Share

Bab 109. Harmoni Hati

Di dapur masih sepi, Jovan bingung dan tidak tega membangunkan pembantu. Akhirnya dengan modal tutorial vidio medsos Jovan membuat dengan tangannya sendiri.

Sekian saat berkutat di dapur, dengan bukti peluh yang terus mengucur. Bibir Jovan juga terus menghembus nafas, yang ternyata kepedesan.

"Tuan, kenapa masak pagi sekali?" Sudah ada satu pembantu yang bangun karena mencium bau tajam.

Jovan terbatuk. "Aku buat seblak, kamu lanjutkan!" Jovan tidak tahan dan mundur.

Pembantu itu melihat kondisi dapur. Kerupuk berceceran, mie, sayur, semua berantakan dalam wadah. Berantakan dan salah.

Akhirnya pembantu itu mulai dari langkah awal.

Jovan kembali ke kamar.

"Jo, mana seblaknya?" Ayana sudah wangi.

Jovan tersenyum jahil. "Baru disiapkan sama bibi." Dia maju dan mengendus ceruk leher Ayana.

"Jo, kamu bau!" Ayana menggeser wajah Jovan.

"Aku tahu, mandiin aku bentar dong, Ay."

"Nggak mau. Mandi sama kamu bakalan lama." Ayana terkekeh geli.

"Olah raga pagi bagus untuk kesehatan dan ibu hamil
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status