Share

Bab 6 - Heru Dikeroyok

Author: Almirah
last update Last Updated: 2021-08-11 10:59:55

BUNGA dan Heru berjalan tergesa-gesa keluar dari mall dan Tower A, menghindari pandangan orang-orang yang melihat keributan yang terjadi di kafe tadi. Langkah keduanya seakan tidak ragu mengarah ke Tower C, tempat apartemen Heru berada.

“Sialan si Hendra itu,” sungut Bunga. Bagaimana pun, dia dibuat malu di tempat umum, dan merasa tidak enak dengan Heru yang baru dikenalnya.

‘Tukang selingkuh? Hendra bilang aku tukang selingkuh? Sialan bener!’

Menyadari langkahnya yang menuju ke Tower C, Bunga tiba-tiba berhenti. “Ngapain kita ke sini?” tanyanya bingung.

“Tidak apa-apa,” sahut Heru. “Kita ke tempatku saja.”

“Tempatmu? Kamu tinggal di sini?”

“Iya, ayo kita naik.”

“Ah!” Bunga tampak ragu-ragu. Melihat itu, Heru segera menarik tangannya dan menggandengnya menuju ke lift.

Teteapi Bunga tetap ragu. “Aku tidak mau, aku mau pulang saja!”

Heru tidak ingin memaksanya, nanti malah menimbulkan salah pengertian. “Oke, apakah aku antar saja?”

“Tidak perlu, aku naik taksi saja.”

Heru lalu mengantar Bunga mencari taksi yang banyak parkir di dekat mall, karena untuk memesan taksi online akan membutuhkan waktu lebih lama.

Heru sebenarnya hampir berhasil menyentuh hati Bunga di kafe tadi, jika saja tidak dikacaukan oleh kehadiran pemuda bernama Hendra itu. ‘Sialan anak itu,’ umpat Heru dalam hati.

Bunga begitu sensual. Wajahnya bening banget, halus mulus dan licin. ibarat jika ada lalat yang berani hinggap di wajahnya, lalat itu pasti akan tergelincir karena licinnya!

Wajah itu putih ranum, dihias pula dengan rona kemerahan yang membuatnya tampak sumringah. Lentik bulu matanya menghias indah mata yang lekuknya seperti tersenyum.

Tetapi yang paling membuat Heru langsung jatuh hati adalah tatapan mata itu! Begitu dalam, teduh, bagaikan samudra atlantik. Pandangannya mampu menembus jantung Heru dan mengukirkan kata-kata indah di dalam bilik-biliknya.

Ah, mungkinkah Bunga bisa menjadi pelabuhan terakhir bagi hatinya yang kelana?

Tiba-tiba, terdengar beberapa orang berteriak ke arahnya. “Itu dia!”

Tampak beberapa pemuda bergegas mendatanginya. Salah seorang di antaranya adalah Hendra!

“Heh, bajingan!” bentak Hendra. “Kamu pikir bisa lolos begitu saja setelah merebut pacar orang?”

Heru tercenung. ‘Urusan apa anak sialan ini menuduhnya merebut pacarnya?’

Tetapi Heru berkata kalem. “Hendra, kamu bernama Hendra, kan?”

“Iya, kenapa?”

“Hendra, aku tidak merebut pacar siapa pun!”

“Kamu merebut Bunga, pacar aku!”

“Tidak! Kamu salah. Aku dan Bunga baru saja berkenalan, dan tidak berpacaran!”

“Bohong! Kamu merayu dia, kan, tadi?”

Heru menarik napas dalam. “Sudahlah, aku tidak tahu urusan kalian, dan aku tidak mau mencampurinya,” kata Heru sambil berbalik dan akan pergi dari situ.

Tetapi Hendra sudah kepalang amarah. Melihat sikap Heru yang tidak menanggapinya, dia menjadi tambah sakit hati. Dengan gerakan tiba-tiba, dia memukul ke arah kepala Heru!

Heru yang merasakan ada serangan ke arahnya, tentu saja menghindar. Tetapi teman-teman Hendra sudah terpancing emosi dan ikut mengeroyok Heru. Tentu saja Heru menjadi kelabakan. Beberapa pukulan dan tendangan mengenai badannya sehingga dia terjatuh. Saat itu, Hendra yang sudah kerasukan iblis karena cemburunya, menendang kepala Heru dengan keras membuat Heru pingsan tak sadarkan diri!

