Share

9 | Lucien Maeve

Setelah bergumul dengan beberapa masalah pertemanan dan rumor-rumor aneh tentang Kyrena, akhirnya orang-orang di dalam istana mulai membuka hati mereka untuk mengenal orang-orang dari Drystan. Rumor-rumor yang salah tentang Drystan pun mulai berkurang, meskipun tidak sepenuhnya tetapi ini merupakan perkembangan yang baik dalam hubungan antara kedua negara tersebut.

Pagi ini Aron memanggil Kyrena ke ruang kerja nya.

Dan pagi ini juga Kyrena merasa sedikit aneh dengan tingkah Lucien, tiba-tiba saja dia mengenakan pakaian formal selayaknya ajudan.

Diperjalanan menuju ruang kerja Aron, Kyrena berjumpa lagi dengan Asteria setelah pesta minum teh beberapa hari yang lalu. Kali ini hanya mereka berdua dan tidak ada orang lain, karena itu Kyrena memutuskan untuk segera berbicara dan berterima kasih pada Asteria kali ini. Dia tidak tahu kapan pria itu akan muncul lagi di istana.

"Anu, terimakasih pangeran Asteria! Berkat ketulusan hati anda saya masih bernafas hingga sekarang." Kyrena berbicara seperti robot dan suaranya sangat lantang menarik banyak perhatian. Kemudian dia menunduk 90 derajat sebagai bentuk rasa terimakasih dan menutupi wajahnya yang memerah akibat malu.

Asteria membulatkan matanya dengan kaget dan segera membungkuk kembali, ini terasa cukup canggung secara terus menerus setiap kali keduanya berjumpa.

"Anda tidak perlu sungkan, seharusnya saya yang meminta maaf karena tidak memperkenalkan identitas saya kepada anda dengan baik," ucap Asteria sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Tidak, untuk apa pangeran meminta maaf? Seharusnya Lucien yang meminta maaf!? Benar kan Lucien!?" Pria itu menunjuk dirinya sendiri untuk memastikan apa yang baru saja dia dengar, dan Kyrena sukses menginjak kaki Lucien dengan keras.

Lucien menundukkan badannya secara terpaksa dan meminta maaf kepada Asteria, "Maafkan saya karena telah mengancam anda Yang Mulia, serta membuat anda terluka saat mencoba menyelamatkan Putri kami," ucapnya.

"Tuan Maeve tidak perlu sungkan, saya bisa mengerti alasan anda melakukannya. Mungkin saya yang terlalu berlebihan."

"Memang benar." Lucien benar-benar tidak bisa mengontrol mulutnya sama sekali, dia mendapat pijakkan kedua dari Kyrena. Kali ini lebih keras hingga ujung jarinya mati rasa.

"Ah...Hahaha sepertinya memang begitu," sekarang keadaan semakin canggung diantara mereka.

Hening beberapa saat hingga Asteria memutuskan untuk mulai berbicara terlebih dahulu sebelum keadaan lebih canggung lagi. "Karena saya belum memperkenalkan diri dengan baik pada tuan putri, maka izinkan saya untuk memperkenalkan diri saya sekali lagi. Perkenalkan nama saya Asteria Calin Emrys, putra kedua dari raja Allerick, dan pangeran Kedua dari Alvah." Asteria menjulurkan tangannya, dan dibalas oleh Kyrena.

"Kalau begitu, perkenalkan tuan Asteria. saya adalah Kyrena Yvaine, putri dari kerajaan Drystan." Keduanya saling terkunci menatap satu dengan yang lain, menunjukkan senyum terbaik yang mereka punya.

***

Setelah pertemuan yang cukup mengejutkan dengan Asteria, akhirnya Kyrena tiba di ruang kerja Aron. Tampaknya pria yang satu ini cukup sibuk karena seluruh ruangan penuh dengan buku-buku tebal dan kertas-kertas yang menggunung menutupi wajah. Kyrena terkekeh kecil, sepertinya dia teringat seseorang di tempat asalnya yang memiliki ruang kerja yang sama buruknya dengan milik Aron, penuh debu dan kertas.

