Share

Season 3 bab 53

Penulis: Mutiara Sukma
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-28 21:11:20

Aleeya berdiri di dapur, memandangi air dalam panci yang belum juga mendidih. Tangannya sibuk mengaduk teh, tapi pikirannya entah ke mana. Sejak Tari kembali dari Bandung, wajah ibunya itu tak lagi seceria dulu. Selalu ada sendu yang menggantung di pelupuk mata, seolah ada beban yang belum bisa dibagikan.

Ia tahu. Semua ini tentang Alif dan Nayla. Tentang cucu yang gagal lahir ke dunia. Tentang luka yang belum sembuh.

“Lee…” suara ibunya membuat Aleeya menoleh.

Tari baru saja bangun dari tidur siangnya. Wajahnya masih terlihat lelah, namun tetap lembut.

“Ya, Bun?”

“Bisa temani Bunda ke toko buku sore ini? Bunda ingin belikan hadiah untuk Nayla.”

Aleeya diam. “Buat apa, Bun?”

“Kadang, kehilangan membuat seseorang merasa tak berarti. Bunda ingin Nayla tahu… dia tetap dicintai.”

Aleeya menatap ibunya lama. Ada kekaguman di sana, sekaligus tanya. Bagaimana mungkin ibunya bisa tetap setegar ini, padahal ia sendiri baru saja kehilangan cucu untuk kedua kalinya?

**

Sore itu, mereka berdua ke
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 3 bab 57

    Pagi itu, udara terasa sejuk di perbukitan tempat rumah Tari berada. Semalam hujan, dan sisa embun masih menempel di dedaunan di pekarangan. Tari baru saja selesai menyiram tanaman ketika Alisa memanggil dari dalam rumah.“Bun! Ada tamu!” serunya.Tari mengangkat alis, sedikit heran. Jam masih menunjukkan pukul delapan, terlalu pagi untuk tamu. Ia mengelap tangan di celemeknya dan berjalan ke ruang depan.Seorang pria berdiri di ambang pintu. Tingginya hampir 180 cm, mengenakan kemeja putih dan celana bahan abu-abu, membawa map berisi dokumen. Wajahnya tenang, ramah, dan sorot matanya teduh.“Selamat pagi, Ibu Tari,” sapanya sopan.Tari agak kaget. “Iya, pagi. Maaf, Anda…?”“Aku Dion. Dion Mahardika.” Ia tersenyum. “Aku penggemar berat Ibu. Tulisan-tulisan Ibu di kolom ‘Suara Perempuan’… aku baca semuanya. Dan… maaf kalau ini terdengar aneh, tapi aku datang jauh-jauh dari Kawarang, ingin bertemu langsung.”Alisa di belakang Tari langsung membulatkan mata, ikut penasaran.Tari tersenyu

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 3 bab 56

    Reyna berdiri dengan gugup di ruang tamu rumah Tari. Kedua tangannya saling menggenggam erat, wajahnya pucat, dan mata itu… menyimpan banyak hal yang belum diucap.Aleeya menatapnya dengan dingin, duduk tak jauh darinya, masih belum percaya perempuan itu benar-benar datang ke rumahnya tempat ibunya yang selama ini justru menjadi korban dari teror Reyna.Tak lama, Tari keluar dari kamar setelah diberitahu oleh Alisa.Begitu melihat Reyna, langkahnya terhenti di ambang pintu. Matanya menajam, dadanya terasa sesak, namun ia berusaha tetap tenang.“Kamu?” ucap Tari pelan.Reyna berdiri. “Aku… minta maaf.”Tari tidak langsung merespons. Ia memandangi wajah Reyna dengan ekspresi sulit dibaca. Antara bingung, marah, dan lelah.“Apa kamu datang ke sini karena benar-benar menyesal, atau karena sesuatu yang lain?” tanya Tari tegas.Reyna menggigit bibir bawahnya, lalu duduk kembali. “Awalnya karena Raka. Aku cemburu setengah mati saat dia mendekati Aleeya. Aku pikir, kalau aku ganggu hidup kelu

