Share

Bab 52

“Bun, habisin yang punya ayah saja. Ayah sudah kenyang!” Aku melongo melihat Ayah Driga yang beranjak pergi, tapi sebelum dia bangun, tak biasanya satu kecupan dia hadiahkan pada kening Ibu.

Prang!

Kami terkejut, ternyata gelas di dekat Tante Fatima yang tersenggol dan menimpa piringnya. Sementara itu, sekilas aku melihat sudut matanya memperhatikan punggung Ayah Dirga.

“Ada apa dengan mereka sebenarnya?”

Hanya saja, pertanyaan itu cukup kusimpan saja di dalam hati. Mana berani aku bertanya pada Ibu. Apalagi kulihat wajah Ayah Dirga yang seperti tak nyaman.

Usai sarapan, kulihat Tante Fatima membantu Ibu memasak untuk di warung. Mereka bertiga bersama Nek Wasti. Dari jauh, terlihat akrab. Sementara itu, aku dan Idawati memilih bermain games. Jarang-jarang bisa sesantai ini dan tak terpisah dari gawai. Di asrama, semuanya serba terbatas dan dilarang.

Sesekali kami tertawa karena permainan games ini diselingi obrolan. Adrian masih ada di rumah. Hari ini, belum aku tahu acara dia. M
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status