Home / Rumah Tangga / KEJUTAN MANIS DARI ISTRI TKW / 3. Tunggu kejutan manis dariku, Mas

Share

3. Tunggu kejutan manis dariku, Mas

Author: TrianaR
last update Last Updated: 2024-02-28 11:49:43

Part 3

"Apaa? Dasar istri tidak berguna, bisanya nyusahin suami aja!!"

"Sudahlah Bu, selama ini kan Devi yang menjamin kebutuhan kita. Sekarang dia lagi ada masalah, kalau kita tidak membantunya siapa lagi? Lagian kalau dia ditangkap siapa yang akan mengirimi kita uang lagi?"

Bu Witi terdiam, ia pun membenarkan ucapan anaknya.

"Bu, aku pinjam uangnya lima juta. Ibu ada kan?"

"Hah? Ibu gak punya. Uang aja kan kamu yang kasih."

"Kalau gitu aku pinjam perhiasan ibu, mau aku jual dulu. Nanti kalau Devi udah transfer lagi aku ganti, Bu."

"Perhiasan yang tadi pagi kamu kasih?"

"Oh jangan yang itu Bu, sayang masih baru, yang udah lama aja."

"Tapi kan ..."

"Bu, Reno mohon Bu."

"Ya sudah, tunggu disini. Ibu ambilkan dulu. Baru tadi pagi ibu lepas, sekarang mau kamu jual. Hmmmhh," gerutu ibu kesal. "Nanti kamu yang jual sendiri ya. Tapi janji, kalau Devi transfer kamu harus ganti!"

"Iya, iya Bu. Bawel!"

Reno pergi ke toko Mas, menjual perhiasan ibunya. Beruntung totalnya empat juta delapan ratus ribu rupiah. Dia tinggal menambahkan dua ratus ribu hingga genap tiga puluh juta. Ia cukup bernafas lega, setelah sampai di kantor Bank terdekat dan mengirimkan uang itu untuk sang istri.

Selesai mentransfer uang itu ke Devi, ia segera menghubunginya. Namun ponsel Devi tidak aktif, akhirnya dia mengirimkan pesan.

[Dev, Mas udah transfer ya seperti yang kau minta, 30 juta. Semoga kamu terbebas dari masalah ini ya dan kita memulai lagi dari nol. Kamu harus semangat kerjanya. Biar bisa mengirimi kami uang lebih]

Sepuluh menit sampai dua puluh menit belum ada balasan dari Devi. Mungkin dia tengah sibuk bekerja.

*

Menjelang malam laki-laki itu tak bisa tidur. Pikirannya berkecamuk, memikirkan Devi dan Sinta secara bergantian. Haruskah ia menunda pernikahannya dengan Sinta?

Reno meraih handphonenya dan ingin menelepon Sinta. Ada pesan W******p masuk dari Devi.

[Terima kasih suamiku tercinta] tulisnya ditambah emoticon love.

Reno tersenyum. "Syukurlah kalau dia baik-baik saja. Sekarang tinggal bilang ke Sinta untuk menunda pernikahan ini."

[Sayang, sebaiknya kita tunda saja pernikahan ini] Reno mengirimkan pesan untuk calon istri mudanya.

Selang beberapa detik setelah membaca pesan itu, Sinta langsung menelepon.

"Mas, kenapa ngomong gitu? Kenapa pernikahan kita harus ditunda?" tanya Sinta dengan perasaan kesal.

"Iya maaf, Sayang. Aku gak ada biaya."

"Gak ada biaya gimana? Bukannya tabungan Devi masih banyak!"

"Emmh itu Sayang, aku gak bisa bilang masalah ini."

"Kamu ini gimana sih! Pokoknya aku gak mau tahu minggu depan kita harus tetap nikah. Mau ditaruh dimana mukaku, Mas? Kamu sengaja ya ingin mempermalukanku di depan umum?"

"Enggak, bukan begitu Sin--"

"Iya kan, kamu memang sengaja ingin menghancurkanku, Mas? Lalu bagaimana dengan orang tuaku, saudaraku dan teman-temanku nantinya! Pokoknya aku tidak mau pernikahan ini sampai batal!"

"Bukan batal Sinta, hanya ditunda saja.

