Desparto dan Siwon tengah mempersiapkan pengajian 40hari meninggalnya Giandra, saja at mereka. Tak lupa Adzana turut membantu Desparto dan Siwon. Kesedihan serta kehilangan sahabat terbaik mereka sejak usia remaja, suka duka mereka hadapi bersama. Persahabatan tanpa melihat status sosial. Namun kini mereka kehilangan sahabat terbaik. Pengajian itu dilakukan selama satu setengah jam. Sembari menunggu tamu datang, Siwon dan Desparto mendekati Adzana.
"Na, udahan ya nangisnya."pesan Desparto lalu memeluk Adzana."Iya, Na." pinta Siwon juga."Aku gak bisa berhenti menangis, Dian adalah sahabat sekaligus saudara buat aku. Aku benar-benar kehilangan nya." balas Adzana sambil menyeka air mata."Sama aku juga Na."Lalu tamu pengajian datang satu persatu. Dan pengajian pun dimulai.("Adzana, keluargaku sudah menanyakan kapan kita akan menikah.")Sebuah pesan singkat dari Desparto masuk di ponsel Adzana.Adzana yang sedang berada di dapur berlari menuju kamar nya karena mendengar notifikasi khusus pesan singkat dari Desparto. Adzana membuka pesan tersebut dan segera membalas pesan dari Desparto.("Aku belum siap menikah tahun ini Des. Hatiku masih sakit atas meninggalnya Dian. Kita bicara nanti saja ya.")Balasan pesan untuk Desparto telah terkirim dan langsung dibaca Desparto. Desparto yang sedang dalam istirahat di tempat kerjanya memaklumi sikap Adzana. ("Baiklah jika keputusan mu seperti itu. Nanti aku diskusikan kembali dengan keluarga ku. Tolong jaga kesehatan. Karena aku tidak bisa di dekatmu untuk sementara waktu.")("Oke Des, terima kasih untuk perngertianmu. Aku mau masak lagi di dapur. Kamu yang semangat kerja ya.") ("Oke siap.")Desparto mengakhiri komunikasi via pesan singkat dengan Adzana. Desparto kembali be
"Selamat siang para detektif yang terhormat. Bagaimana dengan hasil investigasi kalian?""Saya menemukan fakta bahwa, gadis yang meninggal di kos melati sejati karena serangan jantung. Obat yang ditemukan dengan kadar kecil di dalam darah korban adalah obat jantung yang seharusnya diminum oleh para penderita namun obat ini diminum oleh orang dengan jantung sehat.""Lalu bagaimana dengan fakta buku besar? Bagaimana keterkaitan antara buku besar dengan meninggalnya korban?""Dari hasil investigasi saya dengan mba Soraya, ditemukan keterkaitan antara buku besar dengan meninggalnya korban. Korban adalah anak saingan pemimpin negara negri ini. Beliau ini menyimpan bukti keuangan korupsi lalu disimpan di kos korban akan tetapi pelaku gagal mendapatkan buku besar ini.""Demi memuluskan aksi mereka. Mereka membunuh anak saingan dengan menukar vitamin yang biasa diminum oleh korban dengan obat jantung."
-Di kamar pengantin nomer 253-"Aku capek Des, sehari berdiri lalu bersalaman dengan para tamu." kata Adzana sambil melepas membersihkan wajah dengan milk cleanser lalu memakai misselar water."Iya sama aku." ucap Desparto."Besok pagi, kita mo kemana Des?""Ehm.. belum tau, enaknya kemana ya kita?""Kita pikirin besok aja ya, habis sarapan. Aku mo mandi dulu, gerah nih.""Iya, sana mandi dulu."Lalu Adzana mengambil handuk, piyama, dan pakaian dalam. Ia membawa nya ke kamar mandi lalu masuk ke kamar mandi dan mengunci kamar mandinya.Desparto yang sangat kelelahan memilih rebahan, namun rasa lelah dan kantuk mengalahkannya. Desparto tertidur juga.
