Suara langkah kaki Aron dan Jason terdengar di sepanjang lorong menuju kamar tidurnya. Di perjalanan Aron memerintahkan Jason agar menyediakan alat pemburu monster.
"Tuan Aron, apakah menurut anda ini terlalu berlebihan?""Tidak, kita harus menangkap monster itu, Ayahku menyetujuinya dan aku tidak bisa berbuat banyak.""Tetapi jika kita keberatan, kita bisa meminta bantuan pada nona Kyrena,""Ikuti saja perintahku." Langkah Aron berhenti, di hadang oleh Asteria yang bersama dengan Rafael. Aron tersenyum miring menatap adiknya, setelah sekian lama dia tidak menampakkan wajahnya di hadapan Aron. Aron bertanya-tanya apa yang membuat Asteria dengan begitu percaya diri tampil dan menghadang langkahnya, tetapi Asteria dengan santai memberikan hormat tanpa rasa bersalah sedikitpun."Ada keperluan apa hingga seorang Asteria yang menolak melakukan tugas negaranya muncul di hadapanku?"Asteria mengangkat kedua tangannya dengan ekspresi wajah mengejek, dia sungguh berbeda dan jauh dari kata sopan santun sebagai seorang keluarga kerajaan. Asteria duduk di beranda lorong kemudian tersenyum licik pada Aron, sepertinya dia berhasil membuat darah Aron mendidih."Aku tidak tahu apa yang sedang kau rencanakan,aku hanya berharap kau tidak lupa kalau kedua kerajaan sedang mencoba untuk berdamai." Asteria menjawab dengan nada yang sinis."Aku tidak lupa, aku tidak melupakan semuanya."***Pagi ini Kyrena memutuskan untuk menemui Aron, dia merasa mereka tidak akan bisa menangkap monster hidup-hidup dan membawanya ke dalam istana. Akan lebih baik bila tradisi tersebut tidak di laksanakan dibandingkan sesuatu yang buruk akan terjadi, hal itu bisa merusak hubungan yang sedang dibangun antara Alvah dan Drsytan. Tetapi sesampainya dia di ruangan Aron, pria tersebut sudah pergi ke hutan saat pagi buta.Akhirnya Kyrena memutuskan untuk ikut pergi menyusul sebelum hal-hal buruk terjadi, meskipun Lucien melarangnya untuk pergi. Hutan Alvah dan Drystan sangat berbeda, apalagi Kyrena tidak bisa menggunakan kekuatannya secara maksimal di sini."Saya tidak mengizinkannya. Anda sedang memposisikan diri pada bahaya yang ada? Di Drystan saya tidak memperbolehkan anda untuk berburu bagaimana mungkin saya akan mengizinkan anda di tempat yang baru anda kenal?" omel Lucien sambil mengikuti langkah kaki Kyrena. Kyrena sedang memasukkan beberapa alat yang dirasanya mungkin berguna saaat di hutan nanti, dia sama sekali tidak memperdulikan peringatan dari Lucien."Dengar, jika putra mahkota dari kerajaan ini terluka maka yang akan di salahkan adalah Drsytan karena telah memaksa mereka untuk melakukan tradisi itu saat debutante. Ini akan mencemari nama baik kerajaan kita terutama aku," ucap Kyrena sambil memakai tasnya. Lucien berdiri tepat di depan pintu ruangan Kyrena sambil melipat tangannya dia mengucapkan mantra untuk mengunci pintu tersebut dari dalam. Kyrena berkacak pinggang tetapi tidak di perdulikan oleh Lucien."Baiklah. Aku akan melompat dari balkon saja, mungkin aku hanya akan mengalami PATAH TULANG," ucap Kyrena dengan penuh penekanan. Lucien juga mengunci pintu balkon dengan sihir, membuat Kyrena marah dan menghentak-hentakkan kakinya dengan kesal."Dasar Lucien! Kau menyebalkan!" gerutunya."Ini demi kebaikan tuan putri sendiri."Kyrena melemparkan bantal ke wajah Lucien, pria itu sama sekali tidak menghindar atau menangkis serangan itu. Jika dia menangkis, Kyrena akan semakin marah dan mulai berbicara aneh dengan kobaran api dimatanya.Itu sangat merepotkan."Jika anda memang memaksa untuk pergi kesana, Anda harus membawa saya ikut bersama," saran Lucien."Tidak bisa, mereka akan mencurigai mu. Jika mereka tahu kalau kamu berasal dari Alvah akan terjadi sengketa, mereka akan menuduh Drystan sebagai pencuri." Sama seperti Kyrena yang tidak bisa menggunakan kekuatannya di Alvah, Lucien juga tidak bisa menggunakan kekuatannya dengan sempurna di Drystan meskipun dia tumbuh besar disana."Setidaknya saya akan merasa anda lebih aman jika bersama dengan saya. Anda tidak perlu khawatir saya tidak akan menggunakan sihir terlalu banyak di hadapan mereka."