KEJUTAN MANIS DARI ISTRI TKW

KEJUTAN MANIS DARI ISTRI TKW

Oleh:  TrianaR  Baru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
37Bab
2.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Diam-diam aku menikah lagi dengan sahabat istriku saat dia bekerja menjadi TKW. Namun, aku shock, tiba-tiba istriku memberikan kejutan di luar nalar. Sungguh hal ini membuatku gi---laaa!

Lihat lebih banyak
KEJUTAN MANIS DARI ISTRI TKW Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
37 Bab
1. Aku tidak bodoh, Mas!
Ting!Sebuah notifikasi masuk ke gawai Reno, notifikasi transferan dan chat dari istrinya.[Mas, aku sudah kirim ya 3 juta untuk kebutuhan makan sehari-hari kalian]Senyuman Reno berubah masam, melihat nominal yang dikirimkan oleh Devi. [Kok jatahnya berkurang, sayang? Biasanya kirim 7 juta] balas Reno.[Iya Mas, aku ada banyak keperluan disini]Reno berusaha menelepon, tapi Devi tak menyahut.Padahal biasanya, Devi mengirimkan uang 7 juta tiap bulan. Istrinya itu bilang, 3 juta untuk makan sehari-hari, 1 juta untuk keperluan tak terduga dan 3 juta lagi ditabung untuk pembangunan rumah. Tak sia-sia istrinya bekerja diluar negeri. Ia tak perlu susah payah lagi menjadi kuli panggul di pasar. Hanya okang-okang kaki di rumah. Menikmati jerih payah sang istri. Memang hidupnya sekarang sangat menyenangkan. Tidak seperti dulu lagi, yang harus kekurangan uang dan beras tiap hari.[Makasih ya sayang, kamu memang istri yang terbaik. Mmuach mmuach] --balas Reno disertai emoticon cium. Ia berpur
Baca selengkapnya
2. Dasar istri tidak berguna!
Part 2Reno mengacak-acak rambutnya dengan kesal. Uang di rekening hanya tersisa dua juta saja. Belum buat makan dan yang lainnya. Kemarin pun ia berbohong pada Sinta kalau satu set perhiasannya sudah siap. Lalu bagaimana? "Kamu kenapa pagi-pagi dah kayak orang stress?" tegur sang ibu.Reno hanya terdiam. Hatinya sungguh dibuat bingung."Reno?""Eh i-iya Bu," jawabnya gugup."Kamu kenapa sih? Kamu udah ambil uang kan? Sini ibu minta buat beli perhiasan.""Belum, Bu.""Kamu ini gimana sih?!"Tak menanggapi ucapan ibunya, Reno pergi begitu saja. Ia tak mau mendengar suara ibunya yang merepet tiada henti.Kepalanya terasa begitu cenat-cenut, karena semalam semenjak Reno mentransfer kembali uang Devi, istrinya itu tidak bisa dihubungi. Ponselnya tidak aktif. Apakah wanita itu baik-baik saja? Atau tetap ditangkap polisi?Haaaah! Ia mengembuskan nafas panjangnya, tak tahu kepada siapa dia harus bicara tentang keadaan Devi. Ibunya sendiri saja tak mau mengerti apalagi orang lain.Ia mengend
Baca selengkapnya
3. Tunggu kejutan manis dariku, Mas
Part 3"Apaa? Dasar istri tidak berguna, bisanya nyusahin suami aja!!""Sudahlah Bu, selama ini kan Devi yang menjamin kebutuhan kita. Sekarang dia lagi ada masalah, kalau kita tidak membantunya siapa lagi? Lagian kalau dia ditangkap siapa yang akan mengirimi kita uang lagi?"Bu Witi terdiam, ia pun membenarkan ucapan anaknya."Bu, aku pinjam uangnya lima juta. Ibu ada kan?""Hah? Ibu gak punya. Uang aja kan kamu yang kasih.""Kalau gitu aku pinjam perhiasan ibu, mau aku jual dulu. Nanti kalau Devi udah transfer lagi aku ganti, Bu.""Perhiasan yang tadi pagi kamu kasih?""Oh jangan yang itu Bu, sayang masih baru, yang udah lama aja.""Tapi kan ...""Bu, Reno mohon Bu.""Ya sudah, tunggu disini. Ibu ambilkan dulu. Baru tadi pagi ibu lepas, sekarang mau kamu jual. Hmmmhh," gerutu ibu kesal. "Nanti kamu yang jual sendiri ya. Tapi janji, kalau Devi transfer kamu harus ganti!""Iya, iya Bu. Bawel!"Reno pergi ke toko Mas, menjual perhiasan ibunya. Beruntung totalnya empat juta delapan ratu
