Tanti seketika melotot dan tersedak.
“Uhuk, uhuk. Aduh Bunda bikin kaget!” seru Tanti.
Tania kaget dan menepuk-nepuk punggung anaknya dan mengulurkan gelas es teh kepada Tanti. Tanti menerima gelas es tersebut dan menegaknya banyak-banyak. Tanti beranjak dari duduknya kemudian menatap
Tahun ajaran baru di mulai. Dengan kepindahan Dirandra ke Bandung tidak serta merta membuat orang tua dan adiknya tinggal di Garut, semua mengikutinya. Dirandra meminta Tanti untuk mulai magang di kantor cabangnya yang baru. Dirandra beralasan Tanti harus belajar sebelum benar-benar terjun memulai usahanya sendiri, sedangkan kedua orangtuanya tentu saja tidak bisa berjauhan dengan anak-anaknya.Kenzo dan Asoka tampak sudah rapi dan siap memulai kegiatan belajar mengajar. Mereka sudah menunggu sang ayah dengan duduk di teras depan
Janu menegakkan tubuhnya kemudian berdiri di samping Asoka, anak itu menatap Asoka dari ujung kaki sampai kepalanya.“Asoka kenapa sakit?” tanya Janu dengan perhatian.“Nggak
Burhan bangkit dari sandarannya di tepi meja dan meremas kedua bahu putranya.“Kau ini putra Ayah yang pintar, pasti kamu tahu apa yang harus kamu lakukan. Menangkan kembali hatinya dan berhentilah memberikan harapan pada wanita-wanita yang selama ini kamu temui. Jika sampai saudara Kamini tahu, sudah pasti tamat riwayatmu, kau sama sekali tidak bisa mendekati Kamini.” Burhan menunduk dan mencium puncak kepala putranya.
Setelah memastikan kedua anaknya tidur Dirandra segera menuju kamarnya sendiri. Ia segera membersihkan diri dan hanya mengenakan celana piyama berwarna biru laut yang dulu dibelikan oleh Kamini ia duduk diatas ranjang bersandar pada kepala ranjang. Tangannya membuka laci nakas dan mengambil potret Kamini dalam bingkai kaca. Foto yang pernah ia ambil saat Kamini sedang hamil besar.Dirandra mengusap foto tersebut dengan penuh kerinduan. Lama ia menatap foto Kamini.
Apa yang sudah dilakukan oleh Kamini membuatnya marah, kecewa sekaligus ada kehangatan yang menyusup relung hatinya. Ia merasa dilema antara ingin terus menaruh amarah dan menuduh Kamini telah mencuranginya dengan menutupi kenyataan ada anaknya yang lain tetapi disisi lain ia juga merasakan kelegaan ia bisa memiliki celah mendapatkan Kamini kembali melalui putranya tentu saja.Ingat Diran perbuatan dan perkataanmu dahulu juga tidak termaafkan. Pria arogan, pemarah!
Kamini mendengkus ia masih kaget dengan sentuhan hangat Dirandra. Ia menatap tak percaya atas perlakuan lembut Dirandra kepadanya. Jujur dalam hatinya ia masih trauma akan perlakuan kasar dirandra saat mereka bertatap muka untuk terakhir kalinya dulu. Panggilan putra tersayangnya menyadarkan ia kembali.
Kamini bernafas lega saat Dirandra mengangguk. Janu juga sudah mulai rewel minta tidur. Kamini menyuruhnya untuk membersihkan diri. Untuk anak berusia lima tahun ia sudah cukup mandiri. Asmah datang membawakan baju ganti untuk mereka semua. Tadi, sebelum ke Rumah Sakit. Asmah juga sudah mampir ke rumah Dirandra untuk membawakan baju ganti untuk Burhan, Dirandra dan juga Tanti.
Dirandra merapatkan dekapannya tangannya sudah berpindah menahan tengkuk Kamini dan menekan tulang punggung Kamini menguncinya rapat menempel padanya. Dirandra menundukkan wajahnya dan tanpa bis ditahan lagi keduanya saling melekatkan bibir dan melumat, bertukar saliva yang hambar tapi terasa manis untuk keduanya. Lidah dirandra menyerbu masuk ke dalam rongga mulut Kamini, mengabsen setiap gigi geligi.