Share

Bab 4 – Ketololan Sà shuāng

Sà shuāng terus menatap gedung-gedung tinggi yang ada di sekelilingnya. Meski dia mendengar jawaban yang sama dari setiap orang yang ditanyakan perihal tahun, dia masih terus bertanya, seakan dia masih belum yakin.

Jika dia berada di tahun 2021, lantas bagaimana caranya nanti dia akan kembali?

Dia memperhatikan bagaimana orang-orang di tahun itu berpenampilan, semua memang benar-benar berbeda dengan yang dikenakannya.

“Nona, aku mau mengganti pakaianku, di mana aku bisa membelinya?” tanya Sà shuāng pada seorang pejalan kaki yang melintas di depannya.

Mungkin bagi gadis yang barusan ditegurnya, Sà shuāng terlihat seperti orang udik yang baru saja turun dari desa ke kota. Bagaimana mungkin dia tak tahu di mana membeli pakaian?

Di depan Sà shuāng sekarang berdiri ada sebuah mall besar, dan dia membeli apa pun yang dia inginkan di sana.

Gadis itu tertawa. “Kau tak tahu membeli pakaian seperti ini di mana?”

Sà shuāng menggeleng, mimik wajahnya benar-benar polos.

“Di sana ada sebuah mall besar,” ujar gadis itu menunjuk sebuah gedung megah yang terlihat sangat ramai.

“Gedung apa itu?” tanya Sà shuāng sekali lagi, membuat gadis di hadapannya tertawa semakin keras.

“Ka-kau bertanya gedung apa itu?” tanya gadis di hadapan A Huang, kaget lihat ketololan Sà shuāng.

“Iya benar,” jawab Sà shuāng polos.

“Kau ini berasal darimana, hah? Di sana, di gedung itu kau bisa membeli apa pun yang kau inginkan. Penampilanmu juga sangat aneh, seperti orang yang berasal dari abad pertengahan, kau ini sedang syuting film atau?” tanya gadis itu.

“Aku berasal dari Negara Langit, di sana aku tak pernah melihat bangunan semegah ini. Bangunan-bangunan ini sebenarnya terlihat sangat menakutkan bagiku,” jawab Sà shuāng jujur.

“Sayang, cantik-cantik tapi gila!” ucap gadis yang ditanya Sà shuāng. Tanpa mau melayani pertanyaan Sà shuāng lebih lanjut, gadis itu pun berlalu sambil tertawa cekikikan.

Sà shuāng berjalan mendekati gedung yang dimaksud gadis tadi. Sà shuāng benar-benar dibuat tercengang dan menganga lebar membaut dagunya seperti mau jatuh dalam seketika.

“Pantas saja gadis tadi bilang aku gila. Semua yang ada di sini memakai pakaian yang sangat modern, sedangkan pakaianku terlihat berbeda dari mereka.” gumam Sà shuāng.

Meski pakaian yang dikenakan Sà shuāng terbuat dari sutera terbaik, dan dijahit dengan benang emas murni, tapi penampilannya sangat berbeda, dan mungkin hanya segelintir orang yang mengetahui kualitas bahan dari pakaian yang dipakai Sà shuāng saat itu, dan itu pun mereka harus melihat dengan saksama.

Sà shuāng terkagum-kagum melihat banyaknya toko-toko di dalam mall, semuanya terlihat mewah. Sepertinya dia merasa kerasan dan betah berada di bumi, banyak hal yang dia pelajari dalam waktu beberapa jam.

Sementara di Negara Langit A Wei masih kebingungan dan merasa cemas, bagaimana jika Kaisar kembali dan menemukan Sà shuāng menghilang tanpa jejak, dia pasti akan mengamuk dan menghukum Sà shuāng dengan hukuman yang tak pernah bisa dibayangkan oleh A Wei.

“Sà shuāng, dimana kau saat ini?” gumam A Wei cemas, mondar mandir.

Baru beberapa menit Sà shuāng pergi tapi A Wei merasa rindu pada gadis itu. Dia hanya berharap, Sà shuāng baik-baik saja dan bisa segera kembali.

Nyonya Muda Lee melihat A Wei dari kejauhan, dia mendekati A Wei.

“A Wei, aku mau bertanya sesuatu padamu,” ujar Nyonya Muda Lee, kemudian menarik lengan A Wei menjauh dari beberapa pelayan yang hilir mudik di dekat mereka.

“Ada apa Nyonya Muda?”

“Semoga perasaanku salah. Apa tadi ada yang menghentikan waktu?” tanya Nyonya Muda Lee.

“Eh, maksud Nyonya Muda?”

“Seingatku, tadi aku sedang berbicara dengan Sà shuāng. Kemudian tak lama setelahnya aku berada di lapangan seorang diri, ke mana Sà shuāng?” tanya Nyonya Muda Lee curiga.

“Ehm, itu ....” gumam A Wei takut berkata jujur.

