Share

BUTANYA CINTA

Penulis: Ella
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-17 18:47:49

Ternyata itu Dinda.

Dia pergi dari kamarnya, mencari ruangan Fasha. Dengan alat infus yang terpasang di tangannya ia menyusuri lorong rumah sakit.

Akhirnya Dinda menemukan tempat Fasha di rawat.

“Kamu punya kesempatan untuk memiliki Rangga kembali!” ucap Dinda yang datang tiba-tiba.

Kedatangannya membuat Rangga dan Fasha terkejut, terutama Rangga yang mendengar pernyataan dari sang istri.

“DINDA!! Jaga ucapanmu!!” bentak Rangga pada istrinya yang sudah sembarangan bicara.

“Tapi apa kamu rela menjadi madunya Mas Rangga?” tanya Dinda dengan nada menantang. Ia sengaja menanyakan hal itu pada Fasha karena mana mungkin ada seorang perempuan yang rela hanya menjadi madu bagi prianya.

Fasha sepertinya kesulitan untuk menjawab. Ia hanya menatap tajam wanita yang berpenampilan lusuh di hadapannya saat ini.

Ia mulai menarik nafanya. Sepertinya sudah siap dengan jawaban yang akan ia berikan untuk Dinda.

“Tidak masalah bagiku. Selama itu dengan Rangga!” jawab Fasha.

Dinda dan Rangga tak percaya dengan jawaban yang di berikan oleh Fasha. Dinda pikir Fasha akan menolaknya dan enggan saat nanti dijodohkan dengan Rangga, namun semuanya di luar perkiraannya.

“Apa segitu cintanya dia pada Mas Rangga?” tanyanya dalam hati dengan ekspresi mengerutkan dahinya.

Fasha yang melihat ekspresi Dinda lalu berkata, “Aku berjuang sembuh di Singapur untuk Rangga dan aku sudah meprediksi berbagai kemungkinan yang akan terjadi selama aku pergi, termasuk ini. Kenyataan saat Rangga sudah menikah,”

Dinda tak habis pikir ternyata ada perempuan yang punya pemikiran seperti Fasha.

“Aku tidak keberatan jika harus menjadi istri kedua Mas Rangga,” tambah Fasha dengan santai.

Keikhlasan hanya sebatas sebuah ucapan bagi Dinda saat ini, karena pada kenyataannya Dinda ternyata tidak sanggup menerima semua ini. Ia pikir gertakannya pada Fasha akan membuatnya mundur dan menyerah untuk mencintai Rangga, tapi hal itu malah sebaliknya.

“Fasha, aku rasa kamu harus memikirkan hal ini kembali dengan matang karena ini berhubungan dengan masa depan kamu!” saran Rangga yang berusaha meluluhkan hati Fasha agar mau mengurungkan keinginannya.

“Masa depan aku adalah kamu Rangga!” ucap Fasha tanpa banyak kompromi.

“Tapi aku sudah punya istri dan perasaanku saat ini……..” tiba-tiba Rangga menghentikan ucapannya, ia seolah bingung dengan hatinya.

“Perasaanku saat ini hanya untuk Dinda, waktu sudah merubah segalanya Sha!” sambung Rangga yang berusah memberi penjelasan pada Fasha.

Ada perasaan tidak nyaman pada diri Dinda saat suaminya seolah ragu dengan perasaanya saat ini. Sepertiya hati Rangga memang sudah goyah saat tau keadaan Fasha yang sebenarnya ketika ia tinggal di Singapur.

“Aku tau itu. Dan aku akan menunggu dengan sabar hingga perasaanmu itu bisa kembali padaku seperti semula!” ucap Fasha yang begitu percaya diri dengan keyakinannya.

“Kadang cinta dan nafsu itu tidak bisa kita bedakan dalam keadaan seperti ini. Ketulusan seseorang itu dapat kita lihat saat kita mampu melepaskannya untuk bahagia bersama dengan orang yang jelas dia cintai. Kamu harusnya  sadar bahwa kamu hanya sebuah masa lalu bagi Mas Rangga!” jelas Dinda yang mencoba membuat Fasha sadar akan posisinya saat ini.

“Hahaha……” Fasha malah tertawa lepas mendengar ucapan dari Dinda.

“Lalu apa bedanya aku dan kamu Dinda! Bukankah saat ini kamu juga sedang menjadi orang yang egois. Aku hanya sedang memperjuangkan perasaanku. Apa aku salah?”  tanya Fasha dengan nada yang begitu menekan.