***Dan disinilah Kyrena berada bersama dengan Lucien, mereka akhirnya menyusul Aron yang berada di hutan sebelah timur. Sepanjang perjalanan mereka sama sekali tidak menemui monster. Tentu saja mereka cukup merasa berbeda, karena hutan itu terlalu aman. Kyrena dan Lucien saling menatap aneh, meskipun begitu mereka tetap melanjutkan perjalanan. Semakin ke dalam, suara kota yang yang berisik mulai menghilang di ganti dengan kesunyian.trash~Seekor tupai melompat terjatuh di hadapan mereka.Sementara itu Kyrena menunjukkan ekspresi datar pada Lucien. Bagaimana tidak pria itu yang langsung melakukan kuda-kuda di depan Kyrena, padahal itu hanya seekor tupai kecil yang imut. "Yang benar saja," gumamnya dengan malas. Lucien tidak bisa menutupi betapa malunya dia dengan kejadian tersebut."Kyrena?"Kyrena mengenal suara itu, dia Aron. Aron muncul dari balik semak-semak bersama dengan Jason dan sorang prajurit lainnya."Apa yang kamu lakukan disini?"Kyrena melihat ke belakang Aron, dan melihat seekor beruang hitam di bawa dengan keadaan dibius. Kyrena bernafas lega saat tahu kalu Aron tidak terluka karena perkataannya mengenai monster. Aron mengikuti arah pandang Kyrena lalu berkata "Apa kau mengkhawatirkan ku?" Tentu saja Kyrena menjawab tidak!Dia bisa merasa malu jika harus jujur pada Aron."Lalu untuk apa kamu berada disini? Bukankah ini tempat yang tidak baik oleh seorang putri?" Aron mengenakan jubahnya pada Kyrena."Tidak, aku hanya berpikir kamu terlalu memaksakan dirimu untuk menangkap monster...""Ah, aku tidak bisa membahayakan mu jika harus memanah monster. Jadi aku memutuskan untuk menangkap beruang, tapi sepertinya ini pun terlalu berlebihan. Aku memutuskan untuk mencari sesuatu yang lebih kecil dari ini," ucap Aron menunjuk beruang tersebut.'padahal itu sudah lebih dari cukup' pikir Kyrena."Karena sudah terlanjur berada disini, mau mengikutiku mencarinya?" tawar Aron dengan senyuman yang indah, yang bisa membuat Leora dan gadis bangsawan lainnya berteriak histeris seperti saat mereka berjumpa dengan Lucien.Tampaknya perkataan mereka tentang seberapa menawan nya Aron tidak berbohong, Aron bisa menyihir para gadis untuk menjawab 'Ya' dengan apapun yang dikatakannya. Sama seperti Kyrena yang saat ini tersihir dengan senyuman menawan Aron.Kyrena berjalan bersama Aron mengelilingi hutan, tentu saja diikuti dengan beberapa prajurit bersama mereka. Jason dan Lucien sebagai tangan kanan mereka berdua kembali bertemu lagi. Berbeda dengan Aron dan Kyrena yang tampak mesra, sebagai prajurit yang di percaya pengawasan mereka sangat ketat, mereka berdua saling merasa terancam dan berwaspada satu dengan yang lainnya.Jason punya insting yang tinggi dalam mengenal seseorang, baginya Lucien cukup misterius dan seseorang yang sulit untuk di tebak. Sebaliknya, Lucien sangat waspada terhadap apapun yang ada di Alvah mengingat kalau Kyrena dan dirinya berada di kandang musuh kurang lebih selama 6 bulan.Aron menggenggam tangan Kyrena dengan erat saat melewati bebatuan licin, beberapa kali mereka juga tampak seperti kekasih yang sedang bertamasya ke hutan.
