Share

14. Zombie

“Nona ... nona, sini biar kubantu bawakan bukumu,” seru Daffa.

Poni panjangnya mengapung-ngapung saat mati-matian mengejar Merin. Bagaimana bisa gadis itu berjalan seperti cheetah? Gerutunya dalam hati. Sementara itu, Merin dengan ketus tak mengindahkan celotehan anak itu. Daffa tak menyerah. Meski ngos-ngosan, Daffa menaikkan tali ransel dan terus mengejar.

“Nona ... aku juga tinggal di Indonesia loh! Kita bisa mengobrol banyak, Nona—”

DUKK! Merin tiba-tiba berhenti. Sontak, Daffa menabrak punggungnya. Daffa kira, tahanannya itu akhirnya mau berbalik dan bicara padanya. Namun, Merin justru berdiri mematung. Menatap nanar orang di depannya.

Daffa mengikuti ke mana mata gadis itu berlabuh. Dan, disanalah dia ...

“Profesor Takeda?” celetuk Daffa.

Merin menghela napas. Kedua ujung bibir ditariknya dengan penuh percaya diri. Gadis itu menjejalkan semua buku dipangkuannya pada Daffa, lalu berjalan layaknya model.

“Akhirnya saya berkesempatan bertemu dengan anda, Profesor. Saya belum sempat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status