"Tetap saja kan batal, pokoknya aku gak mau tahu, kita sudah mempersiapkannya sejauh ini, Mas. Para tetangga juga udah pada tahu kalau aku akan menikah lagi, malu dong Mas, maluuu," sahut Sinta.

"Iya-iya akan kuusahakan."

"Janji ya, jangan ngomong kayak gini lagi."

"Iya."

"Ya sudah Mas, selamat malam dan selamat tidur, mimpiin aku ya yang cantik dan bohai."

Reno tersenyum geli saat mendengar suara manja Sinta memuji dirinya sendiri. Lalu berlanjut dengan kata-kata mesra orang dewasa.

Sementara di sudut kota nun jauh disana, Devi tengah tersenyum puas, mendapatkan dua kali transferan dari suaminya. Dia tak menyangka bahwa suaminya gampang dibodohi.

"Tunggu kejutan dariku selanjutnya, Mas! Kamu yang memulai, kamu juga yang akan menuai," ucapnya sembari memasukkan baju-baju ke dalam koper. Besok ia akan pulang ke Indonesia dan membuat kejutan tak terduga untuk keluarga benalu itu.

***

Devi mengembuskan nafasnya dalam-dalam, menghirup udara segar di negerinya sendiri usai melakukan penerbangan dari kota Taipei sampai ke Jakarta. Ia melihat suasana di luar Bandara Soekarno-Hatta. Panas terik mentari terlihat menyengat dan berkilauan, namun itulah yang ia rindukan. Pesona bumi pertiwi yang subur tapi tak bisa membuat kehidupannya makmur. Tetap saja ia sangat rindu pada tanah air tercinta.

Lagi lagi, wajahnya menyunggingkan senyuman yang manis. Ia tak menyangka akan pulang lebih cepat dari kontrak kerjanya. Bukan karena dia bermasalah, tapi ada suatu hal yang membuatnya pulang. Selama di luar negeri, ia menjadi Asisten Rumah Tangga, pengasuh untuk orang lansia yang tinggal sendirian. Anak-anaknya sibuk bekerja. Ia pulang karena tugasnya sudah selesai. Nenek lansia yang ia jaga, minggu kemarin telah meninggal dunia karena sakit yang diderita.

Selama disana tidak ada masalah yang berarti, justru yang jadi masalah ia menahan rindu yang begitu dalam pada keluarga. Sesekali ia menangis di sudut kamar sembari memandangi foto Silvi, putrinya yang tumbuh tanpa sentuhan tangannya.

Majikannya sangatlah baik, bahkan Devi selain gaji, ia mendapatkan bonus yang cukup banyak dari sang majikan serta dibelikan tiket untuk pulang ke Indonesia sebagai tanda ucapan terima kasih.

Saat jatahnya libur bekerja, ia pergunakan waktunya untuk kegiatan yang bermanfaat. Devi seringkali mengikuti pelatihan beauty make-up atau make-up ala-ala rias pengantin. Biasanya ia akan berkumpul dengan sesama teman seperjuangan, saling mendukung dan menyemangati satu sama lain. Kini, walaupun pendidikannya rendah, setidaknya ia ingin punya keterampilan saat pulang nanti. Selain Bahasa Inggrisnya semakin lancar, ia pun berbakat jadi perias. Itu salah satu cita-citanya, membuka usaha salon dan rias pengantin.

"Deviiii ...!!" panggil seseorang. Devi menoleh, dilihatnya seorang wanita seumuran dengannya berlarian ke arah Devi berada.

Devi tersenyum melihat Rita, sahabatnya sudah datang menjemput.

"Ritaa ...!" sahut Devi, mereka saling berpelukan dan melepas rindu. Mata keduanya berkaca-kaca.

"Sudah lama sekali kita gak ketemu, kamu makin cantik aja, Dev," puji Rita.

Devi tersenyum. "Kamu juga tambah cantik."

"Ish kamu ngejek ya. Lihat nih kulitku tambah hitam. Gak kayak kamu, makin putih, bersih, ya ampuuuun sampai pangling lihatnya. Cantik banget kamu, Dev."

Devi masih tersenyum mendengarkan sahabatnya berceloteh ria.

"Ya sudah yuk kita pulang, kamu pasti capek banget kan? Kamu pulang ke rumahku dulu ya, gak mungkin kan pulang ke rumah sang pengkhianat itu?"

