Tiba-tiba lelaki itu menghantamkan tinjuan ke wajah Andriek, sehingga membuat Andriek jatuh tersungkur.Hidung mancungnya mengeluarkan darah, Andriek mengaduh kesakitan.Mereka tak perduli semakin brutal.Kali ini memaksa serta membentak.
"Man duit lo! Cepet dih lama banget sih."
Andriek tampak gemetaran dan segera merogoh kantong celananya.Dia bermaksud memberikan semua uangnya.Lelaki yang berpenampilan preman itu tertawa.
"Bagus." Sambil mengelus rambut Andriek.
"Ini."Andriek memberikan beberapa lembar uang kepadanya.Lelaki itu menerimanya, akan tetapi itu belum cukup membuatnya senang.Lelaki itu menendangnya hingga Andriek terkulai lemah tak berdaya. Matanya berkunang-kunang.
Dia teringat.
Sayang kamu kenapa? Kamu terluka ayoo kemari ibu akan mengobatimu.
Tapi....
Kata-kata itu sudah terjadi beberapa tahun yang lalu. Ketika ibunya masih hidup.
Dunia seakan membuatnya terus menderita, semangat juangnya pun hampir saja rapuh.
"Hei berhenti! Kalian apa-apaan! Emang kalian pikir bisa bully orang lain seenaknya ya dasar brengsek!"
Seorang perempuan dengan pakaian brandal tiba-tiba meneriaki dua orang lelaki itu, dia berlari secepatnya.Dan dengan sangat sigap si kaki kanan perempuan itu melayangkan tendangannya...
"Auughh..... !"
Lelaki itu mengaduh akan tetapi, perempuan itu tak memperdulikannya.
"Cepet.... balikin duit dia!"Hardiknya lagi. "Atau kalian gue habisan di sini!"
"Eeeh jangan mbak ampun."Mohon kedua preman. Karena badannya terasa sakit dan babak belur akibat hantaman dari perempuan tersebut.Dia memandang kearah Andriek.
"Ini duit lo gue balikin!"
Uang berhamburan di depan Andriek dan merekapun lari terbirit-birit karena ketakutan. Perempuan itu mendekati Andriek di lihatnya wajah Andriek.
"Elo gak kenapa-napa?" Tanyanya khawatir karena wajah Andriek tampak begitu merah dan biru-biru."Atau gimana kalau kita ke klinik aja? Sepertinya luka loe tu parah banget."
"Gak mbak terimakasih, Aku baik-baik aja. " Jawab Andriek lirih, masih dengan posisi terlentang.Perempuan itu membantunya untuk berdiri... Serta mengambilkan Uang dan tongkat Andriek.Perempuan itu juga memapahnya berjalan
Sementara Di kejauhan, seseorang sedang memperhatikan mereka.
Siapakah dia........?
Seseorang itu adalah Keyla
Kejadian sebelumnya seperti ini.
Di kampus.
Dosen keluar dari ruangan, keyla tampak duduk lesu di kursinya. Queen, Ratna dan Andini datang menghampirinya...
"Deeerrr...." Kejut Ratna tiba-tiba.
"Iih Apaan sih! Main ngagetin aja." Wajah Keyla manyun.
Ratna tersenyum lebar. "Iya elo tu kenapa? Gak biasanya elo manyunan kek gitu?"
Kening Keyla mengkrenyit.
"Yuk ngafe Key biasa di cafenya Riyan, udah kangen nih pengen ngeliat wajah cakep doi Iyakan gaes?"
Kedua sahabatnya itu cuma merespon dengan alis yang di angkat. Ratna jadi keki tanpa jawaban apa-apa Keyla berdiri dari, posisi ternyamannya saat itu dan pastinya tiga sobatnya itu langsung ngekor dari belakang.Mereka berjalan ke pintu gerbang kampus wajah Keyla berubah 100%.
Dia tampak terbengong melihat Andriek di papah berdiri dengan seorang perempuan.
"Key kok berenti sih?" Queen jadi heran. Dia memperhatikan wajah Keyla dan ikut menatap kearah pemandangan yang di lihat Keyla.
"Elo kenapa Key?"
Keyla terdiam. "Helooo Key." Ratna juga ikut berkomentar. "Elo ngapain ngeliatin sepasang suami istri itu? Loe ngiri ya Itu tu baru CinSee." Andini menyambung.
"Apaan tuh CinSe?"
"Haha kepo, CinSe itu Cinta Sejati iyakan? Jelas-jelas itu cowok buta dan ternyata si cewek kayaknya tulus aja deh? Nerima apa adanya, Yakan?"
"Iyaa tuh keliatan mesra lagi." Ratna terkikik di buatnya.
