Share

10 | Aron (1)

Author: Piipo
last update Last Updated: 2022-03-09 23:58:47

Suara langkah kaki Aron dan Jason terdengar di sepanjang lorong menuju kamar tidurnya. Di perjalanan Aron memerintahkan Jason agar menyediakan alat pemburu monster.

"Tuan Aron, apakah menurut anda ini terlalu berlebihan?"

"Tidak, kita harus menangkap monster itu, Ayahku menyetujuinya dan aku tidak bisa berbuat banyak."

"Tetapi jika kita keberatan, kita bisa meminta bantuan pada nona Kyrena,"

"Ikuti saja perintahku." Langkah Aron berhenti, di hadang oleh Asteria yang bersama dengan Rafael. Aron tersenyum miring menatap adiknya, setelah sekian lama dia tidak menampakkan wajahnya di hadapan Aron. Aron bertanya-tanya apa yang membuat Asteria dengan begitu percaya diri tampil dan menghadang langkahnya, tetapi Asteria dengan santai memberikan hormat tanpa rasa bersalah sedikitpun.

"Ada keperluan apa hingga seorang Asteria yang menolak melakukan tugas negaranya muncul di hadapanku?"

Asteria mengangkat kedua tangannya dengan ekspresi wajah mengejek, dia sungguh berbeda dan jauh dari kata sopan santun sebagai seorang keluarga kerajaan. Asteria duduk di beranda lorong kemudian tersenyum licik pada Aron, sepertinya dia berhasil membuat darah Aron mendidih.

"Aku tidak tahu apa yang sedang kau rencanakan,aku hanya berharap kau tidak lupa kalau kedua kerajaan sedang mencoba untuk berdamai." Asteria menjawab dengan nada yang sinis.

"Aku tidak lupa, aku tidak melupakan semuanya."

***

Pagi ini Kyrena memutuskan untuk menemui Aron, dia merasa mereka tidak akan bisa menangkap monster hidup-hidup dan membawanya ke dalam istana. Akan lebih baik bila tradisi tersebut tidak di laksanakan dibandingkan sesuatu yang buruk akan terjadi, hal itu bisa merusak hubungan yang sedang dibangun antara Alvah dan Drsytan. Tetapi sesampainya dia di ruangan Aron, pria tersebut sudah pergi ke hutan saat pagi buta.

Akhirnya Kyrena memutuskan untuk ikut pergi menyusul sebelum hal-hal buruk terjadi, meskipun Lucien melarangnya untuk pergi. Hutan Alvah dan Drystan sangat berbeda, apalagi Kyrena tidak bisa menggunakan kekuatannya secara maksimal di sini.

"Saya tidak mengizinkannya. Anda sedang memposisikan diri pada bahaya yang ada? Di Drystan saya tidak memperbolehkan anda untuk berburu bagaimana mungkin saya akan mengizinkan anda di tempat yang baru anda kenal?" omel Lucien sambil mengikuti langkah kaki Kyrena. Kyrena sedang memasukkan beberapa alat yang dirasanya mungkin berguna saaat di hutan nanti, dia sama sekali tidak memperdulikan peringatan dari Lucien.

"Dengar, jika putra mahkota dari kerajaan ini terluka maka yang akan di salahkan adalah Drsytan karena telah memaksa mereka untuk melakukan tradisi itu saat debutante. Ini akan mencemari nama baik kerajaan kita terutama aku," ucap Kyrena sambil memakai tasnya. Lucien berdiri tepat di depan pintu ruangan Kyrena sambil melipat tangannya dia mengucapkan mantra untuk mengunci pintu tersebut dari dalam. Kyrena berkacak pinggang tetapi tidak di perdulikan oleh Lucien.

"Baiklah. Aku akan melompat dari balkon saja, mungkin aku hanya akan mengalami PATAH TULANG," ucap Kyrena dengan penuh penekanan. Lucien juga mengunci pintu balkon dengan sihir, membuat Kyrena marah dan menghentak-hentakkan kakinya dengan kesal.

