Share

EPISODE 06 BERMAIN BERSAMA PERMAINANMU SENDIRI

Jhon berjalan cepat menuju ke gudang. Laki-laki itu kemudian keluar dengan membawa setumpuk benda di dalam kardus. Wajahnya terlihat murka, tanda jika dia sedang tidak baik-baik saja.

"Apa yang akan kau lakukan, Suamiku?" tanya Lusiana yang dari tadi mengikuti langkah suaminya.

"Aku akan membuat anak tirimu itu kembali menggila, supaya dia bisa kembali ke pusat rehabilitasi." Jawaban dari John membuat Lusiana terkejut.

"Kenapa?" tanya wanita itu.

"Karena aku sangat muak dengan anak tirimu itu!"

Lusiana berjalan cepat, kemudian menghadang langkah suaminya. "berhenti sebentar! Aku ingin tau, apa yang akan kau lakukan, Suamiku?!" katanya.

"Jangan ikut campur! Panggil saja anak tirimu itu ke halaman belakang! Biarkan dia kembali menggila dengan kegilaan yang akan aku lakukan!"

Lusiana terdiam di tempatnya, menatap pada John yang kini berjalan menuju halaman belakang. Entah apa yang ada di dalam kardus itu, tapi pikiran Lusiana mendadak tidak tenang.

Dia kemudian berbalik arah dan berjalan menuju meja makan tempat di mana tadi dia meninggalkan Richard di sana.

Melangkah dengan cepat dan tergesa-gesa, wanita itu membuat Richard, Samuel dan Jojo yang ada di ruang makan pun menatap dengan tatapan heran.

"Kenapa Mama berlarian seperti itu? Apa ada masalah?" tanya Samuel.

"Ini semua gara-gara anak idiot ini. Dia membuat ayahmu murka dan mengamuk di halaman belakang. Lihat! Kekacauan macam apa yang sudah kau perbuat di rumahku?!"

Samuel yang mendengar bahwa ayahnya mengamuk pun segera berdiri dan berjalan dengan cepat menuju halaman belakang. Langkah dari Samuel diikuti oleh Richard dan Jojo yang juga merasa penasaran dengan apa yang telah dilakukan oleh suami Lusiana itu.

Sesampainya orang-orang itu di halaman belakang, semuanya terkejut ketika John menumpahkan seluruh isi dalam kardusnya.

Beberapa buah pakaian, foto dan berbagai macam kenang-kenangan dari mendiang kedua orang tua Richard, ditumpahkan semua di halaman belakang itu.

Richard mengernyit dengan heran begitu juga dengan Jojo, "apa yang akan dia lakukan, Jo?" bisik Richard pada orang kepercayaannya itu.

Jojo tampak menggelengkan kepalanya, sebagai tanda bahwa dia juga tidak tahu, apa yang sedang dilakukan oleh John itu.

"Heh, anak idiot sialan! Apa kau ingat, apa apa benda-benda ini? Kau ingat? Ini adalah baju yang dipakai kedua orang tuamu saat kau berulang tahun. Kenang-kenangan terakhir malam itu. Kau ingat? Baju pembawa petaka yang kau berikan kepada orang tuamu, adalah baju yang telah membuat mereka bersemayam selamanya di alam baka."

John tersenyum dengan sinis, "ini adalah pakaian yang kau berikan kepada orang tuamu dan kau menginginkan pakaian ini dipakai oleh mereka ketika menghadiri acara itu. Lalu, apa yang kau lihat saat itu? Kau melihat pakaian ini dikenakan oleh mereka, sebagai kesedihan yang mendalam. Kau menyaksikan mereka memakai pakaian ini ketika mereka sudah tidak lagi bernyawa dan itu semua adalah kesalahanmu."

"Jhon, apa yang kau katakan?" sentak Jojo.

"Diam kau, kacung sialan!"

"Kau tidak sepantasnya mengatakan itu kepada tuan," balas Jojo.

"Tidak pantas? Aku tidak pantas mengatakan ini kepadanya? Aku hanya ingin menyadarkan dia bahwa tempatnya bukanlah di sini. Dia harus menebus kesalahannya karena sudah melenyapkan orang tua yang begitu menyayanginya. Banyaknya permintaan dari anak ini membuat kedua orang tuanya harus meregang nyawa. Dia harus sadar akan tempatnya. Lagipula, dia harus menebus segala dosa yang telah dia lakukan. Dia harus kembali ke pusat rehabilitasi lagi!"

Richard tersenyum dengan sinis. Sekarang dia tahu, Kenapa John membuat keributan.

"Baiklah! Mari kita bermain, bersama permainan yang kau ciptakan sendiri," batin Richard.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status