“A Wei, katakan padaku. Sà shuāng menggunakan kekuatannya lagi untuk berbuat iseng?” tanya Nyonya Muda Lee tegas.

A Wei menggeleng, apa yang harus dijelaskan?

Hanya Sà shuāng yang memiliki kekuatan itu dari keluarganya. Apa dia harus mengatakan jika A Huang juga diam-diam menyelinap ke aula suci dan masuk ke dalam pintu lorong waktu. Lalu sekarang dia tak tahu Sà shuāng berada di mana?

“Dia—” gumam A Wei menunduk ketakutan.

“Apa yang berusaha kau sembunyikan, kenapa wajahmu berkeringat seperti itu, A Wei?” desak Nyonya Muda Lee yang sudah merasakan ada sesuatu yang tak beres.

A Wei menarik napas, menjeda sesaat, kemudian melanjutkan kalimatnya, “Dia masuk ke lorong waktu.”

“Apa?” teriak Nyonya Muda Lee kaget mendengar kejujuran A Wei.

Nyonya Muda Lee membelalakkan kedua matanya, tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.

“Sà shuāng,” gumam Nyonya Muda Lee.

Dia memang sering mendengar keisengan Sà shuāng pada orang lain. A Huang sering membuat keonaran dan mengisengi para pelayan menggunakan kekuatannya, tapi dia tak menyangka jika kali ini kekuatannya digunakan agar dia bisa menyusup ke aula dan pergi dengan lorong waktu.

Sedangkan perbuatan itu adalah sesuatu hal yang sangat dilarang. Lorong waktu hanya boleh digunakan oleh kaisar untuk keperluan penting, dan itu pun untuk  memantau keadaan di bumi untuk keperluan tugas. Tapi Sà shuāng menggunakannya untuk bermain-main?

“Kau tahu jika kaisar mengetahuinya apa yang akan terjadi?” tanya Nyonya Muda Lee tegas.

“Aku sangat tahu, Nyonya Muda. Tapi Nyonya Muda lebih tahu Sà shuāng, dia keras kepala. Dia berjanji tak akan lama berada di sana.” kata A Wei terbata-bata.

“Sudah berapa lama dia pergi?” interograsi Nyonya Muda Lee.

“Kurang lebih lima menit yang lalu, Nyonya Muda,” jawab A Wei.

“Berarti di bumi dia sudah berhari-hari, apa yang akan dia lakukan di sana. Jangan sampai dia mengubah sesuatu di sana atau melakukan hal-hal yang tak seharusnya. Apalagi sampai…” raut wajah Nyonya Muda Lee berubah, dia tak melanjutkan kalimatnya.

“Sampai apa?” tanya A Wei penasaran.

“Jangan sampai dia jatuh cinta pada pemuda di bumi, atau dia tak akan pernah bisa kembali. Mencintai manusia di bumi adalah sebuah larangan keras, kita berbeda dengan mereka. Jika dia mencintai manusia, dan melahirkan anak, besar kemungkinan anak yang dilahirkan akan mati atau cacat,” jelas Nyonya Muda Lee.

“Anda bisa tahu, apakah pernah mengalaminya?” tanya A Wei sekali lagi. Kali ini perasaannya berdebar tak menentu.

Semoga saja apa yang ditakutkannya tak terjadi, karena Sà shuāng sudah ditakdirkan untuk hidup bersamanya, sampai di kehidupan mendatang, mereka telah terikat oleh benang merah yang sama.

“Kakakku, pernah melakukan hal yang sama dengan Sà shuāng, Kau tahu bokor langit? Mereka bisa melihat apa pun dari jaman manapun di muka bumi. Kakakku turun ke bumi, menggunakan lorong waktu, sampai hari ini dia tak pernah kembali. Aku tak tahu sudah berapa lama. Karena kesalahannya, aku menggantikan posisinya untuk menikah dengan kaisar.” jelas Nyonya Muda Lee.

A Wei menghela napas, rasanya sulit membayangkan jika A Huang harus mencintai orang lain dan berdampingan dengan pemuda lain selain dirinya. Bahkan dia rela mati hanya untuk gadis itu jika terjadi sesuatu padanya.

“Lalu?”

“Aku harus melupakan perasaanku pada ....”

“Pada siapa?”

“Pada Panglima Lu. Kami tak bisa bersama karena kesalahan kakakku, aku harus melupakan cinta dan perasaan yang kumiliki padanya. Aku tak pernah mencintai kaisar,” jawab Nyonya Muda Lee tertunduk.

Perasaan itu hingga hari ini masih sangat kuat, tapi keadaan memisahkan Panglima Lu dan Nyonya Muda Lee karena kesalahan yang dirinya tak pernah lakukan. Dia berkorban menggantikan kakaknya sendiri untuk dinikahkan dengan kaisar, dan hal itu sangat menyakitkan baginya.

“Sà shuāng,” gumam A Wei menatap pintu lorong waktu tersebut.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status