Episode 6-Menikah Kontrak
Setelah kepulangan dari rumah orang tuanya, Boy langsung menyuruh Handoko untuk mempersiapkan pernikahannya dengan Maya dalam waktu seminggu.. Hanya Handoko yang mengetahui pernikahan kontrak sang majikan. Maka dari itu Handoko tidak mau mengecewakan majikannya itu.. Segala keperluan ia persiapkan sedetail mungkin sampai menyewa orang tua bayaran untuk menjadi wali nikah Maya. Acara pernikahan ini memang sengaja mengundang beberapa tamu terdekat sekaligus keluarga inti, maka tak heran jika persiapannya harus sangat matang apalagi sang majikan hanya memberikan waktu sangat terbatas. Untung saja ada WO yang bersedia membantu proses pernikahan Boy dan Maya berlangsung sampai souvenir juga catering pun sudah siap, ya meskipun Handoko harus merogoh kocek dua kali lipat mengingat semuanya ini serba mendadak. "Ada-ada saja kemauan orang kaya mah, nikah aja ribet banget.. Untung masih ada WO yang mau menangani pernikahan mendadak ini jika tidak ada duh bisa ribet saya mengurus semuanya secara manual," batin Handoko lega. Dalam waktu 3 hari semua persiapan sudah beres dan Handoko ingin mengkonfirmasi pada sang majikan. "Selamat pagi bos besar," sapa Handoko. "Hmm ya pagi, ada apa?" tanya Boy yang sedang bersantai sambil minum kopi di pinggir kolam renang. "Semua persiapan sudah siap dan tinggal menunggu hari H nya saja bos, untuk baju pengantin apa anda dan Maya tidak ingin mencobanya dulu?" tanya Handoko. "Tak perlu.. Asal kamu bisa memperkirakan ukurannya atau gak suruh desainer membawa semua koleksi terbarunya biar nanti saya dan Maya yang memilih," ucap Boy dengan entengnya. "Baik bos.. Soal undangan hari ini juga sudah jadi, mau langsung dibagikan atau gimana?" tanya Handoko. "Tentu saja.. Setelah tiba langsung bagikan sama tamu undangan agar semuanya cepat selesai," jawab Boy setuju. "Baik bos.. Ada yang mau di sampaikan?" tanya Handoko lagi. "Tentu ada, pastikan semuanya berjalan dengan baik dan lancar dan satu lagi, jangan sampai pernikahan kontrak ini bocor.. Jika nantinya kamu di desak sama keluarga saya katakan saja jika pernikahan ini memang sungguhan, kalau nanti saya mendengar rahasia ini bocor nantinya orang pertama yang saya cari dan saya beri pelajaran adalah kamu," ancam Boy serius. "Ba.. baik bos.. saya pastikan semua akan aman dan terkendali," jawab Handoko takut. "Bagus.. Silahkan lanjutkan pekerjaanmu," suruh Boy dan Handoko bergegas meninggalkan Boy. "Sial.. Orang kaya bisanya main suruh aja, memang mikir semua ini gak capek apa? Untung aja aku masih punya sisa uang pemberian bos besar.. Anggap saja yang lelah haha mana ada orang sekaya dia menanyakan apakah dananya pas atau lebih?" batin Handoko lalu memeriksa saldo tabungannya via hp dengan senyum gembira. "Pernikahan kontrak yang membawa berkah untukku juga keluarga, transfer ke ibu dulu ah biar makin di sayang," gumam Handoko lalu mentransfer 5 juta ke rekening Istrinya. ***Sesuai perjanjian yang tertulis jika dalam seminggu setelah keduanya saling tanda tangan diatas materai maka pernikahan akan di selenggarakan. Maya hari ini merasa gugup karena tepat pada hari ini dirinya akan menjadi seorang istri ya meskipun hanya dalam sebuah kontrak namun tetap saja pernikahan ini tercatat. Dibalik rasa gerogi nya terselip rasa sedih yang luar biasa di dalam lubuk