“Hei.. hei, ada apa itu?” teriak orang-orang yang melihat kejadian pengeroyokan itu.

Melihat orang-orang ramai mendatangi, gerombolan Hendra langsung kabur melarikan diri.

Sriyono, satpam kenalan Heru yang juga berlari mendatangi keributan, segera mengangkat badan Heru. Bersama beberapa orang mereka mengangkat Heru ke arah mall, dan membaringkan Heru di sebuah ruangan yang menjadi pos kesehatan.

Seorang paramedis yang bertugas segera memeriksa keadaan Heru. “Tidak apa-apa, pak,” katanya kepada Sriyono. “Bapak ini hanya pingsan saja.” Dia berusaha menyadarkan Heru dengan semacam cairan yang dioleskan di hidungnya.

Heru tersadar dan mengeluh karena sakit di beberapa bagian badannya. Beberapa luka memar dan lebam mulai terlihat, dan diolesi dengan cairan oleh sang paramedis.

Sriyono mendekat. “Ada apa bang, kok dikeroyok orang?”

Heru mengerenyit menahan sakit. Dia bersyukur telah ditolong orang, dan mengenal Sriyono yang menjadi satpam mall. Tetapi dia enggan menceritakan masalahnya.

“Maaf bang, saya harus membuat laporan. Tolong diceritakan kronologis dan sebab-sebab kejadiannya,” kata Sriyono kembali.

“Saya kurang tahu,” jawab Heru akhirnya. “Tiba-tiba saja ada orang yang menyerang saya.”

“Apakah abang mengenal mereka?”

“Tidak, saya tidak kenal.”

Sriyono bingung. Bagaimana dia membuat laporannya? Tetapi tidak mungkin juga dia mengorek keterangan dari orang yang tidak tahu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   EPILOG

    Demikianlah kisah KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati), harus diakhiri sampai di sini. Cinta Heru yang terombang-ambing di antara sekian wanita mendapatkan muara pada seseorang melalui perjodohan. Namun cinta yang tumbuh bisa jadi adalah cinta yang sejati, bukan karena harta dan tahta. Mungkin pembaca menyadari bahwa salah satu bab, yaitu bab 37, tidak ada di buku ini. Bab itu terpaksa dicopot agar pembaca merangkai sendiri adegan demi adegan yang ada dalam bab itu. Bisa, kan? Hehe… Tentu masih banyak pertanyaan yang harus dijawab. Bagaimana nasib pak Kusuma? Bagaimana nasib Bunga? Bagaimana nasib Rara? Dan bagaimana kehidupan Heru dan Laksmi selanjutnya? Mudah-mudahan kisah KALIMAYA 2 (Cinta Yang Hilang) bisa segera hadir, karena akan disela oleh kisah yang lainnya, seperti BELLANOVA. Ditunggu saja, sampai jumpa…

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 60 - Keputusan Heru

    LAKSMI menatap Heru yang baru datang. Matanya sudah sembab karena menangis. “Sorry, sayang… tadi aku segera ke sini, cuma jalanan benar-benar padat,” bujuk Heru sambil meraih dan memeluk Laksmi. “Gimana, mas… papi ditangkap polisi…” Laksmi kembali menangis di pelukan Heru. “Kamu tenang dulu, ya, nanti kita mengurusnya. Ini mungkin hanya kesalahan saja…” Heru lalu menelepon Rudi. Dalam situasi seperti ini, tidak ada orang yang mampu mengatasinya selain sahabatnya itu. “Rud, pak Kusuma ditangkap polisi,” lapor Heru. “Iya, aku tahu,” jawab Rudi di ujung sana. “Kenapa, Rud?” “Tindak pidana, Her. Sebaiknya kita ketemu untuk membicarakan ini, kurang baik kalau bicara di telepon.” “Oke, aku akan ke tempatmu.” … Heru tampak tegang sekali ketika menemui Rudi. “Kamu harus menolongnya, Rud,” pinta Heru. Tetapi Rudi langsung menepisnya. “Sorry, kali ini tidak bisa, Her. Pak Kusuma telah mengg