Baca selengkapnya
4. Pertemuan tak terduga
Part 4"Apa rencanamu?""Aku ingin sewa ruko buat memulai usahaku.""Wah, bagus dong. Kamu mau usaha apaan, Dev?""Pengennya sih salon rias pengantin. Aku memang belum punya perlengkapan yang banyak, tapi aku ingin mencobanya. Selama di luar negeri aku ikut kursus makeup dan ingin kusalurkan ketika pulang. Jadi ilmuku tidak sia-sia. Dan aku juga ingin punya penghasilan sendiri saat di Indonesia, tidak melulu harus pergi jadi TKW.""Wah, keren banget. Jadi sekarang kamu jago dandan dong. Nanti kalau aku nikah, kamu yang jadi MUA-nya ya!""Bereeeeess, siapa takut."Lalu keduanya tertawa tanpa ada beban. Sekian lama baru bertemu lagi, membuatnya ingin sekali melepas rindu, ngobrol santai dan mengingat masa sekolah yang seru dulu."Apa kamu tidak akan menggugat cerai suamimu itu?" tanya Rita dengan nada serius."Ya pasti aku akan menggugat cerai. Tapi itu nanti, aku masih belum puas untuk bermain-main dengannya. Aku ingin mengambil hakku kembali.""Jadi kau akan membuat dia dan keluargan
Baca selengkapnya
5. Melepas Rindu
Part 5"Sayang?" pekik Devi, netranya berkaca-kaca, bertemu dengan putri kecilnya tak terduga seperti ini. Sudah lama ia tak melihatnya langsung, sesekali hanya melihatnya lewat foto. Reno, sang suami jarang sekali mau mengangkat panggilan videonya."Tante siapa?" tanya gadis kecil itu lugu. Sekian lama tak bertemu membuatnya kebingungan. Apalagi sekarang, Devi memutuskan untuk memakai jilbab."Ini ibu, Nak. Ini ibu," sahut Devi, tanpa kompromi lagi air matanya jatuh membasahi pipi."Ibu?" tanyanya sembari memperhatikan wajah Devi dengan seksama.Devi mengangguk dan langsung memeluk tubuh kecil itu ke dalam dekapannya. "Ibuuuu, aku kangen ibu ..." sahut Silvi, gadis kecil itu membalas pelukan ibunya dengan erat seakan tak mau lepas. Keduanya hanyut dalam rasa rindu yang begitu membuncah, mereka tumpahkan dalam tangis haru."Sayang, kamu kenapa ada disini?" tanya Devi sembari membelai rambut putrinya. "Ini kan jauh dari rumah. Kamu sama siapa? Sama bapak?" tanya Devi lagi.Silvi mengg
Baca selengkapnya
6. Mencari Silvi
Part 6"Silviii ...! Silviiii ...!" teriak Reno memanggil putrinya. Ia berharap Silvi keluar dari persembunyiannya. Sudah hampir jam 9 malam, Silvi belum juga pulang. Reno sudah berkeliling ke gang-gang di desanya, tapi tak menemukan gadis kecil itu dimanapun."Aaaarrrgghh! Kalau Silvi gak ketemu bisa gawat! Devi bisa marah dan menuntutku," gerutu Reno. Ia masih berjalan dalam gelapnya malam, hanya lampu penerang jalan yang menerangi langkahnya.Para anak kecil sudah tak terlihat bermain di jalan lagi. Sepi. "Jangan-jangan Silvi diculik, Ren!" ucapan ibunya tadi membuatnya tak berhenti memikirkan Silvi. Segala kemungkinan bisa terjadi. "Aaarghhh!" teriaknya lagi sembari menendang batu kerikil di hadapannya. "Anak kecil menyusahkan saja!" Reno masih berjalan sembari matanya mencari keberadaan Silvi. Entah kenapa langkah kaki justru membawanya ke rumah Sinta. Tanpa dinyana, Sinta tengah berbincang dengan seorang pria di teras rumahnya. "Sin," sapa Reno, ia sedikit cemburu melihat Si
