Share

25. Berangkat ke Puncak

Lintar balas tersenyum, ia tampak bahagia dengan kalimat yang diucapkan oleh wanita cantik itu. Lintar sangat terharu, seolah dirinya sulit mempercayai kenyataan tersebut. Dengan sangat mudahnya, Dewi memberikan hadiah yang sangat bernilai tinggi.

"Kamu kenapa? Kok, diam?" tanya Dewi mengagetkan Lintar yang tengah termenung.

Lintar terperanjat dan sedikit terkaget-kaget. "Ti—tidak apa-apa, Wi," jawabnya.

Setelah itu, Dewi bangkit dan pamit sebentar kepadaintar. Saat itu, ia hendak melaksanakan Salat Isya terlebih dahulu. Begitu juga dengan Lintar, ia langsung melaksanakan Salat Isya di kamar khusus yang ada di kediaman Dewi.

* * *

"Kok, rumah si Lintar sepi?" desis Dani yang baru saja pulang dari Bandung.

Kemudian, ia melangkahkan kakinya menuju ke arah pintu kediaman sahabat baiknya itu.

'Tok! Tok! Tok!' Dani mengetuk pintu pelan.

"Assalamualaikum," ucap Dani. "Tar, buka pintunya!" teriak Dani, ia tidak mengetahui jika malam itu Lintar tengah berada di kediaman Dewi.

"Lintar
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status