hatinya, seharusnya pernikahan ini dihadiri oleh kedua orang tua dan di saksikan adik-adiknya setelah itu wajah bahagia akan terpancar pada mereka.. Namun sayang semua itu hanya angan-angan semu saja. Pernikahan ini sengaja Maya sembunyikan dari kedua orang tuanya karena Maya tidak mau kedua orang tuanya nantinya kecewa. Maya juga sama seperti kebanyakan wanita diluar sana yang ingin menikah dengan pria yang dicintai setelah itu menjalani kehidupan berumah tangga bersama-sama, mengalami suka duka bersama.. Namun sayang nasib baik belum berpihak pada Maya, keinginannya untuk membahagiakan keluarganya dan supaya keluarganya hidup enak membuat Maya harus nekat mengambil kesepakatan ini. "Maafkan Maya ya mak..pak.. jika hari ini Maya mengecewakan kalian, tidak pernah terbesit di dalam pikiran dan hati Maya untuk tidak mengundang kalian, Maya sungguh ingin kalian menyaksikan pernikahan Maya namun sayangnya ini bukan pernikahan yang seperti pada umumnya.. Maya dan majikan Maya menikah dengan perjanjian yang terikat kontrak selama setahun, Maya harap setelah masa itu selesai Maya bisa pulang ke kampung dan menjadi orang sukses," batin Maya berlinang air mata. Sang perias yang melihat pengantin wanitanya menangis merasa kesal karena harus mengulangi make up nya padahal waktu sudah mepet. Mengingat yang menjadi pengantin hari ini adalah seorang konglomerat besar membuat Sang MUA menghilangkan sikap tidak profesionalnya dan telaten me-make up ulang Maya. "Mbak maaf nih bukan maksud saya mengacaukan suasana hati anda namun mohon kerja samanya ya mbak, jam akad nikah akan segera di mulai tetapi mau gak mau make up harus di ulang beberapa bagian, jadi saya mohon setelah ini jangan lagi menangis ya mbak.. Saya tau memang ini hari bahagia untuk kalian apalagi calon suami anda seorang pebisnis yang sukses, banyak loh mbak yang antri menjadi kekasihnya dia namun ternyata mas Boy memilih mbak menjadi pendamping hidupnya, saya yakin anda menjadi salah satu wanita beruntung di dunia ini mbak.. Percayalah jika berita ini tersebar duh banyak yang iri dengan anda, banyak mbak yang mendambakan posisi anda yang sebentar lagi menjadi nyonya besar," ucap sang MUA antusias dan Maya hanya membalasnya dengan senyuman. Acara akad nikah pun dimulai.. Boy sudah ada di tempat dekorasi akad dengan penampilan yang sangat gagah. Penghulu bayaran pun juga sudah tiba, kini saatnya pembacaan ikrar pernikahan. "Dengan saudara Boy Yudhistira, apakah betul?" tanya penghulu memastikan."Betul pak.." jawab Boy mantap. "Baiklah acara akad akan segera dimulai sebelum itu saya akan memastikan apakah mempelai pria bernama Boy Yudhistira bin Bowo Yudhistira lalu mempelai perempuan bernama Maya Syaqilla binti Sutejo?" tanya penghulu dan boy mengangguk mengiyakan. "Baik.. Mari kita mulai.. Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau Boy Yudhistira bin Bowo Yudhistira dengan wanita pilihanmu sendiri yang bernama Dinda Syaqilla binti Sutejo dengan mas kawin emas batangan 50 gram dan uang tunai 1 miliar dibayar tunai," ucap penghulu dengan mantap sembari di mikropon. "Saya terima nikah dan kawinnya Dinda Syaqilla binti Sutejo dengan mas kawin tersebut dibayar tunai," ucap Boy sekali nafas dan langsung dijawab sah oleh beberapa saksi serta wali. Akhirnya pernikahan Boy dengan Maya berlangsung dengan