu sampai berani berteriak di depan orang tuamu? Siapa yang mengajarimu berlaku tidak sopan seperti ini? Apa pria bajingan itu?" Sentak Rani dengan nafasnya yang memburu kasar lantaran begitu emosi karena tindakan anaknya yang melewati batasnya.

Rara semakin menangis mendengarnya, untuk pertama kalinya dalam hidupnya dia ditampar sekeras ini oleh ibunya. Dan tentunya bukan hanya pipinya yang sakit, tapi hatinya pun ikut sakit.

"Gara gara laki laki itu kamu menjadi anak yang pembangkang! Dan bisa-bisanya kamu mau kabur bersama dia? Akan jadi apa kamu pergi bersama dia? Masa depan yang sudah di atur serapi mungkin oleh keluargamu, dan kamu akan merusaknya hanya demi laki-laki seperti itu? Sadar Rara, dia bukan laki-laki baik! Harus dengan apa kami menyadarkan kamu!"

"Rani tenanglah." Dito merasa cemas dengan emosi istrinya yang menggebu-gebu.

"Tidak bisa, anak ini harus aku beri pelajaran supaya dia tahu sopan santun!" Ujarnya dengan penuh penekanan.

"Mulai sekarang, 1 minggu sebelum pernikahan, kamu tidak boleh keluar rumah sedikit pun! Kami akan mengurung kamu sampai pernikahan itu tiba! Dan Rara, sampai kapan pun kamu tidak akan bisa kabur atau pun menolak pernikahan ini! Pernikahan ini akan tetap berjalan seperti yang sudah di rencanakan!"

Tangisan Rara semakin menjadi saat mendengarnya, dia terisak hebat dengan tubuhnya yang bergetar. Perkataan ibunya mematahkan semangatnya untuk menolak perjodohan ini. Ibunya tetap bersikeras untuk menikahkan dia dengan pria yang sama sekali tidak dia inginkan.

Dan Rara sudah tidak punya kesempatan untuk menolaknya lagi.

******

Hari demi hari telah berlalu, kini hari yang dinanti oleh dua pihak keluarga telah terjadi. Hari dimana hari pernikahan yang mereka nantikan pun akan segera berlangsung.

Di kediaman Davin, semua orang tengah bersiap-siap untuk pergi ke rumah calon pengantin mereka. Davin pun tampak sibuk mempersiapkan dirinya dengan pakaian pengantin yang sudah di siapkan.

Davin benar-benar tidak menyangka kalau dia akan segera menikah, dia pikir kalau dia tidak akan menyentuh kehidupan pernikahan atau pun sebuah rumah tangga yang akan dijalani seumur hidup. Dia yang hobinya hanya kerja, kerja, kerja dan kerja sama sekali tidak terpikirkan untuk menikah.

Dan pernikahan ini terjadi karena sebuah perjodohan. Benar-benar tak disangka, Davin yang sudah lama tak mengenal perempuan, berakhir di jodohkan oleh orang tuanya yang sudah muak karena dirinya yang terlalu lama melajang.

Davin adalah anak pertama dari dua bersaudara, jelas tentu saja kedua orang tuanya jengah melihat anaknya yang belum mendapatkan pasangan, padahal kedua orang tuanya sudah tak sabar ingin memiliki menantu dan cucu dari anak sulungnya itu.

"Widih, kece banget lo." Rendi--salah satu teman Dokter di rumah sakit mereka bekerja masuk ke kamar pengantin dan melihat keadaan calon pengantin itu dengan senyuman lebarnya.

Bukan hanya dia saja, temannya yang lain pun ikut datang menghampirinya, dia adalah Danu.

"Gimana? Udah ganteng kan gue?" Tanya Davin sembari terkekeh pelan.

"Gak nyangka, bujang lapuk kita udah mau nikah," ujar Danu sembari terkekeh geli, "Tapi gue senang, karena akhirnya teman kecil gue ini mendapatkan pasangan, ya meski pun lewat perjodohan, tapi gue senang banget! Selamat ya Dav, gue berdoa semoga rumah tangga lo awet."

