Share

Bab 6

"Ada apa, Anisa, sayang? Apa kamu sudah berubah pikiran?" tanya Mas Bagas. 

Mas Bagas, sudah kegeeran karena aku menghentikan mereka. Mas Bagas mengira, kalau aku menyuruh mereka berhenti karena aku telah berubah pikiran. I am sorry, Mas Bro, itu tidak akan pernah lagi terjadi padaku. Karena aku sudah tidak sudi jika harus terus bersama dengannya.

"Nisa, maafin semua kesalahan, Mas, ya! Mas, berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Mas, menyesal, Anisa. Jika kamu meminta kepada, Mas, supaya Mas memutuskan Ratna. Mas akan lakukan semua permintaanmu itu, Nisa. Asalkan kamu bisa kembali lagi kepada, Mas." Mas Bagas memelas meminta maaf kepadaku, kalau ternyata ia tidak mau putus denganku.

Dia bahkan berkata, kalau dia rela meninggalkan Ratna hanya demi aku. Padahal dulu dia jelas-jelas menghinaku, di hadapan kekasihnya itu. Mas Bagas berharap, kalau aku akan memintanya kembali. Padahal, bermimpi kembali padanya pun, aku sudah tidak sudi lagi. 

"Mas, kok, kamu ngomongnya begitu sih?  Kenapa kamu malah lebih memilih si Anisa, ketimbang mempertahankan hubungan denganku? Mas, kamu harus ingat dong, apa yang selama ini telah aku berikan sama kamu! Bahkan lebih berharga, dari kekayaan yang dimiliki keluarga Anisa. Aku telah memberikan segalanya demi dirimu, Mas. Kamu harus ingat semua pengorbananku itu," ungkap Ratna. Ia berkata kepada Mas Bagas, bahwa ia tidak terima jika Mas Bagas mau kembali kepadaku dan meninggalkannya.

"Sorry ya, Mas, Ratna. Aku meminta kalian berdua  berhenti, bukan untuk memintamu kembali, Mas. Tidak ada niatan, dalam hatiku untuk kembali padamu, Mas. Sudah cukup kamu menorehkan luka padaku, bahkan semua itu tidak akan pernah bisa aku lupakan. Sekali lagi aku ingatkan kepadamu, Mas. Kamu jangan pernah bermimpi, kalau kamu mau kembali lagi kepadaku! Apalagi sampai berpikir, kalau aku akan memintamu kembali. I am sorry, Mas bro!" ucapku. Aku menolak ajakan Mas Bagas untuk kembali, sebab aku sangat muak kepadanya.

Sampai kapan pun, aku enggak akan pernah sudi menerima penghianat dalam hidupku. Biarpun mereka bersimpuh di kakiku, tetapi hatiku tidak akan mudah luluh. Luka hati yang diberikan Mas Bagas dan Ratna, mampu membuatku menjadi seorang perempuan yang tegas dalam pendirian.

"Kalau memang niat kamu, hanya mau berbicara seperti itu. Buat apa kamu sampai meminta kami berhenti, Anisa? Buang-buang waktu saja," ujar Ratna.

"Ratna, aku meminta kalian berhenti, hanya mau mengingatkan kamu! Mulai saat ini, kita berdua bukan lagi sahabat ataupun teman. Kamu tidak perlu lagi menghubungiku, ataupun datang kerumahku. Paham kamu," terangku. 

Aku menerangkan kepada Ratna, tentang apa maksud ucapanku menyuruh mereka berhenti.

"Terima kasih, Ratna. Karena selama ini, kamu telah menjadi teman sekaligus sahabatku. Walaupun semua itu, kamu lakukan hanya demi modus kepadaku. Mulai detik ini, aku tidak  lagi mau mendengar, kalau kamu meminta bantuku dalam hal apapun. Ingat itu, Ratna!" timpalku. Aku memperingatkan Ratna, bahwa kini hubungan kami, bukan lagi sebagai seorang sahabat.

"Baiklah, jika itu maumu, Anisa. Akupun tidak akan sudi lagi, menganggap kamu sebagai sahabatku. Karena dari dulu, aku tidak pernah menyukaimu. Kalau bukan karena ingin memanfaatkanmu, dari dulu aku tidak sudi berteman denganmu. Aku mendekatimu, hanya karena aku ingin hidup tercukupi. Namun, semuanya kini telah terbongkar, jadi aku tidak akan berpura-pura lagi di hadapanmu." Ratna terang-terangan mengakui, kalau dia itu berteman denganku bukan karena tulus, tetapi karena modus.

Rupanya selama ini, Ratna tidak pernah menyukaiku sebagai temannya. Dia mendekatiku, hanya karena ingin memanfaatkanku. Miris benar nasibku, memiliki teman hanya ingin memanfaatkan diriku saja.

"Kamu itu perempuan bodoh, Anisa. Kamu mau saja, diperbudakan olehku dan juga Mas Bagas. Kamu terlalu naif jadi orang, makanya kamu mudah untuk di manfaatkan. Kamu juga menerima, Mas Bagas sebagai kekasihmu, tanpa mau mengetahui asal usulnya dulu. Bodoh kamu , Anisa, dasar perempuan bodoh! Mulai detik ini aku tidak akan membiarkan perempuan mana pun, merebut Mas Bagas dariku termasuk kamu, Anisa. Jangankan untuk merebutnya dariku, kalian tidak akan membiarkanku pergi. Ingat itu!" ucap Ratna panjang lebar,  ia malah balik mengancamku.

Bersambung...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status