"Jelas itu cowok buta dan ternyata si cewek kayaknya tulus aja deh nerima apa adanya, yakan?" "Iyaa tuh... keliatan mesra lagi." Ratna terkikik di buatnya. "Iih.... Kalian bertiga ngomongin apa sih? Lagian... Ogah gue emang yang lebih sempurna gak ada apa! Gak level, jijik!" Keyla baru menjawab, ketiga sobatnya hanya tertawa mereka udah tau banget Keyla itu cewek seperti apa. Keyla melanjutkan langkahnya, ekspresi wajahnya sedikit kesal. Keyla menatap dengan sinis ketika langkahnya hampir dekat dengan Andriek, Keyla pura-pura tak mengenalnya. Tentu saja, hal itu akan sangat merendahkan pamornya sebagai Keyla cewek primadona di kelasnya. Tak mungkin Keyla mengakui Andriek sebagai suaminya. Seorang pria buta yang telah menikahinya beberapa hari yang lalu. Keyla mempercepat langkahnya tak sampai 10 menit Keyla dan sobatnya sudah sampai di cafee victoria, milik Riyan. Karena ternyata kampus Keyla tak begitu jauh dari posisi cafee itu berada. Seperti biasa
Gadis imut ini bernama Riana Fairuz. Lampu belajar berdiri sangat antusias menemani gadis berpipi merah, dia adalah Riana Adik tersayang Andriek...Sudah hampir 1 jam, dia duduk di bangku sambil mencatat buku hariannya. Matanya terlihat sembab. Dia sedang menangis waktu itu, Dia telah kehilangan ibu dan kini kakaknya pergi karena pernikahannya dengan keyla si cewek sombong. "Riana." Panggil Ayahnya tiba-tiba, dia segera menyeka air matanya. "Apakah kamu sudah tidur? Ayah buka ya pintunya?" Susah payah dia menyahut. "I... iiya Yah buka aja, Riana belum tidur kok." Jawabnya parau. Tak lama kemudian Ayahnya masuk, dia pandangi puteri semata wayangnya. "Riana, Kamu kenapa?" Tanyanya pelan. "Kamu kok nangis." Lelaki tegap dengan wajah tirus terus menatapnya. Riana tersenyum kecil, menyembunyikan kesedihan yang sangat ia rasakan. "Ayah... Riana baik-baik aja kok, siapa bilang Riana nangis tuh kan Riana senyum." Dia terus mencoba tersenyum.
"Ndriek. Lo." Ujarnya khawatir karena melihat wajah pucat Andriek yang sama sekali tak bergerak. Dia sentuh kening dan leher Andriek panas mungkin bisa di bilang panas itu mencapai 40°C jika di ukur dengan Termometer. "Ndriek... lo bisa denger guekan?" Dia menggoyang-goyangkan tubuh Andriek. Entah mengapa tiba-tiba perasaan khawatir itu semakin lama semakin besar. Dia sangat takut dan bingung apa yang harus dia lakukan, dia gugup. Di pandanginya lagi wajah tampan Andriek wajah itu pucat, bibir yang sebelumnya merah juga pucat. Sepertinya Andriek merasakan sakit yang begitu sakit. Ada sesal di hati Keyla, kenapa waktu itu dia sangat tak perduli spontan Keyla langsung mendekati tubuh Andriek yang terbaring kaku dan mendekapnya. Dekapan itu terasa menghangatkan tubuh Andriek yang dingin akibat dari suhu badannya yang terlalu panas tinggi. Tiba-tiba lelaki di sampingnya itu bergerak, tanpa Keyla sadari tangan Andriek balas mendekapnya. Mendekap dengan erat tentu saja itu
"Jika itu alasan kamu kesini, sekarang udah gak ada masalahkan? Kamu bisa keluar dari kamarku, silahkan." Keyla langsung menatapnya tak percaya. "Apa-apa ini! Lo ngusir gue? Huh sampai mati juga gue gak akan sudi tinggal di kamar lo!" Jawabnya kesal, keyla berdiri dari duduknya serta pergi dari hadapan Andriek. Lelaki itu hanya tersenyum. "Ouh apa yang udah aku lakuin? Ini bodooh." Desahnya kesal sambil memegangi bibirnya pelan. Dia sangat menyalahkan dirinya karena ciuman tadi. Setelah keluar dari kamar Andriek Keyla duduk di sofa ruang tamu. Dia menghela nafas pendek. 'Apa maksud Andriek bilang kayak gitu? Dia itu bener-bener cowok yang gak tau diri banget. Key ada apa ini?' Batinnya lagi. Perasaannya sangat menyesal dan kesal sekali bagaimana mungkin dia bisa berciuman dengan seorang lelaki yang sangat dia benci. Kenapa dia bisa begitu pasrah dalam pelukan lelaki itu. Ting... Tung.... Tiba-tiba bel berbunyi. Keyla terkejut dari lamunannya d