"Dasar Lucien! Kau menyebalkan!" gerutunya.

"Ini demi kebaikan tuan putri sendiri."

Kyrena melemparkan bantal ke wajah Lucien, pria itu sama sekali tidak menghindar atau menangkis serangan itu. Jika dia menangkis, Kyrena akan semakin marah dan mulai berbicara aneh dengan kobaran api dimatanya.

Itu sangat merepotkan.

"Jika anda memang memaksa untuk pergi kesana, Anda harus membawa saya ikut bersama," saran Lucien.

"Tidak bisa, mereka akan mencurigai mu. Jika mereka tahu kalau kamu berasal dari Alvah akan terjadi sengketa, mereka akan menuduh Drystan sebagai pencuri." Sama seperti Kyrena yang tidak bisa menggunakan kekuatannya di Alvah, Lucien juga tidak bisa menggunakan kekuatannya dengan sempurna di Drystan meskipun dia tumbuh besar disana.

"Setidaknya saya akan merasa anda lebih aman jika bersama dengan saya. Anda tidak perlu khawatir saya tidak akan menggunakan sihir terlalu banyak di hadapan mereka."

***

Dan disinilah Kyrena berada bersama dengan Lucien, mereka akhirnya menyusul Aron yang berada di hutan sebelah timur. Sepanjang perjalanan mereka sama sekali tidak menemui monster. Tentu saja mereka cukup merasa berbeda, karena hutan itu terlalu aman. Kyrena dan Lucien saling menatap aneh, meskipun begitu mereka tetap melanjutkan perjalanan. Semakin ke dalam, suara kota yang yang berisik mulai menghilang di ganti dengan kesunyian.

trash~

Seekor tupai melompat terjatuh di hadapan mereka.

Sementara itu Kyrena menunjukkan ekspresi datar pada Lucien. Bagaimana tidak pria itu yang langsung melakukan kuda-kuda di depan Kyrena, padahal itu hanya seekor tupai kecil yang imut. "Yang benar saja," gumamnya dengan malas. Lucien tidak bisa menutupi betapa malunya dia dengan kejadian tersebut.

"Kyrena?"

Kyrena mengenal suara itu, dia Aron. Aron muncul dari balik semak-semak bersama dengan Jason dan sorang prajurit lainnya.

"Apa yang kamu lakukan disini?"

Kyrena melihat ke belakang Aron, dan melihat seekor beruang hitam di bawa dengan keadaan dibius. Kyrena bernafas lega saat tahu kalu Aron tidak terluka karena perkataannya mengenai monster. Aron mengikuti arah pandang Kyrena lalu berkata "Apa kau mengkhawatirkan ku?" Tentu saja Kyrena menjawab tidak!

Dia bisa merasa malu jika harus jujur pada Aron.

"Lalu untuk apa kamu berada disini? Bukankah ini tempat yang tidak baik oleh seorang putri?" Aron mengenakan jubahnya pada Kyrena.

"Tidak, aku hanya berpikir kamu terlalu memaksakan dirimu untuk menangkap monster..."

"Ah, aku tidak bisa membahayakan mu jika harus memanah monster. Jadi aku memutuskan untuk menangkap beruang, tapi sepertinya ini pun terlalu berlebihan. Aku memutuskan untuk mencari sesuatu yang lebih kecil dari ini," ucap Aron menunjuk beruang tersebut.

'padahal itu sudah lebih dari cukup' pikir Kyrena.

"Karena sudah terlanjur berada disini, mau mengikutiku mencarinya?" tawar Aron dengan senyuman yang indah, yang bisa membuat Leora dan gadis bangsawan lainnya berteriak histeris seperti saat mereka berjumpa dengan Lucien.