Aron menunjukkan wajahnya dari balik kertas dengan lucu, dan berdiri dari duduknya, dia tidak sadar sudah dari tadi Kyrena dan Lucien ada di ruangan nya.

"Maafkan aku karena tidak menyadari kehadiranmu," ucap Aron dengan rambut yang sedikit acak-acakan.

"Tidak apa-apa, sepertinya aku mengganggu waktu mu?"

"Tidak, sama sekali tidak. Ada yang harus ku diskusikan bersama denganmu, tapi seperti nya tidak disini." Ucap Aron sambil melirik mejanya yang penuh dengan dokumen-dokumen, Suara ketukan pintu terdengar lalu muncullah Jason, ajudan Aron.

"Apa yang anda katakan Yang mulia? Anda bisa mengatakannya disini, jangan menunda-nunda pekerjaan seperti saat anda menyelinap keluar kota dan meninggalkan seluruh pekerjaan anda," omel Jason yang sepertinya tidak tahu kalau Aron menyelinap keluar kota bersama dengan Kyrena.

"Maaf? Menyelinap keluar kota? Kalau begitu tuan putri Kyrena pergi bersama pangeran Aron secara rahasia? Saya berpikir pangeran Aron memang menyediakan waktunya saat itu?" Kali ini mulut keranjang milik Lucien yang bersuara.

Aron memegang pelipisnya yang sakit akibat bocornya mulut Lucien, setidaknya perkataan Kyrena hari itu benar bahwa Lucien selalu mengawasinya dari titik buta mereka.

"I-Ini bukan waktu yang tepat yah," sahut Kyrena dengan tawa canggung.

***

Kyrena melihat Lucien dan Jason yang berdiri bersampingan, jauh dari tempatnya duduk bersama dengan Aron.

"Kamu sedang mengkhawatirkan nya?" tanya Aron mengikuti arah pandangan Kyrena.

"Sedikit."

"Apa kamu tidak mengkhawatirkan ku?" Ucap Aron menggoda. Kyrena menolehkan wajahnya dengan pipi yang sedikit merona. Aron tertawa karena berhasil melihat ekspresi lucu Kyrena, setidaknya mereka berdua impas.

"Apa yang ingin kamu bicarakan dengan ku?"

"Ah, mengingat acara debutante ini merupakan debutante pertama dimana kedua kerajaan bergabung, beberapa petinggi dari Drystan mengajukan untuk menjalankan tradisi debutante mu bersamaan sebagai bentuk perdamaian antara kedua negara," ucap Aron. Akhirnya Kyrena mengerti alasan kenapa ibunya mengirimkan busur itu.

"Seharusnya tradisi ini dilaksanakan saat aku berumur 18 tahun, sepertinya karena aku berada diluar tempat asalku mereka memutuskan hal tersebut."

"Begitu yah. Kami tidak keberatan sama sekali asalkan tidak menimbulkan keributan."

"Tidak, ini hanya acara memanah dengan menggunakan sihir sebelum pesta debutante dimulai."

"Baiklah, aku akan menyediakan barang barang yang kamu perlukan. Katakan saja padaku jika ada sesuatu yang mengganggumu saat menyiapkan acara tersebut,"

"Kita butuh monster sebagai targetnya," sela Kyrena sebelum Aron menyelesaikan kalimatnya.

"monster?"

"Iya, jenis monster apa saja, kemudian monster tersebut di ikat dan dibunuh menggunakan panah. Tradisi ini melambangkan kesiapan seorang putri untuk menanggung beban negara. Kamu tahu, negara ku seperti itu...." Kyrena kurang percaya diri saat harus memberitahukan tradisi ini secara detail kepada Aron. Aron mengangguk dan dia mengerti, beruntungnya pemuda ini menghargai tradisi yang ada di Drystan dan menyanggupinya.

"Aku akan memberitahukan padamu jika semuanya sudah selesai,"

"Terimakasih Aron,"

Tangan Aron bergerak mengelus kepala Kyrena dengan lembut, "Tidak masalah." Kyrena dan Aron berjalan keluar dari tempat mereka berdiskusi, di tengah jalan Aron menanyakan suatu hal.