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 3 bab 55

    Suasana rumah malam itu begitu sunyi. Bahkan detik jam terdengar seperti suara petir di telinga Tari. Ia duduk di ujung tempat tidur, menggenggam ponsel yang baru saja menampilkan nama—yang sejak lama tak ingin ia dengar lagi.Elzio.Butuh waktu lama sampai Tari mampu bergerak. Di sampingnya, ada Alisa yang diam-diam memperhatikannya dengan tatapan cemas. “Bun, itu siapa?” tanyanya hati-hati.Tari tak langsung menjawab. Matanya menerawang jauh. Nafasnya dalam, berat.“Teman lama Bunda, Sa…” jawabnya pelan. “Orang yang pernah sangat berarti. Tapi sekarang… entahlah.”Alisa tahu, ada sesuatu yang disembunyikan dari kalimat itu. Tapi dia memilih diam. Dia tahu, kadang luka lama tidak butuh digali—kecuali orang itu siap.**Keesokan paginya, Tari pergi sendiri ke rumah sakit yang disebut dalam telepon semalam. Dengan langkah berat, ia memasuki ruangan rehabilitasi kejiwaan. Dan di sanalah, untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun, ia melihat sosok itu lagi.Elzio duduk di kursi roda,

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 3 bab 54

    Langit Bandung tampak sendu saat rintik hujan turun tipis. Di kamar kecil kontrakan sederhana yang dihuni Nayla dan Alif, suasana jauh lebih sunyi dibanding hari-hari biasanya.Nayla duduk diam di atas tempat tidur, menatap test pack yang masih ia genggam erat sejak tadi pagi. Dua garis samar. Positif.Tangannya gemetar. Bukan karena bahagia—melainkan takut.Takut berharap lagi.Takut kehilangan lagi.Ia teringat bagaimana dirinya dulu begitu antusias saat tahu kehamilan pertama datang. Bagaimana ia menyiapkan buku parenting, mencari nama bayi, bahkan mulai menjahit baju-baju kecil dari potongan kain. Tapi semua itu sirna begitu saja dalam sekejap. Pendarahan hebat saat usia kandungan baru menginjak 9 minggu mengubah segalanya.Sejak saat itu, Nayla dan Alif tak pernah membicarakan soal anak lagi. Bahkan menyebut nama calon bayi mereka saja, rasanya seperti menorehkan luka di udara.Dan kini, saat garis samar itu kembali muncul… Nayla justru memilih diam.**“Sayang, kamu kenapa?” tan

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 3 bab 53

    Aleeya berdiri di dapur, memandangi air dalam panci yang belum juga mendidih. Tangannya sibuk mengaduk teh, tapi pikirannya entah ke mana. Sejak Tari kembali dari Bandung, wajah ibunya itu tak lagi seceria dulu. Selalu ada sendu yang menggantung di pelupuk mata, seolah ada beban yang belum bisa dibagikan.Ia tahu. Semua ini tentang Alif dan Nayla. Tentang cucu yang gagal lahir ke dunia. Tentang luka yang belum sembuh.“Lee…” suara ibunya membuat Aleeya menoleh.Tari baru saja bangun dari tidur siangnya. Wajahnya masih terlihat lelah, namun tetap lembut.“Ya, Bun?”“Bisa temani Bunda ke toko buku sore ini? Bunda ingin belikan hadiah untuk Nayla.”Aleeya diam. “Buat apa, Bun?”“Kadang, kehilangan membuat seseorang merasa tak berarti. Bunda ingin Nayla tahu… dia tetap dicintai.”Aleeya menatap ibunya lama. Ada kekaguman di sana, sekaligus tanya. Bagaimana mungkin ibunya bisa tetap setegar ini, padahal ia sendiri baru saja kehilangan cucu untuk kedua kalinya?**Sore itu, mereka berdua ke

  • KETIKA ISTRIKU BERHENTI MENGELUH    Season 3 bab 52

    Tari kembali kerumah setelah membereskan urusan gadis kembarnya. Aleeya sudah mulai tenang dengan kehidupan barunya, begitu juga dengan Alisa. Mereka berjanji tak akan berpacaran lagi. Karena hanya mendatangkan kerugian.Malam itu, Tari baru saja menutup Al-Qur’an setelah shalat tahajud saat ponselnya bergetar. Nama Alif terpampang di layar. Hatinya langsung mencelos. Jarang sekali anak sulungnya menelepon sepagi ini.“Assalamu’alaikum, Nak,” ucap Tari lembut.Namun tak ada suara dari seberang sana, hanya isakan kecil. Tari langsung panik.“Alif? Ada apa, Nak? Kamu kenapa?”Suara Alif akhirnya terdengar. Serak. Hancur.“Bun… Nayla… keguguran...”Detik itu juga, dunia Tari runtuh. Ia terduduk. Bibirnya gemetar menyebut nama Allah, menahan tangis yang menggulung di dadanya. Setelah kematian anak pertama Alif beberapa bulan lalu, kini si sulung kembali mendapatkan musibah. Dan ini sangat berat sekali rasanya.“Ya Allah… Innalillahi wa inna ilaihi raji’un…”“Bunda… aku salah… semua salah

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status