Share

KEMATIAN PEMANDI JENAZAH BU SAPTO

Momoy terus menarik pergelangan tangan Raisa. Yang terus melihat ke arah rumah Mbah Karsiyem.

"Ada apa sih, Mbak?"

"Ki-kita masuk aja!" ajak Raisa bagai tersadar.

Namun Raisa sulit melepas bayangan wanita tua itu. Sangat jelas Raisa melihat dia berjalan dari seberang jalan menuju ke rumah dia.

'Tapi, apa yang dia katakan mungkin ada benarnya. Aku harus bicara dengan keluarga Bu Sapto.'

"Mbak Sebenarnya mikirin apa sih?" Momoy terus memerhatikan sang kakak. Yang menurut dia terlihat tak biasanya.

"A-pa Mbak mikirin penunggu rumah kosong itu?"

"Haaahhh? Ngomong apa kamu? Jangan ngawur!"

"Habis Mbak dari tadi kayak orang yang ngelamun terus. Kan aneh."

Jam dinding terus berdetak hingga menunjukkan pukul delapan malam. Momoy yang sedang menunggu bapak mereka mulai gelisah. Sesekali dia menarik lengan Raisa menyuruhnya untuk telepon.

"Mbak, telepon Bapak lah!"

"Bapak jangan ditelepon, Moy. Masi

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status