Alice tersenyum ceria saat Kyrena menerima tawarannya. Dia memerintahkan beberapa pelayan untuk membawakan makan-makanan yang akan dihidangkan kepada para bangsawan dan mengajak Kyrena bersamanya untuk menghadiri acara minum teh itu.
Mereka berdua melewati taman mawar yang indah, di sebelah kirinya terdapat sungai buatan kecil dan air pancur. Di meja bundar sudah ada beberapa putri yang duduk dengan manis sambil memegang kipas, mereka semua memakai topi untuk menghindari cahaya matahari yang akan merusak riasan dan menggunakan gaun mewah. Saat Kyrena dan Alice datang bergabung,Serempak para wanita bangsawan tersebut berdiri dari duduknya dan mengucapkan salam kepada Alice, " Salam kepada Matahari yang Agung, Tuan Putri Alice." ucap mereka sambil mengangkat gaunnya sedikit ke atas sebagai bentuk kehormatan mereka pada keluarga kerajaan.Beberapa dari mereka melirik Kyrena yang merupakan wajah baru di Istana, dengan perasaan yang canggung Kyrena membungkuk badannya dan mengangkat gaun nya sedikit untuk memberikan salam kepada gadis-gadis tersebut."Teman-teman, biar aku perkenalkan tamu kehormatan kita. Tuan putri Kyrena Yvaine dari kerajaan Drystan."Alice mempersilahkan para bangsawan untuk duduk di tempatnya masing-masing, begitu juga dengan Kyrena. Setelah Alice mengenalkan dia, beberapa dari bangsawan memberikan reaksi yang berbeda, ada yang menunjukkan rasa ketakutan dan benci tetapi ada juga yang tampaknya cukup tertarik dengan Drystan seperti Zefanya."Kamu sangat cantik, seperti elf! Apakah semua orang Drystan cantik seperti dirimu Tuan putri?" tanyanya dengan semangat.Kyrena dengan senang hati menceritakan kalau orang-orang di tempat asalnya memiliki warna kulit yang hampir sama karena tidak ada matahari, meskipun begitu dia juga memuji kecantikan Zefanya dengan rambutnya yang semerah bunga mawar.Beberapa bangsawan lain juga mulai tertarik dengan cerita Kyrena, suasana berjalan dengan baik begitu saja hingga Leora menanyakan suatu hal pada Kyrena."Apa benar kalian hidup berdampingan dengan monster?" Kyrena tahu Leora tidak bermaksud untuk menyinggung, semua orang yang pertama kali bertemu dengan nya pasti selalu menanyakan hal yang sama dan Kyrena menghargai itu."Iya, kami hidup dengan beberapa monster disana, tidak semuanya. Ada beberapa monster yang dapat berbicara sesama manusia seperti elf dan peri, bahkan salah satu petinggi di kerajaan kami merupakan monster hybrida berkaki ular. Dia salah satu penasihat terbaik di kerajaan kami.""Lalu bagaimana dengan goblin?" sahut Alice.Kyrena terdiam sejenak, matanya melirik Luna yang tampak gemetar ketakutan."Kami tidak hidup dengan goblin, mereka memiliki koloni sendiri lagi pula goblin hanya monster kelas menengah," jawab Kyrena dengan sendu."Hmm... tapi kudengar goblin bisa berevolusi jadi hobgoblin. Apa lagi kalau mereka memiliki pemimpin bisa jadi koloni yang lumayan besar," lanjut Leora. Topik pembicaraan ini mulai beralih pada goblin. Kyrena tidak bisa menghentikan mereka, terutama itu terlihat tidak sopan. Luna mulai kesulitan untuk bernafas, dia berusaha untuk mengontrol traumanya.Tanpa disadari Asteria muncul membuat semua bangsawan disana berteriak histeris, beberapa diantaranya bersikap malu-malu. Asteria mengelus rambut Alice, "Sepertinya kalian sedang melakukan acara minum teh yah?" ucapnya dengan suara yang lembut.Gadis-gadis itu menjawab serempak dan mengajak Asteria untuk bergabung ke acara mereka, tetapi Alice menolak karena acara itu dibuat khusus untuk perempuan saja. Di keributan itu, tanpa sadar mata Kyrena dan Asteria bertemu, Kyrena yang mengingat kejadian semalam saat ia bersama dengan Aron membuatnya sedikit malu dan memerah dan dengan segera dia membuang tatapan nya ke arah yang lain. Asteria berpamitan dengan Alice dan gadis-gadis lainnya karena masih ada urusan yang harus dikerjakannya.Dengan cepat topik berganti menjadi pria-pria idaman para gadis ini, termasuk di dalamnya Aron dan juga Asteria. Sepertinya mereka memang sangat terkenal di kalangan para bangsawan, bahkan mereka memiliki julukan seperti "Pria lembut tetapi kuat" atau "Pria tampan yang menjelajahi dunia."Swosh~Seperti biasa, Lucien selalu muncul di saat-saat yang tidak tepat."Wow! Dia seperti penyihir yang sangat luar biasa!" teriak Leora saat