KAU HIANATIKU, KU HILANGKAN PUSAKAMU
BAB 2
Pagi menyapa, sinar matahari mampu menembus hordeng kamar hotel yang aku gunakan. Hari ini sungguh cerah, aku pun bangun dengan badan yang terasa segar.
"Hoammmm… sunguh tidur yang nyenyak malam tadi, dan sekarang waktunya kembali bermain drama, pasti sangat menyenangkan sekali," gumamku pada diri sendiri sembari tersenyum lebar.
Bergegas aku menuju kamar mandi dan melakukan serangkaian ritual yang dilakukan wanita jika sedang di kamar mandi. Setelah selesai aku mengganti pakaian yang telah kusiapkan sebelumnya dan bersiap siap menanti hasil dari kejutan yang kubuat untuk mereka selanjutnya.
"Dudududu, sungguh indah hari ini." Aku berdendang kecil sembari meraih gagang pintu dan membukanya.
Tok tok tok
Kuketuk pintu kamar milik mas Bayu.
Tak lama kemudian aku mendengar suara kunci kamar seperti diputar dan sepersekian detik kemudian pintu pun dibuka. Aku pun masuk ke dalam kamar itu, sungguh pemandangan yang menyakitkan hati. Karena terlihat pakaian dalam berserakan di kasur, tapi ini kesempatan buatku. Ketika mas Bayu masih di pintu kamar, dan Tania di kamar mandi. Segera kububuhkan bubuk gatal ke semua pakaian dalam Tania yang ada di koper. Bubuk itu tidak berwarna dan tidak berbau jadi kupastikan Tania tidak tahu jika pakaian dalamnya sudah kububuhi bubuk itu, hahahahaha.
"Mas, aku mau pulang dulu ya. Aku bosan di sini sendiri. Tentunya aku gak mau mengganggumu yang lagi bersenang senang dengan Tania. Jadi, nikmatilah harimu dengannya," ucapku sarkas pada mas Bayu. Aku sebenarnya tahu jika tadi malam mereka tidak melakukan apa pun.
"Tunggu Shila, aku ikut pulang!" ucap mas Bayu padaku ketika aku akan beranjak dari tempat duduk.
Keningku berkerut seolah-olah aku keheranan dengan suamiku. yah, ini juga bagian dari sandiwaraku.
"Lho, kok kamu ikut pulang, Mas? Kan kamu sudah menyewa kamar ini sampai tiga hari kedepan. Masa pengantin baru hanya semalam saja melepaskan kebersamaannya?" tanyaku berpura-pura pada mas Bayu.
"Gak apa, aku hanya tiba-tiba Rindu padamu."
"Cih, rindu katanya, apa jika tidak terjadi sesuatu pada malam tadi kamu masih akan bilang rindu padaku, Mas?" gumamku dalam hati.
"Lho, kok aneh, tiap hari kita bertemu kok sudah rindu. Dan lagi aku tidak masalah jika kamu menghabiskan waktu bersama istri barumu itu lebih lama lagi."
"Gak ah, aku mau pulang saja."
"Terserah kamu deh, lalu Tania gimana?" Karena kini Tania sudah mengenakan pakaiannya dan berada di samping mas Bayu dan bergelayut manja di lengannya.
"Cih menjijikkan, tunggu saja sebentar lagi pasti bubuknya bereaksi," batinku berkata.
"Tania biar aku suruh tinggal di rumah kita yang ada di kecamatan sebelah itu." Mataku terbelalak mendengarnya.
Pasalnya rumah itu adalah rumah yang diberi orang tuaku sebagai kado ulang tahunku sebelum aku menikah dengan mas Bayu. Sedangkan yang kutempati adalah rumah kado pernikahanku dari orang tuaku. Mas Bayu dan keluarganya selama ini hanya bermodalkan badan saja. Bahkan, baju yang mereka kenakan juga pemberianku.
'Dasar tidak tahu malu, sudah berhianat kini seolah-olah semuanya adalah milik dia.'
"Itu kan rumah kado ulang tahunku sebelum menikah denganmu, Mas? Kenapa gak kamu sewakan rumah aja si Tania itu," uapku sinis pada mas Bayu sedangkan Tania yang merasa menang tersenyum lebar ke arahku sembari sesekali menggaruk badannya.