Devi mengangguk pelan. Ya, Rita-lah yang menceritakan semuanya tentang kebusukan Reno. Ia berselingkuh dengan Sinta --sahabatnya dulu waktu sekolah. Bahkan mereka sampai dijuluki Trio Kwek-kwek karena kemana-mana selalu bersama. Rita bahkan baru tahu akhir-akhir ini setelah tak sengaja ia memergoki Sinta dan Reno saling bermesraan di taman. Karena rasa penasaran, ia mengikutinya. Fakta mencengangkan yang ia dapat. Reno dan Sinta berselingkuh, saat Devi tengah berjuang memeras keringat di negeri seberang untuk menghidupi keluarganya.

Bila mengingat cerita tentang Reno yang tega mengkhianati, hati Devi terlampau sakit, seperti ada puing-puing pecahan kaca yang mengoyak hatinya. Ia pun tak menyangka kalau Sinta akan menusuknya dari belakang.

"Ya, Rita. Aku akan siapkan kejutan manis untuk kedua pengkhianat itu nanti. Tunggu saja."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • KEJUTAN MANIS DARI ISTRI TKW   54. END

    Satu tahun kemudian .... Devi bangun lebih awal. Ia bersiap membuatkan sarapan dan susu untuk keponakannya yang masih berusia 4 bulan lebih. Bayi mungil perempuan yang diberi nama Mentari oleh Rita itu beberapa hari terakhir dititipkan dan tinggal bersamanya, karena Rita harus melakukan perjalanan dinas ke luar kota selama beberapa hari. Sebagai single parent dan mengalami ujian yang berat, Rita bekerja keras dengan menjadi wanita karir untuk dia dan juga putrinya. Devi dan Reyhan tak merasa keberatan mengasuh bayi lucu yang sedang aktif-aktifnya itu. Kebersamaan mereka justru lebih berwarna dengan kehadiran Mentari. Hari-hari biasanya pun, ketika Rita kerja, Mentari diasuh oleh baby sitter, tapi hampir setiap hari Devi datang menemui Mentari. Hanya saja pagi ini, Devi merasa ada yang berbeda dengan tubuhnya. Ada rasa mual yang tak biasa dan lelah yang sangat. Devi mencoba mengabaikannya, tetapi intuisi seorang wanita seringkali lebih tajam daripada yang lain. "Hueeek ... hueee

  • KEJUTAN MANIS DARI ISTRI TKW   53. Pedih & Sesal

    Reno duduk di kursi plastik biru di ruang tunggu Rumah Sakit Umum, meremas-remas ujung bajunya. Suara mesin ventilator dan dengung alat-alat medis mengiringi kegelisahannya. Waktu sudah menunjukkan pukul 2 siang, tapi dia masih setia menemani ibunya yang tengah terbaring di ruang ICU. Di sampingnya, seorang dokter tengah memeriksa laporan medis. Sementara itu, perawat terus mondar-mandir membawa alat dan obat-obatan.“Ibu masih bisa sembuh, kan, Dok?” tanya Reno pelan, suaranya serak menahan kekhawatiran.Dokter menatap Reno dengan tatapan penuh empati. “Kami akan berusaha sebaik mungkin, Pak. Tetapi, kita harus bersiap untuk segala kemungkinan.”Reno hanya mengangguk. Kata-kata dokter itu bagai angin lalu, tidak terlalu ia cerna dengan baik. Pikirannya melayang-layang. "Maafkan aku, Ibu. Sungguh aku anak yang tidak berguna karena tak bisa melindungimu, Bu. Kenapa harus ibu yang menanggung semua ini," bisiknya sambil menggenggam tangan ibunya. Butiran bening sudah menitik di pipinya

  • KEJUTAN MANIS DARI ISTRI TKW   52. Kecelakaan

    Di sebuah rumah kecil, ibunda Reno duduk di kursi roda di ruang tamu yang redup. Wajahnya pucat, matanya berkaca-kaca, dan tangannya gemetar. Selembar surat terbuka di pangkuannya, dan isinya membuatnya tak percaya pada apa yang baru saja dia baca."Bagaimana mungkin?" gumamnya, suaranya hampir tidak terdengar di antara keheningan ruangan. Dia mengenang saat-saat indah bersama putrinya, Ristha, yang selalu menjadi anak kebanggaannya.Kenangan masa lalu membawanya pada waktu-waktu ketika Ristha masih kecil, ketika dia memeluknya erat-erat setiap kali dia pulang dari sekolah. Dia selalu bercerita tentang impian masa depannya, tentang bagaimana dia ingin menjadi seseorang yang sukses, memberi kebahagiaan pada ibunya.Namun, kini, semua itu terasa seperti mimpi buruk. Surat di pangkuannya memberitahu bahwa Ristha telah ditangkap karena kasus penipuan. Ibu merasa seolah-olah dunianya runtuh seketika.Pikirannya berkecamuk dengan pertanyaan yang tak terjawab. Apakah dia tidak mendidik Rist