lancar, ya meskipun nama lengkap serta binti dari Maya itu benar namun pernikahannya tidak bisa dianggap sah karena orang tua Maya tidak hadir menjadi saksi pernikahannya. Meskipun begitu baik Maya maupun Boy tidak mempermasalahkan itu, terpenting bagi mereka adalah bisa saling menjalankan kontrak ini dengan baik dan tanpa menimbulkan kecurigaan orang sekitar. Orang tua Boy tetap hadir menyaksikan pernikahan anaknya dan sang ayah menjadi wali nikah, mau bagaimanapun Boy adalah anak mereka dan niatnya sungguh baik untuk menikahi orang yang dicintainya, meksipun kedua orang tuanya masih berat hati untuk menerima kehadiran Maya yang statusnya jauh berbeda tapi demi kebahagiaan sang putra akhirnya mereka mengalah. Beberapa hari kemudian Boy sudah sah menjadi CEO di perusahaan keluarganya karena sesuai perjanjian jika tahun ini Boy tidak kunjung menikah maka dia tidak berhak menikmati fasilitas apapun yang seharusnya menjadi miliknya.Perihal urusan dengan keluarga Adit kini telah selesai sudah ya meskipun ke depannya mereka tidak akan akrab seperti sebelumnya, begitu juga dengan orang tua Adit, setiap bertemu dengan orang tua Maya terpampang jelas raut kecewa juga benci, namun apa boleh dibuat? Tak ada manusia yang bisa melawan takdir. Rencana pernikahan yang sudah disepakati kini tiba pada hari H nya. Kedua mempelai terlihat sangat serasi bahkan suasana pernikahan kali ini jauh lebih hidup dibandingkan pernikahan sebelumnya, mereka sepakat hanya mengundang kerabat terdekat saja agar nuansa intim acara berasa. Toh Maya sudah pernah merasakan pernikahan yang megah dan mewah meskipun waktu itu hanya diatas kertas alias kontrak. Ijab qabul pun akan segera dimulai, Boy sudah lebih dulu berada dimeja bersama penghulu, saksi dan juga wali nikah. Kenapa Maya tak juga ikut duduk di samping?? Tidak.. Maya akan keluar ketika kata sah sudah terucap dan pernikahan diangap sah. Itu sudah menjadi tradisi keluarga dari Maya, ke
Ayahnya pulang dengan wajah kusut bahkan tak ada kata-kata apapun yang terucap setelah kepulangannya dari rumah Maya. Hal buruk pasti sudah terjadi dan kini Adit bisa merasakannya. "Pak.. Apa yang sudah terjadi?" tanya Adit. "Maafkan bapak yang nantinya membuatmu kecewa bahkan patah hati, Maya, wanita yang kamu dambakan menjadi istri kini hanya tinggal angan-angan saja, Maya menolak lamaran kita dan kini Maya memilih majikannya untuk dijadikan suami, maafkan bapak," jawab Eko sangat sedih. "Apa?? Jadi benar dugaan Adit jika antara Maya dengan majikannya ada hubungan khusus, kenapa waktu itu ketika Adit tanya keduanya membantahnya?" jawab Adit kaget. "Kamu sudah tau semua ini?" tanya Eko. "Kalau tau mereka saling memliki rasa ya baru ini pak, bapak sendiri yang mengatakannya, selama ini Adit hanya menduga saja jika keduanya bukan hanya sekedar majikan dengan bawahan," ucap Adit terlihat sedih. "Bapak juga baru tau ini,