Davin tersenyum kecil sembari menganggukan kepalanya. Soal awet nya rumah tangga, entahlah dia tidak yakin karena beberapa hari yang lalu dia mendengar kalau calon pengantinnya itu sempat melarikan diri untuk menolak perjodohan ini.

Ah entah akan seperti apa nanti pernikahan ini, tapi Davin akan mencobanya secara perlahan. Dan mungkin saja, di tengah-tengah pernikahan ini ada cinta yang tumbuh di hati mereka sehingga menciptakan rumah tangga yang awet sampai mereka menua.

Ya, semoga saja.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Jodoh Untuk Om Dokter   Bab 53

    1 minggu telah berlalu...Hari ini adalah hari libur, rencananya hari ini Rara akan membeli kebutuhan selama sebulan di rumahnya bersama suaminya yang tidak bekerja di hari libur ini. Tadinya mereka berniat untuk bermain keluar, tapi Rara menolak dengan mengatakan kalau hari libur ini dia ingin menghabiskan waktunya di rumah saja.Sebelum itu, Rara harus membeli kebutuhan keduanya selama sebulan nanti. Dan dengan senang hati suaminya akan mengantarnya. Semakin hari Davin semakin posesif padanya, Rara tidak dibiarkan untuk pergi sendiri, Davin harus selalu ikut kemana pun istrinya itu pergi.Sebelumnya Rara akan merasa risih karena terus menerus di ikuti oleh Davin. Tapi sekarang semuanya telah berubah, justru Rara pun merasa tak bisa jauh jauh dari suami tampannya. Dia merasa nyaman dan damai jika ada suaminya disampingnya.Sebisa mungkin Rara hanya ingin bersama Davin. Setiap Davin pergi bekerja, Rara akan merasa sedih, dia akan merasa kalau dia kesepian jika tidak ada Davin disampin

  • Jodoh Untuk Om Dokter   Bab 52 | Galau

    "Raisa, buka pintunya, kenapa kamu diam terus di kamarmu. Buka pintunya, nak. Kamu belum makan dari sejak kita pulang dari rumah sakit. Ini sudah malam, jangan sampai kamu telat makan, mamah takut kamu kenapa kenapa lagi, nak. Mamah mohon."Entah sudah keberapa kalinya Gina datang ke kamar putrinya sembari membawa nampan berisi makanan untuknya. Pasalnya sedari mereka pulang dari rumah sakit, Raisa tiba tiba mengurung dirinya di kamarnya dan tak keluar sama sekali, dia juga menguncinya sehingga membuat Gina sulit untuk masuk ke dalam kamarnya.Gina sangat cemas, baru saja dokter mengatakan kalau Raisa semakin pulih, tapi tiba tiba saja Raisa mogok makan. Bagaimana kalau seandainya kondisi Raisa kembali memburuk?"Nak, mamah mohon," pinta Gina sangat memohon.Namun tak ada jawaban sama sekali. Karena di dalam sana Raisa tampak tengah merenung di bawah lantai dingin dengan bersandar pada ranjangnya. Tatapan matanya yang kosong melirik ke luar jendela sana yang menampilkan rembulan malam

  • Jodoh Untuk Om Dokter   Bab 51 | "Sudah Menikah?"

    "Aku sudah menikah."Apa katanya? Sudah menikah? Sungguh, Raisa amat sangat terkejut mendengarnya. Tubuhnya sempat membeku dan debaran jantungnya terasa seperti berhenti kala merasa sangat terkejut dengan perkataan yang baru saja terlontar oleh mulut mantan kekasihnya yang dia rindukan itu."S-sudah menikah?" Raisa mencoba memastikan semuanya.Davin menganggukan kepalanya. Meski rasanya dia ragu mengungkapkan pernikahannya, tapi secara spontan dia mengungkapkan semuanya, dan kini dia pun tak sadar telah menunjukan cincin pernikahan yang terpasang di jari manisnya.Raisa menatap tak percaya pada cincin yang terpasang di jari manis milik Davin, ini benar benar mengejutkan. Rasanya ini seperti mimpi yang tidak pernah dia duga. Dia hanya tak menyangka kalau ternyata Davin menikah, dia pikir Davin tidak akan sampai menikahi perempuan lain.Apa yang Raisa harapkan? Apa dia berpikir kalau Davin akan menunggunya? Dan dia pikir apa Davin akan menikahinya? Raisa lupa, kalau hidup ini harus teru