"Cih, dasar gundik tak tahu malu. Dia pikir dia hebat sudah merebut suamiku. Bahkan, sekarang jika dia minta akan kuberikan Mas Bayu padanya. Aku saat ini hanya ingin bermain-main dan memberi mereka pelajaran saja makanya aku diam ketika mereka menikah di depan mataku," batinku.
"Jangan dong, Dek, Tania tidak terbiasa hidup di kontrakan, dia terbiasa hidup enak, Dek. Makanya gak apa kan dia aku suruh tinggal di rumah itu, toh rumah itu hanya dihuni beberapa asisten saja. Dan kita kan juga sudah ada rumah sendiri."
"Jangan seenaknya kamu, Mas, kalau mau hidup enak ya kerja. Kenapa gak pakai uangmu untuk menyewa rumah yang bagus jika memang istri barumu itu tak bisa tinggal di rumah yang kecil?!" Aku menatap tajam pada mas Bayu. Sungguh aku merasa sangat kesal dibuatnya.
"Kamu kan tahu, Dek, uangku tidak cukup untuk itu. Uangku kan selalu ku kirim ke Mami, Dek." Mami adalah panggilan untuk ibunya mas Bayu.
"Ya itu urusanmu, Mas, sudah tahu uang pas-pasan. Sok-sok an beristri dua. Apa kamu lupa jika selama ini biaya rumah tangga kita itu aku yang keluar uang? Bahkan gajimu saja aku tidak pernah merasakannya sepeser pun."
"Kok kamu jadi itung-itungan gitu sih, Dek, yang namanya rumahtangga ya uangmu uangku juga lah, Dek, itulah gunanya istri ya membantu suaminya."
"Ya itu dulu sebelum kamu berkhianat, tapi tidak dengan sekarang. Uangku ya uangku sebaliknya uangmu tetap uangku karena aku ini istrimu. Wajib hukumnya kamu memberiku nafkah. Jika istri barumu ingin hidup enak, suruh juga dia bekerja, jangan bisanya mengangkang saja pada laki orang."
"Shila!" pekik mas Bayu. Seketika mas Bayu mengangkat tangannya hendak menamparku lantas tidak jadi karena tiba-tiba Tania merengek pada mas Bayu.
"Masssss, aduh badanku gatal semua, Mas," ucap Tania yang seperti anak kecil sembari menambah garukan di tubuhnya.
"Kok mukamu, tangan dan kaki merah-merah?"
"Gak tau nih, Mas, tiba-tiba badanku gatal sekali, " jawab Tania yang masih menggaruk tubuhnya.
"Kamu ada alergi mungkin atau kamu salah makan?" tanya mas Bayu lagi yang terlihat sedikit jijik karena sekarang tubuh Tania penuh dengan bentol kemerahan.
"Aku gak ada makan apa yang aneh-aneh, Mas. Lagian aku gak memiliki riwayat alergi. Aduh gimana ini, Mas, gatal sekali rasanya, dan bla bla bla." Aku tidak lagi menghiraukan mereka karena aku menulikan pendengaran dan bersiap pergi dari tempat ini.
"Yesss, bubuk gatelnya sudah bereaksi, sekarang nikmatilah itu wahai gundik, yang namanya gundik kan gatel jadi cocok deh sama sesuatu yang bikin gatal, makan tuh gatel, hahahahaha." Aku pun beranjak dari sana meninggalkan mereka yang sedang panik karena badan Tania sudah bentol-bentol dan merah.
Kuambil ponselku dari dalam tas dan menghubungi seseorang.
"Hallo...
KAU HIANATIKU, KU HILANGKAN PUSAKAMUPART EXTRA"Maaf, kalian siapanya pasien?""Kami yang tak sengaha menabraknya dok, dan kebetulan kami juga mengnal orang itu, lalu bagimana kondisinya?""Sebelumnya kami minta maaf, kalian terlambat membawanya kesini, nyawanya sudah tidak bisa di selamatkan karena kehabisan banyak darah.""Innalillahiwainnailaihiraji'un," ucao Farhan, Shila Dimas dan juga Vika serentak."Lalu bagaimana kepengurusan jenazahnya?" tanya dokter itu lagi."Kami juga bingung dok, karena biarpun kami mengenal orang itu tapi kami bukanlah keluarganya."