Tiba-tiba saja suasana yang tadi mencekam bahkan tegang kini menjadi canggung, Yudhistira juga Puspa memilih diam setelah semua keluh kesah ia ungkapkan, bukannya menjawab semua pertanyaan yang di lontarkan, Boy lebih banyak diam, hal itu semakin membuat mereka kesal bukan main. "Berhubung semuanya sudah kondusif lagi, maka saya akan menjelaskan semuanya dari awal, saya mohon jangan ada yang menyela atau menghardik di tengah penjelasan," pinta Boy namun tak menjawab sahutan dari siapapun. "Oma.. Apa yang oma tanyakan tadi itu semua benar, saya juga Maya melakukan pernikahan kontrak selama satu tahun karena sebuah keuntungan masing-masing, Boy mendapat warisan yang sudah dijanjikan begitu juga dengan Maya yang bisa membuat keluarganya hidup lebih baik dari sebelumnya bahkan melunasi semua hutang keluarganya, apakah kedua orang tua Maya tau ini? Tentu tidak, Maya beralasan jika ia bisa menebus hutang pada lintah darat karena nantinya gaji setiap bulan di
Merasa semuanya tak bisa dibicarakan sebelah pihak saja membuat Tejo meminta agar Boy mendatangkan keluarganya dan membicarakan semua ini. Awalnya Boy menolak namun karena kegigihan Tejo akhirnya Boy setuju, segera Boy menghubungi papahnya juga oma agar besok datang kesini. Awalnya Yudhistira penasaran kenapa harus sampai datang ke rumah anaknya? Masalah apa yang sedang menimpa? Namun karena anaknya tau menjelaskan dan memilih memberitahukannya nanti ketika bertemu, akhirnya Yudhistira setuju. Baginya mungkin anaknya lebih nyaman jika bertatap muka, berbeda respon dengan omanya, Puspa. Awalnya Puspa kesal karena harus pulang besok pagi padahal voucher yang diberikan cucunya itu untuk 2 hari 3 malam, otomatis Puspa mengomel panjang lebar namun ia tetap akan pulang besok. Masalah keluarganya untuk datang pun sudah beres, kini tinggal mempersiapkan diri jika nanti papah dan omanya memaki Boy habis-habisan. Menunggu adalah hal yang membosankan, begitu juga
"Ada apa Boy? Ini tengah malam," tanya Maya setelah masuk ke kamar suaminya. "Ini tentang kita.. Aku gak bisa menahan lagi semuanya, lebih baik kita jujur dengan kedua orang tuamu," jawab Boy. "Gak.. Aku gak setuju! Aku gak mau bapak kecewa," tolak tegas Maya. "Tidak akan.. Niatku kan baik, lagian selama ini aku tak pernah melanggar perjanjian kita," bantah Boy. "Apapun itu aku gak mau kedua orang tuaku tau, biarkan semua selesai sesuai waktunya setelah itu kita memulai dari awal," pinta Maya. "Semua sudah selesai ketika kita berdua di Bali waktu itu, apa kamu lupa? Kan aku sudah menjelaskan semuanya, lagian selama ini aku bertanggung jawab," ucap Boy yang membuat pikiran Tejo negatif, tanggung jawab? Apa maksud perkataan itu?? Jangan-jangan… ah tak mau berprasangka buruk, lebih baik Tejo tanyakan langsung. Brak.. Suara pintu dibuka dengan keras membuat penghuninya kaget. "Apa maksud perbincang
*Sebelum Boy pulang, terlebih dahulu Boy menelpon oma nya agar tidak pulang ke rumah*"Halo, Boy? Ada apa? Oma lagi sibuk nih," tanya Puspa. "Oma lagi dimana sih?" tanya Boy penasaran. "Oma lagi hangout sama bestie oma dong, kenapa emangnya?" tanya Puspa. "Kebetulan sekali, tadi Boy ditawari voucher menginap di salah satu hotel di Bandung untuk 4 orang dan itu untuk hari ini, otomatis Boy gak bisa dong oma kan pekerjaan dikantor lagi selangit, kok tiba-tiba Boy ingin menelpon Oma eh taunya oma lagi hangout sama temen-temen oma, coba tanyain ke temannya mau apa enggak?" ucap Boy yang dijawab antusias para bestie yang telah lanjut usia. "Mereka mau dong.. Kapan berangkatnya?" tanya Puspa memastikan. "Penerbangan jam 1 siang ini oma, kalau mau akan Boy konfirmasi ke teman Boy dulu ya," ucap Boy. "Oma nanti pulang dulu bawa beberapa baju dan pendukung lainnya," ucap oma. "Eits.. Ini udah jam 11