  • KEJUTAN MANIS DARI ISTRI TKW   51. Cukup Sampai Disini

    Sore harinya, setelah pemeriksaan lengkap, akhirnya, Rita diperbolehkan pulang oleh dokter dan beristirahat di rumah. Reyhan datang menjemputnya. "Bagaimana kalau pulang ke rumah kami saja?" usul lelaki itu.Rita menggeleng pelan. "Aku ingin istirahat di rumah saja.""Bener kamu gak apa-apa ketemu laki-laki sialan itu?""Aku gak apa-apa, Mas."Reyhan menghela napas. "Ya sudah, kalau itu keinginanmu, tapi kamu harus istirahat yang cukup ya. Jangan diporsir, kamu kan masih dalam tahap pemulihan."Rita mengangguk pasrah.Mobil keluar dari lingkungan rumah sakit, dan pulang menuju rumah. Satu jam lebih waktu yang ditempuh untuk bisa sampai di rumah. Sepanjang jalan, Rita terdiam. Sesekali hanya melihat pemandangan dari jendela mobil. Semangat Rita segera terhenti ketika dia memasuki rumahnya yang sunyi. Suasana yang biasanya hangat dan penuh cinta sekarang terasa dingin dan hampa. ***

  • KEJUTAN MANIS DARI ISTRI TKW   50. Digrebek Polisi

    "Apa kalian yakin orangnya ada di dalam?""Iya, kami yakin, Pak. Dia gak mugkin kabur lewat belakang, Gak ada akses, pasti sekarang lagi sembunyi."Berkali-kali mereka mencoba bernegoisasi, tapi ternyata tak ada tanggapan apapun dari dalam.***Sementara itu ...Mendengar keributan di luar, Ristha terbangun. Ia mengerjapkan matanya pelan. "Ada apaan sih, ribut banget di luar, ganggu orang tidur aja!" gerutunya lirih. Ya, akibat stress sepanjang malam, dia bahkan telat bangun tidur. Wajahnya agak pucat dan matanya penuh kegelisahan. Entah kenapa, baru saja Ristha bangun dari tidurnya, namun ketegangan merasuk ke dalam setiap selnya. Dia tahu, mulai hari ini adalah hari yang takkan terlupakan baginya. Jordan pergi tanpa mau memberinya kabar lagi. Dan juga masalah lain ya ...."Heeeii buka pintunya dasar penipuuuu!!" teriak seseorang dari luar membuat Ristha berjingkat. Jantungnya berdegup lebih kencang.Ia bangki

  • KEJUTAN MANIS DARI ISTRI TKW   49. Sesal & Frustasi

    Jordan mencoba memegang tangan Rita, tapi Rita menariknya kembali. Dia merasa seperti dunianya hancur berkeping-keping. Selama ini, dia telah memberikan segalanya untuk rumah tangganya, namun sekarang semuanya terasa sia-sia."Mohon Maafkan aku, Rita. Aku tahu aku tidak bisa menghapus kesalahan yang sudah kulakukan, tapi aku ingin memperbaikinya. Aku akan melakukan apa pun untuk memperbaiki hubungan kita," ucap Jordan."Aku ingin bertaubat, Rita. tolong berikan kesempatan untukku. Kau mau kan maafin aku? Aku janji akan mengakhiri semuanya."Rita masih terdiam, sungguh, dia memang terlanjur shock dengan apa yang terjadi dalam hidupnya saat ini. Dia merasa terjebak dalam keputusasaan, tidak tahu harus bagaimana lagi melanjutkan hidupnya. Di saat dia menemukan jodoh di usia yang cukup matang, tapi kenapa jodoh yang dikirimkan padanya justru orang seperti Jordan, orang yang punya hubungan spesial dengan gadis muda sebelumnya. "Maafkan aku,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status