KAU HIANATIKU, KU HILANGKAN PUSAKAMUPART EXTRA2 tahun sudah pernikahan Shila dengan Farhan dan juga Vika dengan Dimas, dan saat ini baik Shila maupun Vika tengah mengandung buah hati pasangan masing-masingShila yang sudah memasuki kehamilan usia 7 bulan sedangkan Vika yang baru saja menginjak usia kehamilan 2 bulan, hal itu menjadikan keluarga besar mereka merasa sangat bahagia, terlebih lagi keluarga Shila, hal itu membuktikan jika Shila tidaklah mandul, melainkan hanya belum di beri kepercayaan oleh Allah, terlepas dari itu semua Shila sangat bersyukur tidak memiliki anak dari laki-laki sepertk Bayu, bukannya Shila menolak, tapi kemungkinan jika saat itu Shila memiliki anak dari Bayu maka akan semakin sulit untuk Shila berpisah dengan Bayu.****
KAU HIANATIKU, KU HILANGKAN PUSAKAMUBAB 79"Dari hasil itu jelas tertulis kalau anak yang di kandung oleh Ibu Tania bukanlah anak dari Bapal Dimas."Ucapan dokter bagaikan angin surga bagi Tante Anita, begitu lega hatinya karena ternyata itu memang bukan anak dari Dimas, tapi kini dirinya sangat marah karena merasa Tania sudah mempermainkannya."Terimakasih dok atas informasinya, kalau gitu saya permisi."Setelah Tante Anita keluar ruangan, dirinya mencari dimana Tania berada dan sialnya Tania sudah tidak ada di tempatnya."Tania kemana?" tanya Tante Anita pada Vika dan Shila sedangkan D
KAU HIANATIKU, KU HILANGKAN PUSAKAMUBAB 78"Vika tunggu, ini tidak seperti apa yang dia katakan, semua itu bohong, aku tidak pernah melakukannya!" sergah Dimas ketika Vika akan meninggalkannya."Nak Vika, tolong jangan begini, tante berani jamin jika apa yang di katakan perempuan murahan itu adalah kebohongan besar.""Aku tidak berbohong, aku memang sedang mengandung cucumu.""Baik kalau begitu, aku akan menerima anak yang kamu kandung sebagai cucuku," ucap tante Anita yang membuat Tania tersenyum senang."Mama apa apaan sih, itu bukan anak aku ma, aku tidak pernah melakukannya!" sentak
KAU HIANATIKU, KU HILANGKAN PUSAKAMUBAB 77"Tania, kamu sedang apa!" ucap Intan, seorang karyawan disana juga."Oh, emm, ini mau liat liat desain, soalnya ada teman aku mau menikah jadi mau liat desain dekor juga," ucap Tania memberi alasan."Oh, yaudah nanti aja tunggu mas Bowo datang, kan dia yang ngerti di mana tempat penyimpanannya, mending sekarang kita makan siang aja yuk," ajak Intan pada Tania.Mau tak mau Tania menuruti keinginan Intan."Huh, gagal deh, baru aja mau ku hapus, ini semua gara gara Intan, huh kesel!" gerutu Tania dalam hat
KAU HIANATIKU, KU HILANGKAN PUSAKAMUBAB 76"Deg degan kenapa? Emangnya kamu mau di eksekusi mati kok pake deg degan segala.""Ya takut aja mbak, kata orang menikah itu gak enak, di tambah lagi nanti ada mertua julid kayak cerita cerita mak mak kbm itu mbak, dan mbak sendiri juga pernah mendapatkan mertua julid bin nyinyir kan.""Ya tapi kan gak bisa kita pukul rata kalau semua mertua akan seperti itu juga, emangnya tante Anita gak suka sama kamu.""Ya suka sih, malah dia yang mendukung pernikahanku dengan Dimas.""Lalu kenapa kamu takut, berarti kan bagus dong, dia sayang sama kamu."