Share

Bab 6 - Miris.

"Lo liat dan pelototin tuh kelakuan Adek lo. Hebat, kalau lo ga jijik!" cibir Yayah dengan senyum menyerigai.

Gusar, Mas Andri meraih gawai dari tangan Yayah. Tak begitu lama mata itu terbelalak, dengan wajah memerah dan nafas yang memburu. Aku sampai menegakkan badan, mencuri pandang kearah gawai yang ada ditangan Mas Andri.

Gambar apa sih?

"Gila lu, May! Bener-bener ga beradab, murahan!" Geram Mas Andri sambil menoleh kearah Maya.

Ibu yang panik langsung merampas gawai yang tergenggam ditangan Mas Andri, matanya pun ikut membesar saat melihat sesuatu yang ada didalam layar.

"Jangan percaya, Mas. Ini pasti editan!" bantah Ibu. "Kau pasti ingin menjatuhkan anakku kan, dasar penipu. Kurang ajar!" maki Ibu menunjuk-nunjuk wajah Yayah.

"Ck! Ga usah nunjuk-nunjuk muka saya, Bu!" Yayah menepis tangan Ibu dengan kasar.

"Sebagai orang tua, Ibu harusnya sadar diri, malu melihat tingkah menjijikan anak Ibu. Saya sudah sabar selama ini, saya sudah baik-baik menegur agar jalang cilik itu menjauh dari suami saya. Tapi dia masih nekat menemui suami saya dikantornya." Cibir Yayah dengan tatapan mengejek.

Mata Ibu membesar, seolah tak terima mendengar kenyataan ini.

Yayah menatap remeh Maya yang tertunduk, meski bibirnya tersenyum miring namun kedua tangannya masih terkepal dengan kuat.

'Ayok Mbak. Hajar lagi jalang cilik itu, aku mendukungmu' teriakku dalam hati.

Mas Andri meremas rambut dengan frustasi, wajahnya terlihat memerah mendengar ucapan Yayah.

"Bikin malu keluarga, ga tahu diri. Mau jadi apa lu!" Mas Andri mencengkram kedua bahu Maya dengan erat lalu mengguncangnya. Tubuh ramping Maya terbawa, Maya meringis kesakitan menerima perlakuan kasar Mas Andri.

"Diem lu, ga usah ikut campur!" Jerit Maya sambil menghempas tangan suamiku. Mas Andri terkesip, mematung ditempatnya. Sepertinya dia sangat shock mendengar bentakan Maya.

Plaakk!!

Satu tamparan keras mendarat dipipi Maya. Mata Mas Andri melotot, nafasnya memburu tak terima dibentak oleh Adiknya.

"Kurang ajar lu ya. Dikasih tahu yang benar malah nyolot!!" bentak Mas Andri begitu marah. Aku bahkan bisa mendengar gemeletak giginya, saat dia menarik dan menghembuskan nafas.

"Sudah, Mas. Sudah ... kasihan Maya sudah babak belur jangan ditambahi," Ibu memegangi tubuh Mas Andri.

"Ini akibatnya, Ibu terlalu memanjakan Maya. Dia sudah bikin malu keluarga, Bu. Tapi masih dibela juga. Dari pada orang lain yang mukulin si Maya, lebih baik aku saja yang menghajarnya!" teriak Mas Andri, matanya menatap bengis pada Maya.

"Aku dan Mas Firman saling mencintai, dimana salahku!" Maya menjerit frustasi. Mas Andri semakin melebarkan mata, Ibu semakin erat memeluk tubuh suamiku.

"Jangan ngomongi cinta disini lu, siaall!" maki Mas Andri dengan nafas terengah-engah. Sepertinya emosi sudah merasuk ke dalam jiwanya.

"Sudah, Mas. sudah ... huhu," Ibu menagis sesegukan, sambil terus memeluk tubuh Mas Andri.

"Ibu dan anak sama saja. Ga tau diri!" Yayah ikut menimpali.

