Share

8 | Tea Party

Alice tersenyum ceria saat Kyrena menerima tawarannya. Dia memerintahkan beberapa pelayan untuk membawakan makan-makanan yang akan dihidangkan kepada para bangsawan dan mengajak Kyrena bersamanya untuk menghadiri acara minum teh itu.

Mereka berdua melewati taman mawar yang indah, di sebelah kirinya terdapat sungai buatan kecil dan air pancur. Di meja bundar sudah ada beberapa putri yang duduk dengan manis sambil memegang kipas, mereka semua memakai topi untuk menghindari cahaya matahari yang akan merusak riasan dan menggunakan gaun mewah. Saat Kyrena dan Alice datang bergabung,

Serempak para wanita bangsawan tersebut berdiri dari duduknya dan mengucapkan salam kepada Alice, " Salam kepada Matahari yang Agung, Tuan Putri Alice." ucap mereka sambil mengangkat gaunnya sedikit ke atas sebagai bentuk kehormatan mereka pada keluarga kerajaan.

Beberapa dari mereka melirik Kyrena yang merupakan wajah baru di Istana, dengan perasaan yang canggung Kyrena membungkuk badannya dan mengangkat gaun nya sedikit untuk memberikan salam kepada gadis-gadis tersebut.

"Teman-teman, biar aku perkenalkan tamu kehormatan kita. Tuan putri Kyrena Yvaine dari kerajaan Drystan."

Alice mempersilahkan para bangsawan untuk duduk di tempatnya masing-masing, begitu juga dengan Kyrena. Setelah Alice mengenalkan dia, beberapa dari bangsawan memberikan reaksi yang berbeda, ada yang menunjukkan rasa ketakutan dan benci tetapi ada juga yang tampaknya cukup tertarik dengan Drystan seperti Zefanya.

"Kamu sangat cantik, seperti elf! Apakah semua orang Drystan cantik seperti dirimu Tuan putri?" tanyanya dengan semangat.

Kyrena dengan senang hati menceritakan kalau orang-orang di tempat asalnya memiliki warna kulit yang hampir sama karena tidak ada matahari, meskipun begitu dia juga memuji kecantikan Zefanya dengan rambutnya yang semerah bunga mawar.

Beberapa bangsawan lain juga mulai tertarik dengan cerita Kyrena, suasana berjalan dengan baik begitu saja hingga Leora menanyakan suatu hal pada Kyrena.

"Apa benar kalian hidup berdampingan dengan monster?" Kyrena tahu Leora tidak bermaksud untuk menyinggung, semua orang yang pertama kali bertemu dengan nya pasti selalu menanyakan hal yang sama dan Kyrena menghargai itu.

"Iya, kami hidup dengan beberapa monster disana, tidak semuanya. Ada beberapa monster yang dapat berbicara sesama manusia seperti elf dan peri, bahkan salah satu petinggi di kerajaan kami merupakan monster hybrida berkaki ular. Dia salah satu penasihat terbaik di kerajaan kami."

"Lalu bagaimana dengan goblin?" sahut Alice.

Kyrena terdiam sejenak, matanya melirik Luna yang tampak gemetar ketakutan.

"Kami tidak hidup dengan goblin, mereka memiliki koloni sendiri lagi pula goblin hanya monster kelas menengah," jawab Kyrena dengan sendu.

"Hmm... tapi kudengar goblin bisa berevolusi jadi hobgoblin. Apa lagi kalau mereka memiliki pemimpin bisa jadi koloni yang lumayan besar," lanjut Leora. Topik pembicaraan ini mulai beralih pada goblin. Kyrena tidak bisa menghentikan mereka, terutama itu terlihat tidak sopan. Luna mulai kesulitan untuk bernafas, dia berusaha untuk mengontrol traumanya.

Tanpa disadari Asteria muncul membuat semua bangsawan disana berteriak histeris, beberapa diantaranya bersikap malu-malu. Asteria mengelus rambut Alice, "Sepertinya kalian sedang melakukan acara minum teh yah?" ucapnya dengan suara yang lembut.

