Share

Bab 13. Menyambangi Rumah

Bagai badai petir yang datang bergemuruh tercekat dalam dada.

Ayana masih gemetar membayangkan wajah dan ekspresi Jovan. 'Kenapa dia, kenapa semua juga diam?' batinnya.

Dia mondar mandir sejak tadi. Bingung, takut. "Apa aku harus bertanya padanya, atau pada yang lain?" Gelisah, mencemaskan Jovan. "Dia sudah peduli padaku, aku juga harus peduli padanya. Aku tidak boleh hanya diam!" Meyakinkan diri.

Melangkah hendak keluar, dia berhenti saat memegang handle pintu. "Haisshh!" Ayana mengurungkan niatnya.

Dia mencoba memejamkan mata, tapi nihil. Bayangan Jovan masih jelas dalam pikirannya. 'Apa dia sudah membaik?' batinnya masih bergelut.

Hingga semakin larut, Ayana hanya mengganti posisi berbaringnya.

Larut malam. Terdengar suara gaduh di lantai bawah. Ayana mendengar jelas.

"Suara apa itu? Jovan?"

Lalu dia beranjak, menajamkan telinga di pintu kamar.

Bugh. Bugh. Bugh.

Seperti orang berkelahi bagi telinga Ayana. "Bagaimana ini, bagaimana jika terjadi sesuatu pada Jovan?" takut cemas dan b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status