Share

Bab 128

"Wah, itu adalah pilihan yang tepat. Sini masuk!" Kakeknya Diko langsung mengajak Harun dengan ramah.

Diko hanya menggenggam tangan Qiera erat. Bahkan, dia tidak rela melepaskan tangan istrinya itu meski hanya untuk bersalaman dengan pihak keluarga yang lain.

"Istrimu belum salaman sama Tante!" Seorang wanita dengan tangan penuh emas berbicara menyindir, tapi Diko malah tertawa kecil.

"Istri saya tidak berhak bersalaman dengan orang yang dia tidak suka. Kalau mau disalami, mendekatlah ke sini." Diko melempar tatapan tajam ke arah adik dari ayahnya itu.

"Kurang ajar!" Tante merasa tidak terima dan menghampiri Qiera dengan jelas minuman di tangannya, tapi ia batal melakukan hal memalukan yang ada di pikirannya ketika melihat Harun. "Wah, kamu juga datang?" tanyanya sok ramah.

"Iya. Saya diundang oleh Diko dan Qiera, mereka memang sahabat yang paling baik juga peduli sama saya," ucap Harun penuh penekanan karena dia juga tidak mau Qiera selalu diganggu dan dianggap rendah oleh kelu
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status