pertama kali melihat Lucien.Lucien tersenyum canggung dan membungkuk memberikan salam kepada para gadis bangsawan itu, membuat mereka semakin histeris dengan karisma yang keluar dari pria tampan seperti dia. Pria tinggi semampai dengan rambut merah gelapnya dan kulit yang terlihat pucat, sudah seperti pria vampir yang selalu muncul di novel-novel fantasi. Pria itu dengan mudah berhasil masuk kedalam jajaran pria yang akan di jadikan suami di masa depan mereka, bahkan dia telah mengalahkan kedua pangeran hanya dengan senyuman kecil namun menggigit dan tajam di hati para gadis.Lucien berbisik pada Kyrena kalau ada sebuah kiriman dari Drystan untuknya."Teman-teman, maafkan aku. Sepertinya aku harus pergi karena beberapa alasan, aku sangat senang bisa mengenal kalian semua, semoga di kedepannya kita dapat berkumpul bersama seperti ini lagi." Kyrena tulus mengatakan kalimat ini dari dalam hatinya, dia cukup menikmati waktu yang di habiskan nya bersama para gadis-gadis ini."Yang Mulia Putri Alice, saya pamit mengundurkan diri." Bersama dengan Luna dan Lucien, Kyrena pergi menjauhi taman itu dan segera kembali ke ruangan nya.Kyrena bertanya apakah Luna baik-baik saja, dan Luna merasa dirinya sudah cukup tenang sekarang. Tampaknya dia harus mulai berhati-hati saat akan membahas topik itu di depan banyak orang, lagi pula pertanyaan macam apa yang dilontarkan putri Alice? Seakan putri itu menjebak nya agar tampak buruk dihadapan para gadis, dia hanya mencoba untuk berpikir positif kalau putri itu tidak sengaja membicarakan topik tersebut.***Kyrena mengeluarkan busur dari kotak kiriman, dahinya mengerut tak kala melihat benda tersebut. Lucien juga mengangkat bahu saat melihat busur itu, dia tidak tahu sama sekali kalau yang dikirimkan adalah busur. Kyrena membaca pesan yang ditinggalkan Erzulie pada kotak.Setelah dia membacanya, inti dari surat itu mengatakan kalau busur tersebut merupakan busur turun temurun dari para putri Drystan. Biasanya busur ini di gunakan untuk melambangkan kedewasaan para putri sebagai lambang dari keikutsertaan seorang putri pada tatanan negara."Kalau begitu bukankah seharusnya pemanahan dilakukan sebelum melaksanakan debutante kan?" ucap Luna saat membaca tentang tradisi Drystan pada buku yang di bawa oleh Kyrena."Tapi seharusnya pemanahan ini dilakukan saat berumur 18, bukan 14 tahun. Lagian tradisi di Drystan dan Alvah pasti berbeda, bagaimana caraku melaksanakannya?" sangkal Kyrena."Sebaiknya busur ini disimpan saja, mungkin anda akan membutuhkan nya di saat waktu yang tidak terduga." saran Lucien.Asteria melangkahkan kakinya di tanah licin yang ada di Drystan. Kepalanya menengadah ke atas langit, ribuan bintang-bintang ada disana bagaikan hujan berkelap-kelip. Asteria takjub dengan Drystan, negara ini bahkan lebih maju dari Alvah. Ada butiran cahaya yang melayang-layang di seluruh kota, bila disentuh mereka akan bertambah banyak. Kota yang saat ini di injak oleh Asteria berada di atas danau, orang-orang di sekitar Asteria juga tambak berbeda dan terlihat unik. Ada orang-orang yang berterbangan di atas jalan setapak dengan sapu terbang maupun karpet ajaib. Orang-orang yang menaiki benda-benda ajaib itu berjalan teratur layaknya lalu lintas. Kebanyakan yang mengunakan benda itu adalah para penyihir tingkat menengah hinga para bangsawan baru. Bangsawan lainnya menggunakan naga sebagai transportasi.Orang-orang yang masih berjalan juga tidak kalah menakjubkan. Anak-anak bermain dengan naga yang memang punya ukuran kecil, ada juga yang terlihat sedang belajar menggunakan sihir. Par
Aron adalah orang yang paling menyesal membuat rencana berbahaya seperti ini. Tidak pernah terpikirkan olehnya jika Kyrena yang melawan Cerberus sendirian, entah apa yang akan terjadi padanya. Bahkan Aron sendiri mengalami luka yang dalam dari Cerberus itu. Yang lebih menyakitkan, dia merencanakan hal ini dengan kepalanya sendiri. Bagaimana bisa dia meletekkan Kyrena pad posisi yang mengerikan? Untung saja Aron ada disini. Meskipun samar, Aron masih sempat melihat wajah khawatir Kyrena. Sebenarnya tujuan Arom meletakkan Cerberus disitu untuk memastikan seberapa kuat sihir dari Kyrena. Seberapa pintarnya Kyrena dalam menyusun strategi, melakukan perlawanan, dan memimpin negaranya. Tapi dia tidak bisa. Apalagi mengingat Kyrena yang terluka saat di hutan, Aron tidak bisa lagi melihat Kyrena terluka secuilpun. Perasaan bersalah membuncah dari hatinya, ketika melihat gambaran Kyrena yang terbaring lemah di atas kasur hingga berhari-hari. Aron mengeluarkan seluruh tenagannya untuk bangki