“Lagi pula, kan kamu sendiri yang tadi bilang bahwa aku punya kesempatan untuk memiliki Rangga kembali. Apa izinmu itu hanya sebatas gertakan saja buatku?” tanya Fasha kembali.

Dinda terdiam ia merasa tersindir dengan ucapan-ucapan Fasha.  Saat ini Dinda malah menjadi orang yang egois padahal sebelum-sebelumnya Dinda lah yang selalu mengatakan bahwa dia akan ikhlas, namun inilah hidup segalanya tidak semudah yang kita ucapkan.

“Lebih baik kamu tanya saja suamimu sendiri! Apa dia sudah membuang semua perasaanya padaku? Jika memang sudah kenapa ia tidak pernah mengganti ponselnya dengan ponsel keluaran terbaru. Kamu tau? Ponsel itu adalah hadiah yang aku berikan sebelum aku pergi ke Singapur!” pungkas Fasha yang melihat Rangga masih setia menggunakan ponsel yang ia berikan dulu.

Rangga yang terkejut dengan ucapan dari Fasha mencoba mengalihkan pembicaraan mereka dan mengajak Dinda untuk pergi ke ruang rawatnya kembali.

“Kalian berdua lebih baik istirhat saja!” saran Rangga pada dua wanita yang sedang berselisih paham ini.

 Pernyataan Fasha tentu sangat mengejutkan untuk Dinda, karena selama ini Rangga tidak pernah menceritakan sejarah dari ponsel tersebut.  Ia menoleh pada suaminya dengan wajah muram dan kesal.

“Ternyata sejak awal sudah jelas siapa pemenangnya!”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
dinda terlalu terlena jadi istri dan membuang2 waktunya. g ada yg bisa dibanggakan dari dinda
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • KAU HALALKAN DIA DEMI KETURUNAN   AWAL KEHANCURAN

    Andi yang sedang membuka handphonenya begitu kaget saat melihat headline berita di media sosial."Apa???? Fasha bukan putri sah Om Evan dan Tante Maya," Andi tercengang saat membaca judul beritanya."Gila berita apaan ini?? mana paling atas pula," ucap Andi yang masih menganggap berita itu hanya omong kosong."Media emang kurang kerjaan, Om Evan dan Tante Maya kan baru saja dapat cucu masa mereka naikin berita gak bermutu kaya gini!!" Andi terus saja menskrol handphonenya, tapi alangkah kagetnya dia karena hampir semua pemberitaan di media mengangkat topik tentang keluarga Om Evan.Ia lalu menghubungi Dinda."Halo Din..." sapa Andi dengan nada yang penuh rasa penasaran."Tentang berita di media?" ucap Dinda yang langsung pada topiknya seolah ia sudah tau dan paham ke arah mana Andi akan bertanya."Sebenarnya ada apa Din, kenapa media memberitakan hal itu?" tanya Andi penasaran."Yah aku gak tau lah, kamu tanya aja medianya!!!" suruh Dinda."Kamu tuh ada-ada aja deh," kesal Andi menden

  • KAU HALALKAN DIA DEMI KETURUNAN   RAHASIA BESAR

    Semua orang mematung saat Dinda melenggang pergi dari ruang transfusi. Ia terlihat puas dengan keterpurukan yang sedang dihadapi dua keluarga ini. Seolah sedikit demi sedikit rasa sakitnya mulai terbayarkan. "Dasar wanita jalang," kesal Pak Evan dalam hatinya saal melihat Dinda yang tersenyum puas di hadapan Pak Evan. Rangga pun mengejar Dinda dan berterima kasih padanya karena dia masih punya hati untuk membantu istri dan anaknya. "Din tungga!!" Rangga meraih tangan Dinda. "Kamu mau apa lagi??" tanya Dinda sinis. "Aku cuma mau bilang terima kasih, karena kamu mau mendoorkan darahmu untuk Fasha," jawab Rangga agak kikuk. Dia terlihat malu karena perlakuannya selama ini, tapi di sisi lain Rangga pun sangat bersyukur. "Rawatlah mereka, jangan sampai kamu bernasib sama seperti mertuamu," Dinda lalu meninggalkan Rangga yang mematung usai mendengar ucapannya. "Apa maksud Dinda barusan??" Rangga bertanya-tanya dalam hatinya, namun ia mencoba untuk mengabaikannya lalu kembali pada kela

