Share

Permainan dimulai

SELAMAT MEMBACA

■■■■■■■■■■■■■■■■■■■■

Ngopi

gan...hehe.

Selang beberapa minggu kemudian....

°

°

°

Di sudut kota, terdapat kafe kecil bernuansa Eropa, yang selalu manarik pengunjung karena tempat nya yang strategis juga pelayanannya yang baik.

Setelah resain dari kantor, Kyla mendirikan kafe itu. Seakan nasib baik sedang berpihak padanya, kafe yang didirikan Kyla ini tak pernah sepi peminat .

Pagi-pagi sekali, seorang wanita berpakaian glamour nampak menginjakkan kakinya di kafe itu, ia terus memandang sekeliling, mencari-cari seseorang yang ingin ia ajak bicara.

"Ada apa kemari?" tanya Kyla dengan menghampiri Hana yang clingukan.

"Jadi, ini kafe mu ya? Oh ya, ada undangan untukmu."

Hana memberikan undangan pada Kyla.

"Pernikahan Sandi?" tanya Kyla pelan. Jantungnya seakan berhenti berdetak.

Ia menerima undangannya, dan berusaha tetap tegar di hadapan Hana. Pastilah ia sakit hati.

"Kau bilang aku harus menjauhi Sandi. Jadi, kenapa malah kau sendiri yang mengundangku?" geram Kyla.

"Polos sekali! Sadarlah Kyla, apapun yang aku lakukan hanyalah untuk menyakitimu."

"Wanita macam apa kamu ini? Terkutuk! Memangnya apa salahku? Aku sudah menepati janji, dan aku juga sudah membuat adikmu membenciku," bentak Kyla meluapkan emosi yang meledak-ledak. Ia pun mulai meneteskan bulir air matanya. Ia tak sanggup dengan realita sekejam ini.

Suasanapun menjadi menegang ketika Kyla mulai meninggikan suaranya. Dan perdebatan merekapun menjadi bahan tontonan pelanggan di kafe.

"Kau tidak membuat adikku membencimu, tapi kau justru membuatnya, jadi lebih memujamu." Hana mendebat tak kalah emosinya dengan Kyla.

"Ini semua salah mu! Kalau kamu gak membuatku berjanji untuk menjauhinya, pasti semua____"

"Apa? Semuanya gak akan terjadi, kalau kamu tidak merahasiakan identitasmu itu," timpal Hana membuat Kyla menggeleng pelan.

"Memangnya kenapa? Kalau begini, aku jadi tau sifat aslimu yang matrealistis. Apa kamu menyesal? Apa kamu takut, kalau ayahku mengetahui ini... ia akan menarik dananya dari perusahaan suami mu?" ucap Kyla dengan nada meremehkan.

"Iya! Iya, kalau iya kenapa?" jawab Hana membentak dan menatap Kyla dengan sorot tajam.

Kyla menghapus air matanya, ia pun tersenyum licik pada Hana.

"Haha, skakmat! Sudah ku duga. Tenanglah nenek sihir! Kamu aman sekarang, karena ayahku... tidak akan melakukan itu," cletuk Kyla sambil menarik nafas pendek, ia berusaha mengontrol agar nafasnya kembali beraturan.

Ayah nya tak tahu-menahu tentang masalah ini. Bahkan ayahnya saja tidak tahu kalau Kyla bekerja di perusahaan Aryo, Kyla sengaja meminta Aryo untuk merahasiakan identitasnya.

Lain halnya dengan Hana yang tak tahu sama sekali latar belakang Kyla. Aryo tahu dan justru berempati, mau membantu Kyla.

Sadar bahwa dirinya telah menjadi pusat perhatian, Hana pun langsung berlalu dari sana.

"Atas rasa sakit ini, aku berjanji akan membalasmu!" batin Kyla berkata. Ia mengepalkan tangannya sebagai isyarat ia akan balas dendam.

Wanita berhijab yang sedari tadi menyaksikan adu mulut Kyla dengan Hana, menunjukan rasa simpati pada Kyla. Ia beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri Kyla.

"Jangan sedih, nak! Wanita itu pasti celaka," ujarnya menguatkan.

Mendengar ada yang berusaha menguatkan, Kyla jadi teringat akan sosok ibunya.

"Ibu..." lirih Kyla parau, ia memeluk wanita itu.

"Ya, kamu boleh memanggil saya...ibu."

█■■■■█

Rezza belum berterus terang pada Bella juga sahabatnya bahwa ia kan pergi ke Spanyol. Kini ia duduk di bar, dan sedang bingung. Hanya memainkan gelas berisi beer yang masih utuh.

"Ah, lama-lama bisa gila gue!" geram Rezza.

"Kenapa sih, lo?" tukas Vino yang berada di samping Rezza.

"Si Hana nyuruh gue lanjut ke Spanyol," lirih Rezza. Vino menatapnya nanar.

"Dan lo mau?"

"Gua dipaksa!" jawab Rezza singkat.

"Kalo lu pergi, gua ama siapa dong?"

"Lu kayak gak punya temen aja sih, elahh...."

"Ya bukannya begitu, tapi lu kan yang paling akrab."

"Masih lama ah, belum juga lulus. Kali ae gua gak jadi ke sono, yekan?" ucap Rezza dengan menaikturunkan kedua alisnya.