"Aron berhenti disana, Cerberus bukan mosnter yang mudah untuk dibunuh," Tegas Kyrena. "Kita tidak punya pilihan selain bertahan, Kyrena." Kyrena menggertak gigi ketika matanya tidak sengaja bertemu dengan Cerberus di depan sana. Cerberus liar itu bergerak secara perlahan mendekati Aron dan prajurit yang lain. Kyrena segera melepas jubah yang dia pakai, kemudian bersiap dengan sihir yang dia punya. Aron jelas tidak akan bisa menahan serangan dari Cerberus liar, tidak ada harapan dengan alat tempur dan pedang laras panjang. Cerberus itu menegendus-ngendus, kemudian menggerakkan ketiga kepalanya secara bersamaan. "Arggh ... ," erang Cerberus, menunjukkan giginya yang tajam. Aron sama sekali tidak gentar dan tetap pada posisinya. Cerberus itu mulai merasa terancam dengan pedang para prajurit, dia berjalan memutari formasi bertahan itu. Berbeda dengan Aron, beberapa prajurit merasa takut bahkan beberapa dari mereka tampak bergetar ketakutan. Cerberus itu mendekat pada prajurit yang
"Apa? Kau bilang apa?" Tanya Kyrena sambil mendekatkan telinganya pada wajah Asteria. "Aku tidak bilang apa-apa nona? Apa anda sedang mabuk?" "Aku tidak mabuk!" sarkas Kyrena dengan kesal, kemudian menjauh dari Asteria. Kyrena jadi penasaran tentang siapa pria itu, mungkin saja mereka akan bertemu lagi di masa depan. Namun ketika Kyrena berbalik pria itu sudah menghilang lenyap di makan bumi. "Kyrena? Apa yang kau lakukan sendiri disini?" Aron menepuk bahu Kyrena hingga membuat gadis itu tesadar. Kyrena menggeleng, "Ayo kita kembali ke kereta." *** Kyrena sebenarnya sudah memaksa Aron untuk masuk ke dalam kereta karena mereka sebentar lagi akan tiba di wilayah Drystan, pasti ada banyak monster disana. Tapi Aron tidak mendengarkan dan masih tetap memilih untuk menunggangi kuda. Semakin lama, langit yang semula biru berubah menjadi oranye. Orang-orang bisa melihat langit di wilayah Drystan dari kejauhan, sementara hutan-hutan belantara mulai sedikit menjadi hamparan rumput dan
Bertemu orang-orang menyebalkan seperti pria ini adalah hal yang paling di benci oleh Kyrena. mengingat betapa keras pria itu menginginkan benda tersebut, sepertinya dia ingin memberikan anting-anting itu pada seseorang yang sangat berharga. "Padahal itu barang milik wanita, seharusnya pria mengalah!" ketus Kyrena tidak suka. Baru kali ini Asteria melihat sifat egois Kyrena, dia sungguh ingin berteriak di depan wajah Kyrena kalau benda itu hendak dia berikan padanya. Padahal Asteria sudah lebih dulu tiba di desa ini menggunakan portal, kalau saja dia tidak perlu berlama-lama pasti dia tidak akan sempat bertemu dengan Kyrena. Hal yang gawat bila penyamarannya terbongkar di depan Kyrena, apalagi gadis itu ahli dalam sihir. "Hei nona, barang ini milik wanita pun bila aku sudah menyukainya maka aku akan membelinya." Asteria menerima anting-anting itu dan memberikan satu koin emas kepada sang penjual. Asteria mengedarkan pandangannya ke sekeliling mereka, dia baru sadar kalau Kyrena munc
"Kita berhenti di desa terakhir sebelum tiba di perbatasan." Perintah Aron pada rombongan Kyrena. Begitu sampai di depan pintu desa, Kyrena yang tidak tahu apa-apa tentu saja bingung. Saat Kyrena menyibakkan gorden kereta, wajah Aron sudah terpampang jelas sedang menatap padanya. Aron tersenyum manis, kemudian membuka pintu kereta, "Mau turun?" tawar Aron sambil memberikan tangannya. Kyrena tidak mengerti mengapa dia harus turun, tapi menolak kebaikan Aron sangat tidak baik, jadi dia meraih tangan pria itu dan turun dari sana. Kyrena ingin bertanya lebih jelas, tapi seketika dia terpana dengan keramaian di desa itu. "Meskipun ibukota merayakan hari berkabung, desa ini mempunyai izin khusus untuk karnaval bintang tari." Ucap Aron melihat pemandangan yang sama dengan Kyrena. "Festival ini tidak selalu bisa di rayakan. Katanya bintang tari selalu membawakan keberuntungan ke desa ini setiap kali mereka muncul." Kyrena memang tahu soal bintang tari yang dimaksud Aron, itu adalah saat-saa