Kyrena berjalan bersama Aron mengelilingi hutan, tentu saja diikuti dengan beberapa prajurit bersama mereka. Jason dan Lucien sebagai tangan kanan mereka berdua kembali bertemu lagi. Berbeda dengan Aron dan Kyrena yang tampak mesra, sebagai prajurit yang di percaya pengawasan mereka sangat ketat, mereka berdua saling merasa terancam dan berwaspada satu dengan yang lainnya.
Jason punya insting yang tinggi dalam mengenal seseorang, baginya Lucien cukup misterius dan seseorang yang sulit untuk di tebak. Sebaliknya, Lucien sangat waspada terhadap apapun yang ada di Alvah mengingat kalau Kyrena dan dirinya berada di kandang musuh kurang lebih selama 6 bulan.
Aron menggenggam tangan Kyrena dengan erat saat melewati bebatuan licin, beberapa kali mereka juga tampak seperti kekasih yang sedang bertamasya ke hutan.
Kyrena masih tertidur dengan cantik diatas ranjang, sepertinya dia enggan membuka mata setelah kejadian Troll itu. Luna duduk di pinggir kasur sambil membersihkan tangan Kyrena dengan kain basah, dia merasa sedih melihat keadaan Kyrena saat ini tapi dia tidak bisa menunjukkannya.Kenyataannya insiden ini terjadi karena kerajaan mereka yang mengusulkan untuk melakukan tradisi debutante Drystan di Alvah, para warga justru menyalahkan Kyrena atas terlukanya pangeran Aron akibat permintaan itu. Setelah rombongan yang tersisa sampai di istana, Luna cukup terkejut mendapati Kyrena yang sudah tak sadarkan diri pangku oleh Aron. Sesampainya di istana Aron pun pingsan karena kehabisan tenaga, meskipun tidak lama setelahnya dia tersadar. Satu-satunya keadaan yang baik adalah Lucien, dia hanya mengalami luka ringan. Hal tersebut justru membuat Lucien marah pada dirinya sendiri karena t
Disinilah Kyrena dan Aron, duduk berhadap-hadapan yang sibuk dengan buku mereka masing-masing. Kyrena tampak cukup tertarik dengan buku yang dibacanya, sampai-sampai dia bisa tertawa kecil sendiri. Aron hanya menggeleng saat melihat tingkah Kyrena tetapi memutuskan untuk tidak menghentikannya, setelah kejadian itu Kyrena pantas untuk merasakan sedikit kebahagiaan.Seorang pelayan datang menyajikan beberapa kue keriang dan teh melati, entah mengapa pelayan tersebut diam berdiri di tempat untuk waktu yang lama sampai Aron terganggu oleh kehadiran pelayan tersebut. Aron menatap pelayan itu cukup lama hingga akhirnya pelayan tersebut menjauh dari tempat mereka duduk.Tangan Kyrena berusaha menggapai cookies yang ada di atas meja, tetapi tangannya hanya melayang-layang di udara. Aron tertawa melihat hal itu kemudian memberi
"Sudah berapa lama kita disini?" tanya Kyrena pada Luna yang mengekor di belakangnya."Mungkin sekitar 3 bulan?" jawab Luna. Setelah Kyrena melewati masa-masa sulit yang melelahkan, tidak bisa dipungkiri bahwa dia sudah cukup lama menetap di Alvah. Badannya mulai terbiasa dengan matahari dan kondisi di negara ini, tapi tentu saja gadis ini merasa rindu dengan tempatnya berasal. Burung-burung merpati datang menghampiri tempat duduk Kyrena saat ini yang penuh dengan remah-remah roti.Luna menyadari kalau temannya itu pasti mulai merasa bosan karena hanya bisa terus berada di dalam istana. Meskipun Kyrena tidak secara langsung berjumpa dengan raja Allerick, tetapi raja itu mengeluarkan perintah untuk tidak membiarkan putri dari kerajaan Drystan terluka lagi. Raja itu bahkan tidak segan-segan akan menghukum pra