Gadis-gadis itu menjawab serempak dan mengajak Asteria untuk bergabung ke acara mereka, tetapi Alice menolak karena acara itu dibuat khusus untuk perempuan saja. Di keributan itu, tanpa sadar mata Kyrena dan Asteria bertemu, Kyrena yang mengingat kejadian semalam saat ia bersama dengan Aron membuatnya sedikit malu dan memerah dan dengan segera dia membuang tatapan nya ke arah yang lain. Asteria berpamitan dengan Alice dan gadis-gadis lainnya karena masih ada urusan yang harus dikerjakannya.

Dengan cepat topik berganti menjadi pria-pria idaman para gadis ini, termasuk di dalamnya Aron dan juga Asteria. Sepertinya mereka memang sangat terkenal di kalangan para bangsawan, bahkan mereka memiliki julukan seperti "Pria lembut tetapi kuat" atau "Pria tampan yang menjelajahi dunia."

Swosh~

Seperti biasa, Lucien selalu muncul di saat-saat yang tidak tepat.

"Wow! Dia seperti penyihir yang sangat luar biasa!" teriak Leora saat pertama kali melihat Lucien.

Lucien tersenyum canggung dan membungkuk memberikan salam kepada para gadis bangsawan itu, membuat mereka semakin histeris dengan karisma yang keluar dari pria tampan seperti dia. Pria tinggi semampai dengan rambut merah gelapnya dan kulit yang terlihat pucat, sudah seperti pria vampir yang selalu muncul di novel-novel fantasi. Pria itu dengan mudah berhasil masuk kedalam jajaran pria yang akan di jadikan suami di masa depan mereka, bahkan dia telah mengalahkan kedua pangeran hanya dengan senyuman kecil namun menggigit dan tajam di hati para gadis.

Lucien berbisik pada Kyrena kalau ada sebuah kiriman dari Drystan untuknya.

"Teman-teman, maafkan aku. Sepertinya aku harus pergi karena beberapa alasan, aku sangat senang bisa mengenal kalian semua, semoga di kedepannya kita dapat berkumpul bersama seperti ini lagi." Kyrena tulus mengatakan kalimat ini dari dalam hatinya, dia cukup menikmati waktu yang di habiskan nya bersama para gadis-gadis ini.

"Yang Mulia Putri Alice, saya pamit mengundurkan diri." Bersama dengan Luna dan Lucien, Kyrena pergi menjauhi taman itu dan segera kembali ke ruangan nya.

Kyrena bertanya apakah Luna baik-baik saja, dan Luna merasa dirinya sudah cukup tenang sekarang. Tampaknya dia harus mulai berhati-hati saat akan membahas topik itu di depan banyak orang, lagi pula pertanyaan macam apa yang dilontarkan putri Alice? Seakan putri itu menjebak nya agar tampak buruk dihadapan para gadis, dia hanya mencoba untuk berpikir positif kalau putri itu tidak sengaja membicarakan topik tersebut.

***

Kyrena mengeluarkan busur dari kotak kiriman, dahinya mengerut tak kala melihat benda tersebut. Lucien juga mengangkat bahu saat melihat busur itu, dia tidak tahu sama sekali kalau yang dikirimkan adalah busur. Kyrena membaca pesan yang ditinggalkan Erzulie pada kotak.

Setelah dia membacanya, inti dari surat itu mengatakan kalau busur tersebut merupakan busur turun temurun dari para putri Drystan. Biasanya busur ini di gunakan untuk melambangkan kedewasaan para putri sebagai lambang dari keikutsertaan seorang putri pada tatanan negara.

"Kalau begitu bukankah seharusnya pemanahan dilakukan sebelum melaksanakan debutante kan?" ucap Luna saat membaca tentang tradisi Drystan pada buku yang di bawa oleh Kyrena.

"Tapi seharusnya pemanahan ini dilakukan saat berumur 18, bukan 14 tahun. Lagian tradisi di Drystan dan Alvah pasti berbeda, bagaimana caraku melaksanakannya?" sangkal Kyrena.

"Sebaiknya busur ini disimpan saja, mungkin anda akan membutuhkan nya di saat waktu yang tidak terduga." saran Lucien.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status