Share

Bab 40 - Babak Belur, Lagi?

Aku pandangi wajah lelah suamiku, terpaan sinar matahari pantai membuat wajahnya sedikit kusam. Melihat wajah tenangnya, entah mengapa hati menjadi haru. Sikap Mas Andri yang semula dingin dan tak acuh perlahan mulai mencair.

"Dek ..." tubuh itu bergeliat, matanya mengejrap melihatku.

"Kok belum tidur?" Mas Andri beringsut duduk sambil menguap panjang.

"Iya, Mas. Ini mau tidur kok," jawabku seraya tersenyum.

"Sini ..." Mas Andri sedikit memberi ruang menepuk bantal disampingnya. Aku menurut, merebahkan tubuh didekatnya.

"Hujan-hujan gini, paling enak peluk kamu, Nur. Empuk," ucapnya sambil mendekap tubuhku lalu menarik selimut. Untuk sesaat mata kami saling beradu, Mas Andri tersenyum manis lalu memejamkan mata. Sepertinya Mas Andri sangat kelelahan.

Adzan subuh berkumandang, gegas aku menuruni ranjang berjalan menuju kamar mandi. Mata menyipit, melihat Ibu yang sibuk didepan kompor.

"Masak apa, Bu?" tanyaku.

"Eh, sudah bangun Nur?" senyum Ibu merekah terlihat ringan tanpa beban.

"Sud
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status