Share

Bab 7 - Babak Belur, lagi?

"Ibu fikir Bapak tidak punya telinga? Aib keluarga ini sudah pasti menyebar dengan cepat. Siap-siap saja, anak kesayangan Ibu mati ditangan Bapak." Sahut Mas Andri dengan senyum mengejek.

Hatiku bersorak, tak sabar menunggu Bapak pulang dari tempat kerja.

Sepertinya Mas Andri sudah sangat muak melihat Ibu yang terus-terusan membela Maya.

Ibu semakin cemas, berkali dia memijat kening dengan gusar.

"Huh ... bagaimana ini," gumam Ibu sambil menjatuhkan tubuh disofa tunggal. Ibu menyenderkan tubuh dipunggung sofa sambil memijit pelipis dengan mata terpejam. Ketara sekali dia sedang sangat gelisah.

"Kenapa Ibu terus membela Maya, jangan-jangan Ibu sudah tahu kalau si Maya pacaran sama suami orang," Mas Andri mengamati Ibu dengan tajam. Ibu yang sedang bersandar langsung menegakkan badan, terkejut mendengar ucapan Mas Andri.

"Ka-mu bicara apa sih. Ibu ga tau apa-apa," bantah Ibu sedikit gelagapan.

"Kemarin si Maya dapet hape baru dari pacarnya. Ibu juga dibeliin gamis dan kerudung mahal. Ba
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status