Share

Kabur Saat Mengandung Benih CEO Arogan
Kabur Saat Mengandung Benih CEO Arogan
Penulis: Snrmdaez

One Night Stand

Alexa membuka matanya, pandangannya gelap dan buram. Ia mengamati ruangan sekitar yang asing dimatanya. Ruangannya remang-remang dan gelap, hanya ada sedikit cahaya diujung pintu.

Tangannya menyentuh ranjang empuk yang saat ini ia tiduri. Rasanya berbeda dengan ranjang dirumahnya. Kepalanya masih terasa berat dan sakit, seperti habis dipukul.

"Kenapa aku bisa disini?" Ucapnya dengan suara lemah. Tidak tahu kenapa, suaranya terasa berat dan ia merasa sulit untuk menggerakkan seluruh tubuhnya. Alexa berusaha untuk bangun, tapi tubuhnya tidak kuat dan terjatuh lagi.

Alexa ingat kalau dia sedang minum dengan teman-temannya. Lalu ada seorang pria asing yang menawarinya minuman. Karena merasa tidak enak jika menolak, maka ia pun meminumnya sampai habis. Setelah itu, ia tidak tau apa yang terjadi.

Apa mungkin pria itu sengaja memberikannya minuman?

Tapi untuk apa dia melakukannya, Alexa sama sekali tidak mengenalnya. Jangankan berkenalan, bertemu sedikitpun tidak pernah. Alexa memikirkan cara untuk bisa keluar dari ruangan ini. Kakaknya pasti merasa khawatir saat menemukan dirinya tidak pulang ke rumah.

***

"Dimana wanita yang sudah aku pesan?" Ucap Xander dengan dingin pada dua orang laki-laki dihadapannya. Ia duduk disalah satu meja bar yang tidak terlalu banyak pengunjung.

"Wanita yang sudah anda pesan sedang berada di ruangannya tuan. Sesuai dengan yang tuan pesan" Salah satu pelayan menjawab pertanyaan Xander dengan hormat.

"Bagus" ucap Xander dengan puas. Malam ini ia akan bersenang-senang dengan wanita yang sama sekali belum pernah berhubungan dengan pria lain. Rasanya pasti berbeda dari yang biasa ia lakukan.

Xander berdiri dan menyerahkan cek yang berisikan nominal yang cukup fantastis. Siapa yang tidak menghormatinya di Amerika. Pria kaya yang menjadi pewaris tugal keluarga atas. Apapun yang dia inginkan, pasti akan ia dapatkan.

Kedua pelayan itu menatap selembar kertas dengan mata berbinar dan mempersilahkan Xander pergi ke ruangan yang telah diberitahukan.

Xander berjalan, meninggalkan kedua pelayan itu dengan cek yang telah diberikannya. Matanya menatap dingin seluruh ruangan dan berhasil menemukan ruangan yang diberitahu. Tangannya membuka pintu dengan kuat dan hampir menimbulkan suara yang keras. Matanya menatap pada tubuh seorang wanita yang sudah berbaring diatas ranjang.

***

Brak....

Alexa menolehkan kepalanya ke arah suara. Ada seorang pria yang mendorong pintu kamar dengan keras dan menutupnya kembali. Alexa menatap wajah pria yang barusan masuk. Ia cukup terpana saat melihat wajahnya yang tampan dan tegas. Alexa dapat merasakan otot-otot keras pria itu dibalik jas mahalnya.

Kesadarannya langsung kembali setelah melihat pria itu berjalan. Alexa tiba-tiba memiliki firasat buruk dihatinya. Untuk apa seorang pria tiba-tiba dan masuk ke dalam. Jangan-jangan pria itu ingin berbuat yang macam-macam dengannya!

Xander mendekat kearahnya dan berdiri memandang tubuhnya dengan minat. Alexa merasa risih saat melihat tatapan Xander pada tubuhnya. Alexa dapat menyadari arti dari tatapannya.

"Mainan yang cukup bagus, tidak sia-sia membayarnya dengan biaya yang mahal" Xander berkata dengan dingin, menampilkan seringai licik disudut mulutnya.

Alexa menggigil ketakutan saat mendengar beberapa kalimat yang diucapkan oleh Xander. Ia tidak mengerti apa yang di maksud oleh Xander. Ia bahkan tidak mengenalnya sama sekali.

