Share

Welcome Home, Kenzy!

Atas dasar kemanusiaan, aku meletakkan buket tulip merah jambu Kenzy di dapur, samping keranjang buah. Maksudku, biar kalau dia ikut makan malam bersama kami besok, bisa melihat buket itu dalam keadaan baik. Segar, indah dan terawat. Ya ampuuun, hal yang mustahil kulakukan kalau nggak ada Papa Snoek di sini. Kupastikan, saat ini sudah menjadi penghuni tempat sampah di luar sana. Oh nggak, sudah hanyut di sepanjang kanal Leiden. Memangnya, dia pikir itu keren?  Nggak. Sama sekali nggak. Keren itu kalau pernikahan ini nggak pernah terjadi! 

Boom!

Apa, aku bicara apa tadi?

Keren itu kalau pernikahan ini nggak pernah terjadi? Auuuhhh, sakit sekali rasany

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status