Share

LEMBAR KE-6

“Bukankah kalian benar-benar gigih? Jika kalian bisa lari dari pria yang terbang tadi, berarti kalian lumayan hebat,” puji pria berbaju hitam setelah bertepuk tangan. Dia seperti memberi ucapan selamat kepada beberapa bandit di depannya.

Pria berbaju hitam yang tampak seperti pendekar itu turun dari kudanya, diikuti para bandit. Masing-masing dari mereka menyiapkan senjatanya. Lalu tanpa diperintah para bandit maju menyerang sambil berteriak seperti mengobarkan semangat perang.

Sang pendekar berbaju hitam menerima serangan itu. Dia berkelit dan menghindari setiap serangan para bandit. Gerakannya yang lincah membuat bandit-bandit itu kesulitan. Lama-kelamaan para bandit itu merasa lelah. Serangan yang mereka lancarkan samak sekali tidak berpengaruh.

Sekarang giliran pendekar berbaju hitam yang menyerang para bandit. Pendekar berbaju hitam mengeluarkan pukulan beruntun yang cukup cepat. Para bandit merasa kewalahan menerima serangannya. Dengan gerakan yang berlangsung secara terus-menerus itu membuat beberapa bandit terkapar merasa kesakitan.

“Hanya dengan gerakan seperti itu kalian sudah terjatuh dan kesakitan. Kalian semua sangat mengecewakan,” ujar pendekar berbaju hitam sambil mengarahkan pandangannya mengelilingi para bandit di hadapannya.

“Kalau begitu akan akan segera aku selesaikan saja. Sekarang akan aku tunjukkan kekuatanku yang sebenarnya. Kalian akan menyesal karena sudah melihat ini,” ancam pendekar berbaju hitam.

Tidak lama kemudian ada petir yang menggelegar. Hal ini membuat semua orang, baik pendekar berbaju hitam ataupun  para bandit itu sangat terkejut. Akan tetapi, masing-masing dari mereka menyembunyikan ketakutannya dan tetap berpura-pura gagah berani.

“Apa kau pikir kami takut? Kami yang akan membuatmu menyesal. Kau tidak tahu sedang berurusan dengan siapa.” Bandit yang paling besar menjawab ancaman sang pendekar dengan ucapan yang sombong.

“Bos kami ini adalah bandit terkuat,” sambung bandit dengan penutup mata di sebelahnya. “Kau hanya akan membuat kuburanmu sendiri.”

Si pendekar tersenyum pahit. Strateginya untuk memecah kelompok mereka berhasil. Akan tetapi dia tidak menyangka para bandit ini masih berani walau dengan kelompok kecil. Masalah kali ini memang harus diselesaikan dengan kekerasan.

“Jangan pernah menyesali hal ini. Kalianlah yang tidak mau menurutiku,” ancam pendekar berbaju hitam.

Tiba-tiba pendekar berbaju hitam itu maju dengan cepat. Para bandit tidak bisa berbuat banyak karena sangat terkejut. Pria berbaju hitam itu menghajar para bandit satu per satu. Tidak butuh waktu lama untuk membuat kelompok penjahat itu terkapar.

Setelah itu, petir menggelegar lagi. Bahkan suaranya lebih kencang dibandingkan dengan petir yang pertama. Pendekar berbaju hitam melihat langit yang awalnya cerah berubah menjadi gelap. Dia sama sekali bingung dengan cuaca yang terlihat mengerikan ini.

Tiba-tiba ada cahaya putih dari langit yang menyilaukan mata. Pendekar berbaju hitam itu sampai harus menggunakan tangannya untuk menghalangi sinar itu masuk ke dalam matanya. Samar-samar sang pendekar mendengar suara teriakan perempuan. Dia melihat sekelilingnya namun tidak tampak apapun.

“Suara siapa ini? Kenapa terdengar semakin mendekat?” tanya pendekar berbaju hitam di dalam hati. Dia melayangkan pandangannya ke sekeliling tempatnya berdiri.

Kemudian, pendekar itu melihat ke atas. Dia seperti menyadari sesuatu. Ada sesuatu yang terbang di atasnya. Lambat laun benda itu semakin jelas. Seorang perempuan terbang dan meluncur ke tanah. Ternyata suara yang didengar pendekar tadi adalah teriakan perempuan itu.

Dengan sigap pendekar berbaju hitam menjejak tanah dan melayang. Dia menangkap perempuan itu. Perempuan asing itu secara tidak sadar mengalungkan tangannya ke leher pendekar agar tidak terjatuh. Tangannya mengenai cadar yang digunakan pendekar sehingag wajah tampannya terlihat.

Mereka berdua berpandangan. Pendekar dan perempuan itu turun perlahan. Mereka berdua seperti  seperti daun yang melayang ditiup angin sepoi-sepoi. Tepat saat pendekar berbaju hitam mendarat di tanah, turun salju berwarna putih.

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status