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 59 - Telepon Dari Rara

    HERU bukan tidak tahu Bunga sangat merindukannya, begitu pun dia, sangat merindukan Bunga. Gadis centil itu telah merampas hatinya, membuatnya selalu terkenang, membuatnya menatap matahari yang bersinar di antara bunga-bunga di taman indah. Tetapi jika dia terus berhubungan dengan Bunga sementara dia akan menikah dengan Laksmi, pasti akan lebih menyakitkan lagi. Dia telah membuat keputusan, orang tuanya pun sudah datang melamar Laksmi secara resmi, pernikahan sudah disiapkan. Tidak ada jalan mundur lagi. ‘Cinta… Apakah itu cinta…Bertanya… tanpa sengaja…’ Kembali alunan lagu itu mengiang di telinganya. Apakah benar dia telah jatuh cinta kepada Bunga? Apakah Bunga yang menjadi cintanya? Ah, sulitnya meramalkan jodoh, siapa yang dicinta dan siapa yang dinikahi… ‘Tetapi, berikanlah Bunga sedikit kesempatan untuk bertemu,’ teriak hati Heru sendiri. ‘Jangan biarkan dia, kasihan, jangan didiamkan. Apa salahnya? Kamu harus bertan

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 58 - Bunga Galau

    SEBENARNYA, Heru dan Laksmi tidak ingin merayakan pernikahan mereka secara besar-besaran. Bahkan mereka ingin menikah di luar negeri saja, tanpa pesta. Tetapi pak Kusuma mempunyai keluarga besar yang ningrat dari Yogyakarta, tidak mungkin anak tunggalnya menikah begitu saja tanpa perayaan yang melibatkan keluarga besar. Sementara dari keluarga Heru yang di Malang, tidak terlalu mempersoalkan pesta pernikahan. Heru sudah merantau sejak tamat SMA ke Jakarta, dan jarang pulang. Heru sudah seperti ‘anak hilang’. Dalam rangka pernikahan ini, orang tua Heru hanya sekali datang ke Jakarta untuk melakukan prosesi lamaran. Sesuai janjinya, pak Kusuma mengatur semua pesta pernikahan di sebuah hotel mewah di Jakarta, termasuk seluruh biayanya. Bagi pak Kusuma, pesta pernikahan putri tunggalnya ini adalah show atas keberhasilannya di ibukota. Seluruh keluarga besarnya tidak boleh memandang rendah kepadanya! Laksmi menjadi repot sekali dengan urusan w

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 57 - Ungkapan Rudi

    BERITA tentang rencana pernikahan Heru dengan Laksmi ternyata disampaikan oleh pak Kusuma kepada Rudi. “Jadi, kamu memutuskan untuk nikah dengan Laksmi,” kata Rudi ketika mereka bertemu di sebuah kafe. Heru tidak segera menjawabnya, dia ingin tahu dulu bagaimana sikap Rudi. Hal ini terkait dengan banyak hal, termasuk ‘misi’nya menjadi direktur di perusahaan Rudi, serta --dugaan Heru-- hubungannya dengan Bunga yang menjadi sahabat Astrid! Tetapi karena Rudi sendiri memilih diam tidak berkomentar lagi, Heru akhirnya bertanya, “apakah kamu keberatan?” Rudi menatap Heru dan tersenyum. Entah kenapa, senyum Rudi kali ini terasa misterius bagi Heru. “Memangnya kenapa aku keberatan, brother!” kata Rudi. Tetapi Heru yakin, kata-kata Rudi itu hanyalah lip service belaka. Ada hal lain yang seharusnya dia katakan, sehingga dia meminta Heru untuk bertemu. “Katakan, Rud! Apa menurutmu?” desak Heru. Rudi menyeruput kopinya, b

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 56 - Pernyataan Heru

    MINGGU pagi, sudah cukup siang, Heru iseng mengunjungi lapak bu Ratna. “Selamat pagi mas, butuh Bunga lagi?” sapa bu Ratna ceria. Heru tersenyum. “Tidak bu, saya butuh secangkir cairan hangat,” jawab Heru berteka-teki. Bu Ratna mengerenyit, mencoba berpikir apa yang dimaksud Heru. “Secangkir kopi?” “Tidak bu Ratna cantik…” sahut Heru nakal menggoda, membuat wajah bu Ratna merona merah. Efek pujian gombal itu ternyata masih mengena pada bu Ratna. Memang bu Ratna belum terlalu tua, dan masih selalu berdandan. “Saya mau bu Ratna membuatkan saya secangkir coklat panas, mau kan bu?” Coklat panas tidak ada dalam menu yang dijual bu Ratna, tetapi siapa tahu bu Ratna mau berbaik hati mebuatkannya? Heru hanya mencari sesuatu yang tidak biasa saja. “Oh, tentu saja!” ternyata bu Ratna menyanggupinya. Ketika Heru sedang menikmati coklat panas spesial itu, tiba-tiba Laksmi muncul dan mendatangi. Laksmi berpakaian olah raga, terlihat

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 55 - Heru Songong!