Hp Rezza bergetar, ia pun langsung mengambilnya dari saku celana dan mengangkatnya.

"Kak Kyla?" ujar Rezza dengan menelan ludah getirnya. Dan segera mengangkat panggilan suaranya.

Di hp.

"iya kak, ada apa? Ha? Gak kedengeran kak!" jawab Rezza dengan menutup sebelah telinganya.

Rezza tak bisa mendengar suara Kyla karena dentuman musik yang sangat keras. Rezza pun langsung keluar dari tempat itu.

Vino yang bertanya, tak dihiraukan oleh Rezza.

Kyla curiga, sebenarnya Rezza sedang di tempat apa? Kenapa musik keras sekali yang memenuhi panggilannya.

Kyla mengajak Rezza bertemu di di kafenya. Karena tak ada urusan, Rezza pun dengan senang hati menemuinya.

Rezza memacu laju mobilnya. Ia mencari lokasi yang sudah diberikan Kyla.

Rezza turun dari mobilnya dan berdiri tepat di depan kafe. Ia terpesona dengan arsitektur tempat itu.

"Rezza, masuk sini!" seru Kyla sambil melambai dari depan pintu.

"Wah, bagus kak tempatnya!" sanjung Rezza.

Beberapa menit kemudian Bella melimbai masuk ke kafe itu ia bermaksud membantu kakanya melayani pelanggan.

"Eh Bella," sapa Rezza tapi Bella menanggapinya dengan sinis.

Kyla yang melihat tingkah adiknya pun langsung bertanya kepada Rezza.

Kyla menarik kursi hingga berada dekat di depan Rezza.

"Kamu apakan adik aku?" tanya Kyla agak jutek.

"Eh, enggak diapa-apain kok!" balas Rezza reflek.

"Jadi, kenapa dia cemberut seperti itu?" tanya Kyla lagi seakan mengintrogasi Rezza.

"Biasanya kalo cewek tiba-tiba gitu sih... lagi pms," ujar Rezza dengan memperhatikan Bella yang sok sibuk melayani pelanggan.

"Heh, jangan bercanda!"

"Iya iya! Aku jujur deh," kata Rezza dengan memasang muka malas, Rezza menceritakan kalau seminggu lalu ia menyatakan cinta pada Bella. Dan karena itu hubungannya dan Bella jadi merenggang.

Yang Bella mau hubungannya dan Rezza tetaplah sebatas adik dan kaka kelas.

Meski sudah berlangsung lama, tapi tetap saja Bella tidak suka kalau Rezza menunjukkan perhatian padanya. Karena Bella kan sedang menjaga hati. Oleh karena itu, Bella bertindak menjauhi Rezza.

"Kalian ini jomblo, udah gitu sama-sama ngenesnya," tutur Kyla menyayangkan sikap mereka berdua.

"Hehe..." Rezza terkekeh sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Kyla berdiam sebentar mengamati situasi di sekelilingnya. Ia merasa ada orang yang berusaha menguping pembicaraannya dengan Rezza.

"Rezza, bisakah kamu membantu Bella? Dia kelihatannya kesusahan membawa cangkir-cangkir itu. Aku ada urusan sebentar," tutur Kyla dengan beranjak berdiri.

"Oh ya, tentu saja kak!" Rezza pun melenggang mambatu Bella.

"Kamu mengirim anak buahmu untuk memata-matai ku, atau Rezza?" pikir Kyla setelah melihat sosok anak buah Hana yang dulu pernah memata-matai hubungannya dengan Sandi.

Kyla menghampiri lelaki bertubuh kekar yang duduk di ruang V.I.P , benar saja Kyla makin geram, saat melihat lelaki itu mulai memotret gambar-gambar kebersamaan Bella dengan Rezza.

Kyla berjalan cepat dan tiba di hadapan lelaki itu.

"Apa ini?" Kyla mengambil ponsel milik lelaki itu.

Lelaki itu terkejut dan berusaha melarikan diri melewati pintu.

"Kamu tidak bisa lari! Kuncinya ada padaku," ujar Kyla masih dengan sifat juteknya.

"Kamu dibayar berapa? Sampai-sampai mau dijadikan babu wanita itu. Menjijikan!" cletuk Kyla denggan beraninya.

"Oh astaga! Wanita ini selalu saja jadi penghalang pekerjaanku," batin lelaki itu dengan merebahkan tubuhnya ke sofa.

"Sekarang jawab pertanyaanku! Mengapa kamu memotret gambar adikku?" tanya Kyla ketus.

"Karena aku sudah ketangkep basah... jadi, aku akan jawab. Hana menyuruhku memata-matai adikmu dan Rezza," jawabnya dengan menyamai posisi Kyla yang sedang berdiri tegak di depan pintu.

"Untuk apa dia melakukan ini?" Kyla berusaha menggali informasi lebih jauh.

"Kamu akan berikan berapa, jika aku buka mulut?" sahut lelaki itu dengan berbisik pada Kyla.

"Berapapun yang kamu mau," balas Kyla tak berfikir dua kali untuk membuat keputusan.

"Sepakat! Aku sekarang ada dipihakmu," lelaki itu menjulurkan tangannya untuk bersalaman sebagai tanda persetujuan kesepakatan.

TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA

■■■■■■■■■■■■■■■■■■■

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status