"Tentu saja, aku membencinya. Sama seperti saat keluarga mereka membunuh ibuku."Alice tersenyum lebar saat Aron mengatakan kalimat yang selalu ditunggu-tunggu nya, dia mengeratkan pelukannya pada sang kakak dengan perasaan yang amat bahagia."Alice, kamu hampir mencekik kakakmu ini."Alice melepaskan pelukannya dan duduk di kursi beralaskan kulit hewan itu, ada perasaan menang terpancar dari ekspresi nya yang sekarang. "Aku akan jujur pada kakak, dia membuatku sungguh tidak nyaman berada di istanaku sendiri kak. Aku sangat ingin menyingkirkan nya," sinis Alice."Apa dia mengganggu mu?" tanya Aron mendekati adiknya itu."Tidak secara langsung, tapi dia sungguh
Alice menggigit ujung kukunya, suasana hatinya di penuhi dengan rasa gelisah karena kedua pelayan yang diperintahkan untuk menghancurkan gaun Kyrena belum juga memberinya pemberitahuan apapun."Kemana sih mereka ini!? Sebentar lagi acara debutante akan dimulai, tapi mereka tak kunjung datang!?" kesal Alice dengan suaranya yang meninggi.Gadis berambut putih ini bahkan belum mengganti pakaian memanahnya, sementara langit sudah tampak malu-malu mengintip dari balik gunung untuk menyambut sang bulan.Tok~ tok~"Silahkan masuk," ucap Alice dari balik pintu. Senyuman nya seketika merekah saat mendapati kedua pelayan itu sudah ada di hadapannya."Katakan, apa kalian
Semua tamu undangan seketika diam saat pintu utama aula itu terbuka lebar, menampakkan siluet seorang pria gagah.Tampaklah Lucien dengan setelan jasnya yang berwarna hitam melangkah masuk kedalam aula.Suasana menjadi hening seketika saat mereka melihat seseorang di balik tubuh gagah Lucien. Tidak salah lagi jika itu adalah Kyrena.Jika Alice disebut-sebut sebagai bentukkan dari seorang Dewi, maka para tamu undangan sepakat untuk mengatakan bahwa Kyrena adalah titisan dari sang bulan. Bagaimana tidak, mereka terpesona dengan kecantikan Kyrena yang tampak tidak nyata, apalagi bulan menerangi Kyrena seakan memberikan berkat dan karunia pada gadis itu.Kyrena dibaluti dengan gaun berwarna hijau yang memamerkan tubuh bagian belakangnya, menampakkan kulit putih pucat yang tam
Aron melangkahkan kakinya keluar dari Aula Matahari untuk kembali ke kastilnya. Sambil menunggu kereta kudanya, Aron memulai percakapannya dengan Jason."Bagaimana pendapatmu Jason?" tanya Aron dengan wajahnya yang datar. Berbeda dengan pria yang selama ini tampak berwibawa dan bersikap lembut, jejak-jejak sifat itu tidak terpampang lagi di wajah pria tampan ini. Wajahnya dingin dan bisa menakuti siapapun, bahkan Jason yang sudah lama melayani tuannya itu masih belum terbiasa dengan sikap Aron yang menakutkan ini. Aron sama sekali tidak memiliki gangguan kesehatan ataupun kepribadian ganda, bisa di bilang ekspresi seperti ini adalah Aron yang sesungguhnya."Dari pengamatan saya, tampaknya semua berjalan sesuai rencana anda Yang Mulia. Saya yakin rencana anda akan berhasil melihat respon putri Kyrena saat menghabis
Suara pintu di banting dengan keras bergema ke udara, para prajurit yang berdinas malam hari itu berhasil membuka mata mereka lebar-lebar hingga rasanya ingin keluar. Pangeran pertama, sekaligus Putra mahkota yang tidak lain adalah Aron, mendudukkan badannya dengan gusar di kasur. Emosinya meledak-ledak setiap mengingat barisan kalimat yang di lontarkan oleh saudara seibunya, dia bahkan tidak menyangka adiknya itu sama sekali tidak berniat untuk membantunya membalaskan dendam dan malah menghadang langkahnya. "BERANINYA DIA!!!" seru Aron melemparkan seluruh barang yang ada di atas mejanya. Suara barang berjatuhan dan pecah menjadi serpihan membuat seluruh prajurit ketakutan di saat dinas mereka. "Yang Mulia, harap kontrol emosi anda," ucap jason dengan wajah yang tak kalah datar, meskipun seluruh badannya sudah menegang dan didalam hati pria itu sudah memanjatkan doa-doa agar dia tidak mati kali ini. Aron menghentikan kegiatanny