"Pantes ... sudah dijauhin tetap nyamper-nyamperin, ternyata lo sudah menjajakan tubuh didepan suami gua. Dasar murahan, dikasih janji-janji doang sudah melebarkan selangkaangan!" sengit Yayah dengan wajah mengejek.

"Cukup! Berhenti kamu memfitnah anak saya!" jerit Ibu dengan nafas memburu. Ibu begitu kalap, mendengar ocehan Yayah.

Aku hanya bisa menggelengkan kepala, anak sudah salah masih saja dibela.

"Fitnah? Mari kita kekantor Polisi, jangan menangis kalau jalaang cilik itu menginap dijeruji besi," balas Yayah tak mau kalah.

"Pergi kamu dari sini. Pergi!" Jerit Ibu sambil melangkah maju menarik tangan Yayah dengan kasar.

"Lepas! Ga perlu ditarik, gua pasti pergi sendiri. Dasar anak dan Ibu tidak ada yang bener, bukan minta maaf malah mencaci maki gua seperti ini. Awas kalian, tunggu pembalasan gua!" ancam Yayah sambil bangkit dari tempatnya disusul dengan temannya.

Yayah membuka pintu, para tetangga yang menempelkan telinga didaun pintu langsung terjatuh saat pintu terbuka lebar.

"Mbak lihat hapenya dong, mau lihat juga tingkah Maya yang menjijikan itu," teriak salah satu warga.

"Iya mau lihat juga, kirimin aku dong Mbak," sahut suara seseorang.

Yayah tersenyum miring, menimang gawainya sambil melirik sinis kearah Maya.

Mas Andri yang sedang menundukkan kepala langsung menoleh, lalu bangkit dari tempatnya. Mas Andri menutup pintu membawa Yayah kembali masuk kedalam rumah.

"Mbak, saya mohon hapus video itu. Adik saya masih terlalu kecil, kasihan masa depan dia masih panjang." pinta Mas Andri dengan wajah memohon.

"Ya, Adek anda memang terlihat masih kecil. Tapi kelakuannya seperti perempuan liar yang sudah berpengalaman. Dia pandai bermain-main dengan suami orang!" sahut Yayah.

"Saya akan didik Adik saya, Mbak. Tapi saya mohon agar Mbak mau menghapus video itu." pinta Mas Andri dengan wajah memelas.

Yayah menoleh pada Maya, yang mulutnya masih setia membungkam.

"Apa untungnya buat saya jika menghapus video ini. Saya bahkan belum mendengar permintaan maaf dari jalaang itu. Menurut lo, apa saya pantas memaafkannya?" desis Yayah. Mas Andri terdiam, sorot matanya masih memohon belas kasih.

"Sudah, jangan menghalangi langkah saya. Buang-buang waktu," Yayah mendorong tubuh Mas Andri lalu melangkah keluar rumah. Diluar sudah banyak tetangga yang menyambut Yayah, aku mengulum senyum berharap Yayah menyebarkan video itu.

Maya berlari kekamarnya, membanting pintu dengan kencang.

Benar-benar bocah ingusan tidak tahu diri, dia yang salah dia pula yang marah. Memang benar, pelakor jaman sekarang itu sangat mengerikan. Contohnya sudah ada didepan mata.

"Bagaimana kalau Bapak tau ya, Mbak." ucap Mila dengan suara parau.

"Jangan ada yang berani mengadukan ini sama Bapakmu, kasihan Maya," sela Ibu wajahnya benar-benar cemas.

Mas Andri terkekeh, menatap lurus wajah Ibunya.

"Ibu pikir Bapak tidak punya telinga? Aib keluarga ini sudah pasti menyebar dengan cepat. Siap-siap saja, anak kesayangan Ibu mati ditangan Bapak." sahut Mas Andri dengan senyum mengejek.

Hatiku bersorak, tak sabar menunggu Bapak pulang dari tempat kerja.

***Ofd.

Pagi Kakak, tinggalkan komen dan lope-lopenya ya. Biar aku tambah semangat. 🥰🥰

Kritik dan saran sangat diperlukan.

Salam hangat 🤗🤗

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status