Giandra… Nama gadis cantik yang berprofesi sebagai apoteker ini menjalani aktifitas sehari- hari dengan melayani pasien yang membutuhkan konsultasi mengenai obat dan cara pengobatannya. Ia tidak pernah membeda-bedakan pasien dari latar belakang ekonomi pasien, ia layani dengan tulus dan ikhlas. Giandra bekerja sebagai apoteker di jalan alamanda kota Arang Raya. Di apotek “Waras” ini, Giandra memiliki dua sahabat sejak dibangku Sekolah Menengah Kejuruan Farmasi yang selalu membantunya. Dua sahabat nya bernama Siwon dan Adzana. Siwon seorang pria blasteran Indonesia, Korea Selatan, dan, Amerika ini selalu setia menemani suka dan duka kehidupan Giandra. Dan sahabat perempuan yang bernama Adzana juga selalu disisi Giandra. Mereka bersahabat tanpa mempermasalahkan perbedaan agama. Siwon yang beragama Islam, Giandra yang beragama Katolik serta Adzana yang beragama Budha selalu kompak saling mendukung. Giandra yang akrab disapa Dian ini adalah anak semata wayang politikus P
Dua puluh menit setelah jam istirahat…Adzana turun ke lantai satu demgan membawa catatan jadwal magang adik-adik. Adzana menemui adik-adik magang di ruang penyimpanan dan stok obat dan meminta adik-adik magang untuk berpindah masuk ke ruang rapat. Kemudian Adzana yang di ikuti adik-adik magang masuk ke ruang rapat kembali. Adzana mulai menulis jadwal magang untuk tujuh hari dikarenakan tanggal merah tetap buka maka adik-adik magang juga dilibatkan saat tanggal merah untuk membantu kinerja apotek. Adzana meminta adik-adik magang untuk mencatat sendiri jadwal magang di papan white board dan mencatat semua nama yang dapat berguna sebagai pengingat apabila ada temannya yang lupa jadwal magang. Jadwal magang dibagi menjadi tiga shift, yaitu shift pagi, shift middle atau shift siang, dan shift sore. Setelah menulis jadwal adik-adik magang, Adzana membuka almari penyimpanan seragam apotek dan meletakkan di atas meja.Hari Senin terdapat nama Lisyana dan Wayan
Di kantor kepresidenan tepatnya ruang kerja presiden sedang di adakan rapat. Penyusunan penetapan PPKM masal. Setelah di adakan rapat dan berdiskusi selama satu jam hasil keputusan akan di umumkan esok hari nya di media pertelevisian. Pak presiden meminta Pak wakil untuk teteap berada di ruangannya karena beliau ingin berdiskusi rahasia berdua. Semua staff yang berada di ruangan itu satu persatu keluar ruangan dan hanya ada pak presiden dan pak wakil yang berada disana. “Tiga minggu lalu saya melihat berita. Ada seorang gadis berusia tiga puluh tiga tahun meninggal di kosan. Coba jelaskan pada saya apakah gadis itu ada hubungan dengan saya pak wakil presiden?” tanya pak presiden kepada wakilnya dengan nada serius. “Iya pak presiden. Anda benar. Gadis yang meninggal berusia tiga puluh tiga tahun itu anak dari kompetitor bapak yang dapat membahayakan karir presiden bapak. Menurut informasi dari informan kita mempunyai barang bukti yang dapat membahayakan kita pak
Pukul enam pagi di apotek ‘Waras’… Apotek ‘Waras’ yang beralamatkan di jalan Patung Kuda Selatan satu nomer tujuh belas. Giandra masuk ke apotek dengan menarik pintu kaca yang tidak terkunci dan menyalakan ruang lampu di ruang pelayanan apotek. Giandra mencari petugas jaga semalam yang lupa mengunci. Giandra naik ke lantai kedua menuju kamar pegawai melihat ada dua anak magang yang masih tertidur disana. Giandra membangunkan dua anak magang tersebut dan meminta mereka untuk mandi. Setelah membangunkan anak magang, Giandra masuk ke ruangannya tiba-tiba menerima telfon dari Lala. Lala menelfon Giandra mengabarkan bahwa ia mengalami ban bocor sehingga akan terlambat berangkat kerja. Giandra memaklumi dan meminta Lala untuk berhati-hati ketika menuju ke apotek dan bertanya siapa kemarin yang bertugas shift malam. Lala menjawab bahwa yang bertugas shift sore kemarin adalah dua anak magang. Sedangkan pegawai apotek shift sore kemarin adalah tugas mas Herdian.
Adzana yang biasa nya bangun siang, hari minggu itu ia harus bangun subuh. Suara alarm yang ia pasang sudah berbunyi. Adzana bangun dari kasurnya. Ia melihat Dian masih tertidur lelap berselimut warna coklat tua. Adzana tidak ingin membangunkan tidur nyenyak Giandra sekarang.Adzana melangkah menuruni anak tangga menuju dapur. Adzana melihat Desparto dan Siwon telah memakai sarung bersiap-siap berangkat solat subuh berjamaah di masjid.Adzana melihat kedua sahabat prianya itu melangkah keluar membuka pintu dan setelah pintu di tutup Desparto dan Siwon tidak terlihat lagi.Adzana mulai memasak di dapur, ia menyiapkan alat masak untuk sarapan.Selanjutnya Adzana membuka almari pendingin melihat bahan makanan yang akan ia masak. Setelah yakin akan masak apa, Adzana mulai memasak. Bahan pertama yang akan dimasak Adzana adalah beras. Yah, Adzana memilih memasak beras dahulu karena masak beras menjadi nasi membutuhkan waktu yang cukup lama. Pilihan memasak beras