Kyrena masih tertidur dengan cantik diatas ranjang, sepertinya dia enggan membuka mata setelah kejadian Troll itu. Luna duduk di pinggir kasur sambil membersihkan tangan Kyrena dengan kain basah, dia merasa sedih melihat keadaan Kyrena saat ini tapi dia tidak bisa menunjukkannya.Kenyataannya insiden ini terjadi karena kerajaan mereka yang mengusulkan untuk melakukan tradisi debutante Drystan di Alvah, para warga justru menyalahkan Kyrena atas terlukanya pangeran Aron akibat permintaan itu. Setelah rombongan yang tersisa sampai di istana, Luna cukup terkejut mendapati Kyrena yang sudah tak sadarkan diri pangku oleh Aron. Sesampainya di istana Aron pun pingsan karena kehabisan tenaga, meskipun tidak lama setelahnya dia tersadar. Satu-satunya keadaan yang baik adalah Lucien, dia hanya mengalami luka ringan. Hal tersebut justru membuat Lucien marah pada dirinya sendiri karena t
Disinilah Kyrena dan Aron, duduk berhadap-hadapan yang sibuk dengan buku mereka masing-masing. Kyrena tampak cukup tertarik dengan buku yang dibacanya, sampai-sampai dia bisa tertawa kecil sendiri. Aron hanya menggeleng saat melihat tingkah Kyrena tetapi memutuskan untuk tidak menghentikannya, setelah kejadian itu Kyrena pantas untuk merasakan sedikit kebahagiaan.Seorang pelayan datang menyajikan beberapa kue keriang dan teh melati, entah mengapa pelayan tersebut diam berdiri di tempat untuk waktu yang lama sampai Aron terganggu oleh kehadiran pelayan tersebut. Aron menatap pelayan itu cukup lama hingga akhirnya pelayan tersebut menjauh dari tempat mereka duduk.Tangan Kyrena berusaha menggapai cookies yang ada di atas meja, tetapi tangannya hanya melayang-layang di udara. Aron tertawa melihat hal itu kemudian memberi
"Sudah berapa lama kita disini?" tanya Kyrena pada Luna yang mengekor di belakangnya."Mungkin sekitar 3 bulan?" jawab Luna. Setelah Kyrena melewati masa-masa sulit yang melelahkan, tidak bisa dipungkiri bahwa dia sudah cukup lama menetap di Alvah. Badannya mulai terbiasa dengan matahari dan kondisi di negara ini, tapi tentu saja gadis ini merasa rindu dengan tempatnya berasal. Burung-burung merpati datang menghampiri tempat duduk Kyrena saat ini yang penuh dengan remah-remah roti.Luna menyadari kalau temannya itu pasti mulai merasa bosan karena hanya bisa terus berada di dalam istana. Meskipun Kyrena tidak secara langsung berjumpa dengan raja Allerick, tetapi raja itu mengeluarkan perintah untuk tidak membiarkan putri dari kerajaan Drystan terluka lagi. Raja itu bahkan tidak segan-segan akan menghukum pra
"Tentu saja, aku membencinya. Sama seperti saat keluarga mereka membunuh ibuku."Alice tersenyum lebar saat Aron mengatakan kalimat yang selalu ditunggu-tunggu nya, dia mengeratkan pelukannya pada sang kakak dengan perasaan yang amat bahagia."Alice, kamu hampir mencekik kakakmu ini."Alice melepaskan pelukannya dan duduk di kursi beralaskan kulit hewan itu, ada perasaan menang terpancar dari ekspresi nya yang sekarang. "Aku akan jujur pada kakak, dia membuatku sungguh tidak nyaman berada di istanaku sendiri kak. Aku sangat ingin menyingkirkan nya," sinis Alice."Apa dia mengganggu mu?" tanya Aron mendekati adiknya itu."Tidak secara langsung, tapi dia sungguh
Alice menggigit ujung kukunya, suasana hatinya di penuhi dengan rasa gelisah karena kedua pelayan yang diperintahkan untuk menghancurkan gaun Kyrena belum juga memberinya pemberitahuan apapun."Kemana sih mereka ini!? Sebentar lagi acara debutante akan dimulai, tapi mereka tak kunjung datang!?" kesal Alice dengan suaranya yang meninggi.Gadis berambut putih ini bahkan belum mengganti pakaian memanahnya, sementara langit sudah tampak malu-malu mengintip dari balik gunung untuk menyambut sang bulan.Tok~ tok~"Silahkan masuk," ucap Alice dari balik pintu. Senyuman nya seketika merekah saat mendapati kedua pelayan itu sudah ada di hadapannya."Katakan, apa kalian
Semua tamu undangan seketika diam saat pintu utama aula itu terbuka lebar, menampakkan siluet seorang pria gagah.Tampaklah Lucien dengan setelan jasnya yang berwarna hitam melangkah masuk kedalam aula.Suasana menjadi hening seketika saat mereka melihat seseorang di balik tubuh gagah Lucien. Tidak salah lagi jika itu adalah Kyrena.Jika Alice disebut-sebut sebagai bentukkan dari seorang Dewi, maka para tamu undangan sepakat untuk mengatakan bahwa Kyrena adalah titisan dari sang bulan. Bagaimana tidak, mereka terpesona dengan kecantikan Kyrena yang tampak tidak nyata, apalagi bulan menerangi Kyrena seakan memberikan berkat dan karunia pada gadis itu.Kyrena dibaluti dengan gaun berwarna hijau yang memamerkan tubuh bagian belakangnya, menampakkan kulit putih pucat yang tam
Aron melangkahkan kakinya keluar dari Aula Matahari untuk kembali ke kastilnya. Sambil menunggu kereta kudanya, Aron memulai percakapannya dengan Jason."Bagaimana pendapatmu Jason?" tanya Aron dengan wajahnya yang datar. Berbeda dengan pria yang selama ini tampak berwibawa dan bersikap lembut, jejak-jejak sifat itu tidak terpampang lagi di wajah pria tampan ini. Wajahnya dingin dan bisa menakuti siapapun, bahkan Jason yang sudah lama melayani tuannya itu masih belum terbiasa dengan sikap Aron yang menakutkan ini. Aron sama sekali tidak memiliki gangguan kesehatan ataupun kepribadian ganda, bisa di bilang ekspresi seperti ini adalah Aron yang sesungguhnya."Dari pengamatan saya, tampaknya semua berjalan sesuai rencana anda Yang Mulia. Saya yakin rencana anda akan berhasil melihat respon putri Kyrena saat menghabis