"Ngomong-ngomong, siapa sebenarnya ajudanmu itu? Dia terlalu tertutup, bahkan beberapa prajurit mengaku tidak tahu kalau kamu memiliki ajudan selama berada di sini."

"Kamu akan terkejut saat tahu di kerajaan kami pun, sangat sedikit orang yang mengenal dirinya," jawab Kyrena. Ada beberapa Rahasia yang harus di jaga oleh Kyrena tentang orang-orang yang berada di bawah kekuasaan nya, termasuk fakta bahwa Lucien adalah salah satu penduduk asli dari kerajaan Alvah.

***

Lucien adalah salah satu korban dari peperangan yang terjadi antara kerajaan Alvah dan Drystan pada saat itu. Ia kehilangan kedua orang tuanya dan tinggal di panti asuhan yang ada di sudut kota, setiap hari Lucien melakukan tugas untuk mengambil kayu bakar di perbatasan hutan. Anak-anak yang lain tidak mau berteman dengannya karena rambutnya yang aneh dan sikapnya yang dingin. Akhirnya Lucien selalu menghabiskan waktu sendiri. Suatu saat ia tersesat dan melangkah lebih jauh kedalam hutan, langit sudah tampak gelap dan dia masih belum bisa menemukan jalan kembali menuju panti asuhan.

Lucien yang masih kecil saat itu sudah kehabisan tenaga dan hampir menjadi santapan monster hingga dia berhasil diselamatkan oleh tuan Marquess Maeve, setelah merawatnya tentu saja Lucien menjadi lemah karena tidak terbiasa dengan keadaan yang ada di Drystan. Akhirnya tuan Marquess berjanji akan mengantarkan Lucien kembali ke panti asuhannya. Saat mereka sampai di panti asuhan itu, Lucien sadar bahwa tidak ada yang perduli padanya ataupun sekedar mencari dan mengkhawatirkan nya. Hal tersebut membuat hati anak itu terluka dan memutuskan untuk tidak kembali ke panti asuhan tersebut, dia kembali bersama tuan Marquess ke mansion.

Lucien mulai merasakan sakit dan halusinasi yang luar biasa, hingga akhirnya Ratu Erzulie memberikan mantra agar Lucien dapat bertahan hidup di Drystan. Perlahan-lahan Lucien kecilpun tumbuh menjadi pria remaja, badannya sudah terbiasa dengan keadaan Drystan. Marquess Maeve memutuskan untuk memberikan nama bangsawannya pada Lucien sebagai bentuk kasih sayang, Lucien tumbuh dewasa seperti anaknya sendiri. Saat dia berumur 13 tahun, ayah angkatnya yang merupakan kepala keluarga dari Maeve meninggal dunia karena wabah penyakit. Lucien akhirnya memutuskan untuk mengabdikan diri pada kerajaan, dan menjadi prajurit dengan kekuatan sihir yang hebat.

Pertama kalinya dia bertemu dengan Kyrena saat berusia 7 tahun, Erzulie mempercayakan putrinya pada Lucien yang berusia 15 tahun. Saat itulah Kyrena mengenal Lucien yang pendiam dan dingin.

***

Malam sudah tiba, dan Kyrena sudah mengenakan baju tidur. Dia masih terjaga dengan buku di tangannya. Saat hendak mencari pulpen untuk menulis, Kyrena mendapati buka bersampul biru tua di atas meja baca. Kyrena tersenyum lebar saat tahu bahwa buku tersebut ditulis oleh Lucien untuknya, buku yang berisikan daftar orang-orang yang ada didalam istana Alvah. Mulai dari nama, rambut, dan kebiasaan-kebiasaan mereka yang selalu di perhatikan oleh Lucien. Sepertinya Kyrena lupa, meskipun Lucien adalah orang yang misterius, pendiam, dan menjengkelkan, tetapi Lucien punya caranya sendiri untuk bisa membantu dan membuat Kyrena bahagia.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status