    “BAIKLAH Heru, kamu menang,” berkata pak Kusuma akhirnya. Heru bimbang, karena tidak paham maksud pak Kusuma itu. “Apa maksud bapak?” tanyanya. “Aku tidak akan mencampuri hubungan kalian, hubunganmu dengan Laksmi. Tapi aku mohon, sebagai bapaknya, jangan permainkan anakku! Dia anak kami satu-satunya, kami besarkan dia dengan sepenuh hati, kami sekolahkan dia di luar negeri, dan kini kami support dia dalam bisnisnya. Dia anak yang sangat baik, penurut kepada orang tua. Dan juga… sudah waktunya kami mempunyai cucu! Maka kalian… segeralah kalian menikah!” Walaupun sudah berusaha menyimak kata-kata pak Kusuma, Heru masih belum paham juga maksud di balik kata-kata itu. Kata-kata itu terlihat sederhana. Lebih merupakan kata-kata seorang bapak biasa. Tetapi, ini yang mengucapkannya adalah seorang direktur utama perusahaan besar, seorang direktur senior. Tidak mungkin sesederhana kedengarannya! Tetapi apa yang bisa dia lakukan sekarang? Membatalkan perjodohan

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 54 - Alasan Perjodohan

    HARI sudah siang ketika ponsel Heru berteriak, ada telepon dari kantor! “Pak, maaf. Apakah bapak masuk kerja hari ini?” tanya Lia, sekretarisnya. Heru mengucek-ucek matanya agar penglihatannya menjadi terang. Sudah lewat jam sebelas siang! Dia bangun kesiangan, gara-gara tidak bisa tidur semalaman. “Masuk, mbak Lia,” jawab Heru meyakinkan. “Tadi pak dirut ke ruang bapak…” “Oh ya, nanti saya akan menemuinya,” sahut Heru. Telepon ditutup. ‘Ada apa lagi dia mau menemuiku? Laksmi pasti sudah melapor ke papinya!’ gerutu Heru dalam hati. Masih terasa berat otaknya untuk bekerja. Dia masih lelah karena mimpinya, di tengah suasana pernikahannya, seorang wanita datang menuntutnya untuk membatalkan pernikahan itu, dia bilang lebih berhak untuk dinikahi karena telah memiliki anak darinya! Keluarga wanita itu mengejarnya, ingin menangkapnya untuk dinikahkan dengan wanita itu… Pas jam 13, Heru masuk ruangan pak Kusuma. “Selamat siang, pak,”

  • KALIMAYA (Mencari Cinta Sejati)   Bab 53 - Heru Galau

    KETIKA kembali ke apartemennya, Heru tidak bisa tidur. Hari ini terasa paling berat dari seluruh hari yang pernah dilaluinya. Dilabrak sama calon mertua, masih bisa dia atasi dengan mudah. Tetapi menghadapi seriusnya hubungan dengan anaknya, barulah dunia ini terasa sangat berat. Dia sekarang dihadapkan pada kenyataan bahwa dalam perjalanan hidupnya, dia harus KAWIN! Dia harus memilih dengan siapa dia akan kawin, dan menghabiskan seluruh sisa hidupnya dengan perempuan itu saja. Jika dia bersama perempuan lain, maka itu perbuatan selingkuh, perbuatan tidak setia dengan pasangan, dan akan mengancam keharmonisan keluarga, bukan hanya rumah tangga. Kapan dia akan kawin? Selama ini dia belum punya rencana, bahkan belum memikirkan akan kawin. Hubungannya dengan perempuan-perempuan masih sebatas ketertarikan biologis, kekaguman terhadap kecantikan, dan kadang-kadang (atau lebih sering?) karena keberuntungan melibatkan dia dengan perempuan-perempuan yang tidak mampu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status