  • Jodoh Untuk Om Dokter   Bab 50 | Pertemuan

    Siang ini Raisa dan ibunya akan pergi ke rumah sakit untuk kontrol, meski Raisa sudah berhasil selamat dari penyakit yang hampir saja merenggut nyawanya itu, tetap saja Raisa harus melakukan kontrol rutin untuk menjaga kesehatannya tetap baik.Dan siang ini, Raisa dan ibunya baru saja sampai di rumah sakit tempat dimana dia akan kontrol. Keduanya telah memiliki janji, setelah mengantri hampir 30 menit, akhirnya namanya dipanggil dan detik itu juga dia dituntun untuk masuk ke ruangan yang dimana Dokter telah menunggu kehadirannya.Selama kontrol berlangsung Raisa tampak terlihat tenang, dia sama sekali tidak menunjukkan tanda tanda cemas atau pun takut. Namun dibalik itu sang ibu tampak sangat cemas, dia tak berhenti menggenggam erat tangannya sampai berkeringat. Raisa paham perasaan ibunya, karena penyakit yang dia derita membuat ibunya sudah tidak pernah menemukan ketenangannya lagi.Banyak sekali yang dibahas selama disana dan banyak sekali hal hal yang di periksa kembali, hingga ak

  • Jodoh Untuk Om Dokter   Bab 49 | Masa Lalu

    Dengan langkah yang tergesa-gesa Syera melangkah memasuki rumah sakit dengan heelsnya. Raut wajahnya terlihat sangat tak baik-baik saja, tampaknya ada sesuatu yang membuatnya merasa ada yang berbeda hari ini.Namunnya, bukannya pergi menuju ruangannya. Justru Syera malah melangkahkan kakinya menuju salah satu ruangan yang ada di lorong sana. Dengan mengetuk pintu beberapa kali, dia meminta izin pada pemilik ruangan itu untuk masuk, hingga akhirnya terdengar suara pemilik ruangan itu yang mengizinkannya untuk masuk."Davin," panggilnya.Davin yang baru saja memakai jas kedokterannya itu pun langsung berbalik dan menoleh ke belakang. Keningnya mengerut bingung kala melihat kedatangan Syera yang menurutnya terlalu pagi untuk menghampirinya."Kenapa?" Tanya Davin dengan kebingungan.Entah harus mulai dari mana dulu Syera bertanya, dia tampaknya masih sangat syok dan saat ini tengah mencoba untuk menenangkan dirinya."Kenapa Syer?" Tanya Davin sekali lagi."Aku masih syok Davin. Tapi apa k

  • Jodoh Untuk Om Dokter   Bab 48 | Raisa

    "Raisa, tengah apa kamu malam malam di balkon sendirian? Masuk sayang." Gina menatap putrinya dengan raut wajahnya yang terlihat cemas kala melihat anak perempuannya duduk sendirian di ayunan balkon kamarnya dengan udara malam yang sangat dingin.Raisa menoleh sekilas pada ibunya sebelum akhirnya dia tersenyum, "Tidak Ma, aku tengah mencari udara segar. Sudah lama rasanya aku tidak menikmati udara segar seperti ini," balasnya.Gina menghela nafasnya panjang, "Kamu sangat merindukan suasana malam ternyata."Raisa menganggukan kepalanya, "Benar, aku sangat merindukan suasana malam dan suasana di luar sana. Semuanya terasa sangat berbeda, ada banyak hal yang berubah. Tapi aku merasa sangat senang, setidaknya aku masih diberi kesempatan untuk tetap melihat dunia luar. Setelah sekian lama aku berpikir kalau aku mungkin tidak akan melihat dunia luar lagi."Mendengar itu Gina merasa sangat sedih, dengan lembut dia mengusap tangan putrinya yang terasa dingin karena udara, "Mama juga sangat se

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status