Tampaknya perkataan mereka tentang seberapa menawan nya Aron tidak berbohong, Aron bisa menyihir para gadis untuk menjawab 'Ya' dengan apapun yang dikatakannya. Sama seperti Kyrena yang saat ini tersihir dengan senyuman menawan Aron.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • KYRENA : Putri Kegelapan   47 | Asteria

    Asteria melangkahkan kakinya di tanah licin yang ada di Drystan. Kepalanya menengadah ke atas langit, ribuan bintang-bintang ada disana bagaikan hujan berkelap-kelip. Asteria takjub dengan Drystan, negara ini bahkan lebih maju dari Alvah. Ada butiran cahaya yang melayang-layang di seluruh kota, bila disentuh mereka akan bertambah banyak. Kota yang saat ini di injak oleh Asteria berada di atas danau, orang-orang di sekitar Asteria juga tambak berbeda dan terlihat unik. Ada orang-orang yang berterbangan di atas jalan setapak dengan sapu terbang maupun karpet ajaib. Orang-orang yang menaiki benda-benda ajaib itu berjalan teratur layaknya lalu lintas. Kebanyakan yang mengunakan benda itu adalah para penyihir tingkat menengah hinga para bangsawan baru. Bangsawan lainnya menggunakan naga sebagai transportasi.Orang-orang yang masih berjalan juga tidak kalah menakjubkan. Anak-anak bermain dengan naga yang memang punya ukuran kecil, ada juga yang terlihat sedang belajar menggunakan sihir. Par

  • KYRENA : Putri Kegelapan   46 | Pity

    Aron adalah orang yang paling menyesal membuat rencana berbahaya seperti ini. Tidak pernah terpikirkan olehnya jika Kyrena yang melawan Cerberus sendirian, entah apa yang akan terjadi padanya. Bahkan Aron sendiri mengalami luka yang dalam dari Cerberus itu. Yang lebih menyakitkan, dia merencanakan hal ini dengan kepalanya sendiri. Bagaimana bisa dia meletekkan Kyrena pad posisi yang mengerikan? Untung saja Aron ada disini. Meskipun samar, Aron masih sempat melihat wajah khawatir Kyrena. Sebenarnya tujuan Arom meletakkan Cerberus disitu untuk memastikan seberapa kuat sihir dari Kyrena. Seberapa pintarnya Kyrena dalam menyusun strategi, melakukan perlawanan, dan memimpin negaranya. Tapi dia tidak bisa. Apalagi mengingat Kyrena yang terluka saat di hutan, Aron tidak bisa lagi melihat Kyrena terluka secuilpun. Perasaan bersalah membuncah dari hatinya, ketika melihat gambaran Kyrena yang terbaring lemah di atas kasur hingga berhari-hari. Aron mengeluarkan seluruh tenagannya untuk bangki

  • KYRENA : Putri Kegelapan   45 | Cerberus

    "Aron berhenti disana, Cerberus bukan mosnter yang mudah untuk dibunuh," Tegas Kyrena. "Kita tidak punya pilihan selain bertahan, Kyrena." Kyrena menggertak gigi ketika matanya tidak sengaja bertemu dengan Cerberus di depan sana. Cerberus liar itu bergerak secara perlahan mendekati Aron dan prajurit yang lain. Kyrena segera melepas jubah yang dia pakai, kemudian bersiap dengan sihir yang dia punya. Aron jelas tidak akan bisa menahan serangan dari Cerberus liar, tidak ada harapan dengan alat tempur dan pedang laras panjang. Cerberus itu menegendus-ngendus, kemudian menggerakkan ketiga kepalanya secara bersamaan. "Arggh ... ," erang Cerberus, menunjukkan giginya yang tajam. Aron sama sekali tidak gentar dan tetap pada posisinya. Cerberus itu mulai merasa terancam dengan pedang para prajurit, dia berjalan memutari formasi bertahan itu. Berbeda dengan Aron, beberapa prajurit merasa takut bahkan beberapa dari mereka tampak bergetar ketakutan. Cerberus itu mendekat pada prajurit yang