  • KAU HALALKAN DIA DEMI KETURUNAN   KRITIS DAN TERBONGKAR

    Rangga pun baru tahu tentang hubungan Ibu Maya di keluarga Fasha."Pah.... maksud Papah apa??" tanya Rangga bingung."Mamah kadung Fasha sudah meninggal saat Fasha masih bayi," ucap Pak Evan."Meninggal??? Jadi Mamah Maya tidak ada hubungan darah dengan Fasha??" Rangga yang masih belum percaya dengan apa yang ia dengar.Suster kembali keluar."Bagaimana Pak Rangga sudah ada yang bisa mendonor??" tanya suster."Tunggu sebentar Sus!!!" jawab Rangga. Ia pun langsung menghubungi teman-temannya, termasuk Dinda karena golongan darah Dinda sama dengan Fasha."Hallo Din.... maaf aku ganggu kamu, tapi aku benar-benar membutuhkanmu saat ini," ucap Rangga terburu-buru."Maksudnya apa sih???" tanya Dinda bingung."Fasha baru saja melahirkan, namun ia mengalami pendarahan hebat dan butuh transfusi darah sedangkan pasokan darah di rumah sakit untuk golongan AB tidak ada. Aku mohon bantu aku. Selamatkan Fasha!! pinta Rangga yang sudah tidak memikirkan rasa malu lagi.Mendengar hal itu Dinda terkeju

  • KAU HALALKAN DIA DEMI KETURUNAN   BARU TAHU

    Kehadiran seorang bayi di tengah keluarga Rangga dan Fasha memberi kebahagiaan tersendiri terutama untuk Mamah Tari yang sejak dulu begitu menantikan kehadiran seorang cucu.Selesai persalinan Rangga pun dipersilahkan kembali untuk menunggu di luar dan bayinya akan dipindahkan ke ruang perawatan."Pak Rangga silahkan kembali tunggu di luar kembali!!" suruh seorang perawat.Rangga lalu berdiri."Aku keluar dulu yahh!!" pamit Rangga sebelum pergi, ia pun mengusap air mata di wajahnya karena terharu saat melihat dan mendengar suara bayi kecil itu untuk pertama kalinya."Rangga... gimana?? bayinya sudah lahir??" tanya Mamah Tari."Keadaan Fasha gimana??" Pak Evan yang ikut menyerobot bertanya."Bayinya sudah lahir, jenis kelaminnya laki-laki dan keadaan Fasha untuk saat ini cukup baik, namun dia masih belum sadar sepenuhnya karena pengaruh obat bius," jawab Rangga."Alhamdulillah...." ucap syukur Mamah Tari dan Ibu Maya."Bayinya akan dipindahakan ke ruang perawatan bayi, nanti kalian bis

  • KAU HALALKAN DIA DEMI KETURUNAN   HADIRNYA MALAIKAT KECIL

    Andi yang merasa bersalah terhadap Rara, apa lagi sebelumnya dia membuat Rara menangis, lalu menghubungi Rara, namun lagi-lagi Rara tidak mengangkat teleponya."Tumben banget deh Rara... biasnya dia langsung jawab," keluh Andi, tapi Andi gak ambil pusing ia menyangka mungkin saja Rara sedang sibuk."Ndi, orang lokasi udah telepon terus nih." Rangga yang memberi tahu jika mereka harus segera ke lokasi proyek."Iyah bentar!!" Andi pun menyimpan semua barangnya, lalu ke luar dari kamar."Ayo!!" ajak Andi sambil melempar kunci mobil pada Rangga."Kamu yang nyetir!!" suruh Andi.Di perjalanan menuju lokasi cukup hening tanpa ada pembicaraan di antara keduanya, sampai akhirnya Rangga membuka topik pembicaraan."Ndi... aku gak mau kita berselisih paham terus kaya gini cuma gara-gara masalah cewek!!" ucap Rangga mengawali pembicaraan di antara keduanya."Bukannya semua ini kamu yang mulai??" Andi yang melempar kesalahan pada Rangga karena memang selama ini Rangga yang mengawali pertengkaran d

  • KAU HALALKAN DIA DEMI KETURUNAN   CEMBURU DAN KHAWATIR

    "Mana mungkin Rara bertemu dengan Pak Diki, meskipun bergerak di dunia pendidikan namun dia bukan orang baru juga dalam dunia bisnis, Rara juga punya saham dibanyak perusahaan. Kamu mungkin salah lihat Din. Rara tuh tau Pak Diki orang seperti apa, aku yakin itu," jelas Andi saat berbicara dengan Dinda di balik telepon.Dinda pun terdiam. Ia berpikir ada benarnya Andi, gak mungkin Rara bertemu dengan Pak Diki. "Aku emang cuma lihat dia dari belakang, kaya mirip aja sama Rara," tutur Dinda pada Andi.Andi pun menghela nafasnya seolah merasa tenang karena memang tidak mungkin jika Rara berhubungan dengan orang-orang seperti Pak Diki."Kamu kangen aja kali yah sama aku, pake alesan bahas Rara segala," goda Andi."Ihh apaan, ngapain juga kangen sama kamu. Nggak lahhh!!!" elak Dinda, padahal sebenarnya sedari tadi ia tidak bisa tenang karena Andi belum juga menghubunginya."Aku tuh cuma kepikiran Rara aja soalnya belakangan ini sikap dia agak berubah," tutur Dinda yang merasa jika sikap Ra