Tentang Riko Pranata. Cinta itu terkadang mengalahkan segalanya. Menyisahkan sebuah cerita..... Tentang apa itu masa lalu.... Tentang apa itu kesetian... Seperti arti kebersamaan dan apa itu ketulusan... Terkadangpun sebuah senyuman selalu meninggalkan kerinduan yang begitu dalam.... Tak bisa jauh karena kesepian akan selalu hadir dan membuat semuanya menjadi warna yang memudar. Tak ada kata yang lebih di dunia ini selain kata cinta... Riko Pranata adalah seorang cowok keturunan Turki indonesia. Yang sejak usianya empat tahun, sudah menetap di indonesia. Dia terlahir dari pasangan dua insan yang saling mencintai, dia juga anak lelaki satu-satunya atau bisa di artikan dengan kata yang lebih dalam yaitu "semata wayang." Hidupnya terbilang sangat beruntung karena Papahnya seorang pengusaha sukses dan dia adalah pewaris satu-satunya juga. Akan tetapi usia Papahnya tidak lagi muda. Sudah empat tahun dia menjali
Riko terdiam sejenak. "Apa nungguin si Keyla jadi istri kamu?Bukannya pacar kamu itu udah jadi istrinya orang sekarang." Mamah berkata sambil mendudukan pantatnya di sofa. "Gak tau deh mah."Riko baru menjawab. "Yang sudah menjadi milik orang ya tidak usah di harap lagi lah Rik."Kali ini Papahnya yang berbicara. "Tapi... Riko cinta banget sama Keyla sekalipun Riko harus jadi bujang tua, Riko akan tungguin jandanya Keyla." "Aduh... Riko... Riko... berpikir itu yang luas sedikit kenapa? Perempuan lainkan masih banyak Riko." Riko menggeleng. "Setia sih boleh aja tapi tidak segitunya juga kali Rik." Papahnya tersenyum. "kamu itu lucu, atau gimana kalau papah nikahkan kamu sekarang?" "Maksud papah?" "Iya Papah itu punya temen dan beliau pernah nawarin anaknya buat jodohan sama kamu." Riko tersenyum lagi. "Papah Rikokan udah bilang, Riko masih pengen sendiri kalaupun ada jodoh gak akan ketuker kok." Kedua orang
Keyla membuntuti mereka. Sesampainya di taman belakang kampus. Mereka berdua langsung duduk di sebuah bangku yang tersedia di taman itu, suasananya masih terasa sepi. Karena memang ini terlalu pagi. Embun-embun pun sepertinya masih terlihat menempel di dedaunan. "Rik." Ujar Queen memulai percakapan. "Apa?" "Janji lo gak akan marah." "Apaan sih bikin penasaran aja."Cowok tampan itu tersenyum "Janji dulu elo gak akan marah. Dengan apa yang akan gue sampaiin ini." "Iya iya gue janji cepetan." "Oke." Queen menarik nafas panjang terlebih dulu."Gue... hamil Rik." "Ma.... Maksud lo?" Riko langsung kaget dan gugup. "Iya gue hamil, dan itu positif. Lo harus tanggung jawab Rik." Di balik pohon sana, Keyla segera menutup mulutnya ketika pun dia sangat shock atas penuturan yang di sampaikan Queen pada Riko. Jadi dia berpikir bahwa Riko telah mengkhianati cintanya selama ini. Riko berselingkuh dengan sahabatn
Tak terasa waktu terus bergulir. Sekarang sudah jam 00.00 wib dan pastinya para pelanggan dan karyawannya juga sudah pada pulang. Dan Riyan menutup caffenya,Tapi si Keyla masih aja di situ, jadi bingung harus bertindak bagaimana. "Key... elo gak pulang?" Tanya Riyan pelan, dia tidak ingin, ada hal buruk yang terjadi. Di lihatnya Keyla sudah tertidur dengan posisi kepala di atas meja, sepertinya bir itu sudah memabukannya. Sejak tadi ponselnya di matikan, Keyla sepertinya tak mau Riko terus menggangunya. Riyan jadi semakin bingung. Haruskah dia mengantar Keyla pulang? Jika dia mengantarnya pulang kerumah sudah pasti kedua orangtua Keyla marah. Tapi... Menurut info dari temen-temennya Keyla sudah pindah dan memiliki Apartemen baru tapi di mana alamatnya. Riyan tidak paham akan hal itu. Akhirnya dia memutuskan untuk menidurkan Keyla di kamarnya yang berada di atas ruko ini tepatnya di kamar pribadi miliknya. Perlahan dia angkat tubuh Keyla dan membawakannya keatas.