  • KYRENA : Putri Kegelapan   44 | Aishiteru

    "Apa? Kau bilang apa?" Tanya Kyrena sambil mendekatkan telinganya pada wajah Asteria. "Aku tidak bilang apa-apa nona? Apa anda sedang mabuk?" "Aku tidak mabuk!" sarkas Kyrena dengan kesal, kemudian menjauh dari Asteria. Kyrena jadi penasaran tentang siapa pria itu, mungkin saja mereka akan bertemu lagi di masa depan. Namun ketika Kyrena berbalik pria itu sudah menghilang lenyap di makan bumi. "Kyrena? Apa yang kau lakukan sendiri disini?" Aron menepuk bahu Kyrena hingga membuat gadis itu tesadar. Kyrena menggeleng, "Ayo kita kembali ke kereta." *** Kyrena sebenarnya sudah memaksa Aron untuk masuk ke dalam kereta karena mereka sebentar lagi akan tiba di wilayah Drystan, pasti ada banyak monster disana. Tapi Aron tidak mendengarkan dan masih tetap memilih untuk menunggangi kuda. Semakin lama, langit yang semula biru berubah menjadi oranye. Orang-orang bisa melihat langit di wilayah Drystan dari kejauhan, sementara hutan-hutan belantara mulai sedikit menjadi hamparan rumput dan

  • KYRENA : Putri Kegelapan   43 | Destiny

    Bertemu orang-orang menyebalkan seperti pria ini adalah hal yang paling di benci oleh Kyrena. mengingat betapa keras pria itu menginginkan benda tersebut, sepertinya dia ingin memberikan anting-anting itu pada seseorang yang sangat berharga. "Padahal itu barang milik wanita, seharusnya pria mengalah!" ketus Kyrena tidak suka. Baru kali ini Asteria melihat sifat egois Kyrena, dia sungguh ingin berteriak di depan wajah Kyrena kalau benda itu hendak dia berikan padanya. Padahal Asteria sudah lebih dulu tiba di desa ini menggunakan portal, kalau saja dia tidak perlu berlama-lama pasti dia tidak akan sempat bertemu dengan Kyrena. Hal yang gawat bila penyamarannya terbongkar di depan Kyrena, apalagi gadis itu ahli dalam sihir. "Hei nona, barang ini milik wanita pun bila aku sudah menyukainya maka aku akan membelinya." Asteria menerima anting-anting itu dan memberikan satu koin emas kepada sang penjual. Asteria mengedarkan pandangannya ke sekeliling mereka, dia baru sadar kalau Kyrena munc

  • KYRENA : Putri Kegelapan   42 | Path

    "Kita berhenti di desa terakhir sebelum tiba di perbatasan." Perintah Aron pada rombongan Kyrena. Begitu sampai di depan pintu desa, Kyrena yang tidak tahu apa-apa tentu saja bingung. Saat Kyrena menyibakkan gorden kereta, wajah Aron sudah terpampang jelas sedang menatap padanya. Aron tersenyum manis, kemudian membuka pintu kereta, "Mau turun?" tawar Aron sambil memberikan tangannya. Kyrena tidak mengerti mengapa dia harus turun, tapi menolak kebaikan Aron sangat tidak baik, jadi dia meraih tangan pria itu dan turun dari sana. Kyrena ingin bertanya lebih jelas, tapi seketika dia terpana dengan keramaian di desa itu. "Meskipun ibukota merayakan hari berkabung, desa ini mempunyai izin khusus untuk karnaval bintang tari." Ucap Aron melihat pemandangan yang sama dengan Kyrena. "Festival ini tidak selalu bisa di rayakan. Katanya bintang tari selalu membawakan keberuntungan ke desa ini setiap kali mereka muncul." Kyrena memang tahu soal bintang tari yang dimaksud Aron, itu adalah saat-saa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status