Baca selengkapnya
7. Kena Kau, Mas!
Part 7"Rita, Silvi kenapa bisa ada sama kamu? Aku harus hubungi Mas Reno kalau ternyata anaknya ada sama kamu!" ketus Sinta. Wanita itu mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi calon suaminya. Sementara Rita dan Silvi saling berpandangan. Jantung Rita berdebar-debar, takut kalau nanti Devi dan Sinta bertemu. Bisa gawat kalau rencana Devi tak bisa berjalan. Dengan mulus."Halo, Mas." Sinta tampak berbicara di telepon, ia berjalan menjauh dari keduanya. "Silvi, jangan bilang kalau kamu kesini sama ibumu juga ya, sayang. Kamu gak usah ngomong apa-apa sama mereka, biar Tante yang jelasin. Kamu mengerti kan?" bisik Rita di telinga Silvi.Gadis kecil itu mengangguk. Rita segera mengeluarkan handphone-nya agar Devi membaca dan lekas bersembunyi.[Dev, kamu sembunyi dulu biar aman. Ada Sinta disini. Masalah Silvi biar aku yang beresin]Sudah sepuluh menit, tapi pesan WhatsAppnya belum dibaca. Devi tengah sibuk memilih barang belanjaannya.[Ok] balas Devi. Ia tak menyangka dalam situasi sepe
Baca selengkapnya
8. The power of make up
Part 8Devi dan Rita tengah bersiap-siap, ia memakai kemeja formal. Tangan Devi sudah sibuk menari-nari diatas wajah Rita."Sempurna!" ucap Rita saat melihat hasil riasan sahabatnya itu. "Aku benar-benar seperti orang yang berbeda, amazing tanganmu itu, Dev! Dah macam MUA terkenal aja!""Hahaha bisa aja kamu.""Aku bakal promosi ke orang-orang kalau hasil riasanmu itu, oke banget," ucap Rita lagi sembari mengarahkan handphonenya untuk foto selfie. Kali ini dia menyamarkan penampilannya dengan berhijab."Ternyata aku cantik juga ya pakai jilbab.""Kamu memang cantik, Rita. Hatimu juga baik. Terima kasih karena kamu sudah membantuku.""Tentu saja, kita kan teman."Devi pun tengah melukis wajahnya sendiri, hingga membuat penampilannya berbeda. Ia sengaja menambahkan tanda lahir di bawah matanya sebelah kiri. Hijab pashmina berwarna pink membalut rambutnya, kemeja pink dan blazer warna hitam serta celana bahan warna hitam. Tak lupa sepatu pantofel warna hitam juga. Penampilannya saat ini
Baca selengkapnya
9. Dendam Masa Lalu
Part 9"Lebih baik kucel jadi pembantu, Pak. Dari pada kinclong tapi jadi benalu." "Tunggu-tunggu, kenapa suaramu mirip Devi ya?" tukas Reno. Lelaki itu berjalan mendekat. Ia melihat perempuan itu dari atas ke bawah."Benar, kamu ini mirip Devi. Postur tubuhmu, suaramu, atau jangan-jangan--""Maaf, Pak. Tolong jangan seperti ini, sikap anda membuat saya tidak nyaman," sahut Devi alias Aura sembari mundur beberapa langkah.Jantungnya berdegup kencang, takut jikalau dirinya ketahuan. Ia sudah menyusun rencana ini dengan matang, dirinya gak mau gagal lagi dan terperdaya oleh lelaki tak berhati ini. Rita pun ikut bingung bagaimana caranya agar Devi tak terpojok. "Maaf Pak, kami permisi dulu ya, pekerjaan kami masih banyak. Harus berkeliling menemui para calon investor yang lain," tukas Rita sembari menarik tangan Devi. Keduanya langsung berlalu masuk ke dalam mobil milik Reyhan.Reno hanya menatapnya tanpa berkedip, ia merasa wanita-wanita tadi seperti tak asing lagi baginya. Tapi siapa
Baca selengkapnya
10. Gangguan Saat Malam Pertama
Part 10"Eh anu Mas, ini---""Ini sudah zaman modern, kenapa paket kemenyan segala?" tanya Reno lagi."Biar aku jelaskan, Mas. Win, tolong bunganya taruh belakang saja ya.""Baik, Mbak."Reno masih ingin mendengar jawaban dari Sinta. "Mas, bunga-bunga itu buat ritualku mandi. Biar tubuhku wangi, jadi saat malam pengantin nanti kamu gak bakalan kecewa," sahut Sinta sembari memainkan netranya genit. Ia membenarkan krah kemeja Reno yang baik-baik saja.Reno tersenyum."Kalau kemenyan, aku gak tau persis mas, itu disuruh sesepuh disini, katanya sih biar gak ada yang ganggu kita saat pernikahan nanti.""Walah, kirain buat apaan. Zaman udah modern begini masih ada begituan.""Ya kita kan gak mungkin ngilangin adat begitu aja."Reno mengangguk, kemudian mencium pipi Sinta. "Ya sudah Sin, aku pulang dulu ya.""Iya, Masku sayang--"Reno pergi meninggalkan rumah Sinta. Wanita itu bisa bernafas lega, hampir saja topengnya terbongkar, beruntung ia bisa memberikan alibi yang pas untuk calon suamin
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status