  • KAU HALALKAN DIA DEMI KETURUNAN   SATU RUMAH

    Andi dan keluarga pun seger berangkat ke bandara, di sana sudah ada Rangga yang menunggu. Rangga pun menyalami Pak Fero dan Ibu Sarah saat mereka tiba di bandara. "Baik-baik kalian di sana!! Jangan berantem mulu!!!" pesan Pak Fero pada keduanya. "Iyahhh..." jawab Andi dengan malas. "Baik Pak!!" Rangga justru kebalikanya ia menjawabnya dengan mantap. Andi merasa aneh dengan sikap Rangga yang tiba-tiba menjadi kalem, karena biasanya tiap mereka bertemu pasti Rangga selalu mengajaknya adu statment. "Papah sudah urus semua keperluan kalian di sana, jadi kalian akan tinggal bersama di rumah perusahaan," ujar Pak Fero. "Apa?? aku sama dia tinggal bareng??" tanya Andi yang sepertinya menolak untuk tinggal bersama dengan Rangga. "Pahhh.... ayolahh masa aku sama dia," rengengek Andi pada Papahnya. "Kamu gak usah banyak merengek Andi, ini sudah jadi keputusan Papah, lagi pula ini tentang kerja sama tim, jadi Papah minta kamu abaikan dulu egomu itu!!" perintah Pak Fero pada Andi untuk bi

  • KAU HALALKAN DIA DEMI KETURUNAN   KEBERANGKATAN ANDI

    "ANDI!!" tegas Ibu Sarah memanggil putranya.Andi yang kaget langsung menoleh."Apa sih Mahh, manggilnya serem gitu," komentar Andi."Kamu apakan Rara sampai dia menangis barusan??" selidik Ibu Sarah pada Andi."Dia nangis?" Andi malah balik bertanya."Ko malah tanya Mamah sih, kamu apain dia??" tanya kembali Ibu Sarah."Gak di apa-apain Mah, kita habis ngobrol biasa," jawab Andi yang tidak merasa bersalah."Kalau gak di apa-apain mana mungkin nangis kaya tadi." Ibu Sarah yang tidak percaya pada Andi."Pokonya kamu harus kejar dia dan minta maaf!!" suruh Ibu Sarah.Andi pun tak bisa menolak, ia terpaksa keluar mencari Rara, namun sepertinya Rara sudah pergi."Raranya juga gak ada Mah, udah pulang kali dia," ucap Andi saat masuk kembali ke dalam rumah."Yahh kamu telepon dia dong!!!" paksa Ibu Sarah."Ya ampun mah, ini Andi udah mau berangkat masa masih harus ngurusin Rara sih," kesal Andi karena waktunya malah terbuang, apa lagi dia ada janji untuk bertemu dengan Dinda sebelum berang

  • KAU HALALKAN DIA DEMI KETURUNAN   BUKAN TAMENG

    Setibanya Rara di rumah Andi, mereka menyambutnya dengan baik."Hallo.... gimana kabar kamu sayang??" sambut Ibu Sarah saat melihat Rara tiba.'Baik Mah, mamah sendiri apa kabar?" tanya Rara."Mamah juga baik, sangat baik sekali," jawab Ibu Sarah.Rara pun menyalami Pak Fero. Semua terlihat senang melihat kedatangan Rara, namun Andi terlihat biasa saja dan malah membuang muka saat Rara menghampirinya. Sikap Andi membuat Rara merasa aneh, karena tidak biasanya ia seperti itu.Rara mencoba mendekatkan diri, membantu Andi mengemas barangnya."Gak usah!! Kamu temani Mamah saja sana!!' Andi mengambil barang yang dipegang oleh Rara."Aku bantu Ndi!" ucap Rara agak memaksa."Gak usah!!" larang Andi kembali, namun Rara tetap memaksa membantu Andi karena kesal melihat Rara yang keras kepala Andi pun merebut dengan paksa juga. Sikap Andi tersebut membuat Rara bingung."Kamu kenapa sih??" tanya Rara penasaran dengan perlakuan Andi padanya."Gak papa, biasa aja ko," jawab Andi singkat."Kamu

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status