Alexa semakin menjauh saat Xander mendekatinya. Tubuhnya terasa panas saat Xander menyentuh wajahnya dengan tangannya yang agak kasar. Tangannya membelai dengan lembut wajahnya dan menariknya kembali.

Alexa memandang kecewa saat Xander melepaskan tangannya. Tidak tahu kenapa tubuhnya tiba-tiba haus akan sentuhan Xander. Pasti ada sesuatu yang dimasukkan kedalam minumannya.

"Sangat sensitif, huh" Xander menatapnya dengan licik. Membisikkan beberapa kalimat yang mampu membuat hasrat Alexa meningkat.

Pria itu menaikan dirinya diatas Alexa, menyatukan kedua tangan Alexa diatas dengan satu tangannya dan mencium bibirnya dengan keras. Alexa berusaha untuk melepaskan ciumannya, tapi Xander malah menggigit bibir bawahnya dan berhasil memasukan lidahnya kedalam mulut Alexa. Alexa dapat merasakan lidah nya menari-nari dan air liur mulai menetes keluar dari mulutnya.

Nafasnya terengah-engah saat pria itu melepaskan ciumannya, wajahnya memerah dan matanya dipenuhi oleh kabut hasrat. Suhu ruangan tiba-tiba meningkat dan lebih panas. Pendingin ruangan tidak mampu untuk mendinginkan.

Xander membuka pakaian Alexa hingga tidak tersisa sehelai pakaian pun, matanya menatap seluruh tubuh Alexa yang telanjang. Tersenyum puas dihadapannya.

Lalu ia menyentuh dada Alexa yang berisi dengan satu tangan, memijatnya dengan keras dan yang satunya lagi dimainkan oleh mulutnya. Alexa dapat merasakan rasa panas dipuncak dadanya. Lidah Xander menghisap, menggelitik dan menggigit ujungnya hingga membuat Alexa mengerang kenikmatan.

"Ahhhh, hentikan.....Ahhhhh" Alexa menggelengkan kepalanya dan berusaha menolak sentuhan Xander di didadanya. Ia belum pernah disentuh oleh pria lain sebelumnya sehingga saat disentuh ia langsung terasa sensitif.

Kepalanya melengkung dan syarafnya langsung menegang saat merasakan ada sesuatu yang mengelus area sensitifnya. Gerakannya perlahan dan semakin tiba dipintu masuk miliknya.

"Ahhhhhh"

Erangannya lolos saat satu jari milik Xander berhasil masuk di dalam miliknya. Menyentuh dinding bagian dalamnya dengan lembut. Nafasnya tersengal-sengal dan air mata mulai menetes disudut matanya.

"Apakah nikmat? Aku bisa memberikanmu sesuatu yang lebih nikmat lagi" Xander mengeluarkan jarinya. Menatap Alexa yang berbaring tidak berdaya dibawahnya.

Alexa melebarkan matanya saat melihat Xander mengeluarkan miliknya. Kepalanya menggeleng saat melihat betapa besarnya milik Xander, tebal dan berurat. Lubangnya tiba-tiba berkedut kesakitan dan nyeri.

'Bagaimana mungkin itu bisa muat'

Alexa membayangkan batang keras itu akan menghancurkan miliknya hingga hancur. Membayangkannya saja sudah membuatnya takut.

"Sudah puas memandangnya?" Pria itu berbisik ditelinga nya dengan suara serak, menjilat daun telinganya dan memandang wanita dihadapannya dengan senyum licik. Matanya sudah dipenuhi hasrat yang sudah terpendam sejak tadi. Melihat Alexa yang berteriak kesakitan membuat gelombang gairah ditubuhnya meningkat.

Xander mendekatkan miliknya tepat didepan lubang, memasukan ujungnya secara perlahan dan semakin masuk hingga kedalam. Miliknya berhasil menembus lapisan pelindung didalam miliknya.

"Ahhhhh" Alexa berteriak kencang saat batang keras itu berhasil menembus miliknya. Tangannya meremas sprei didekatnya hingga kusut. Ada tetesan darah yang mengalir keluar dari miliknya. Menandakan ia belum pernah dimasuki sebelumnya.

Xander tidak memperdulikan erangan kesakitannya. Ia terus memasukan miliknya hingga merasa puas. Ia belum pernah merasakan kenikmatan yang luar biasa seperti ini. Ia terus memasukannya dengan keras dan berakhir dengan mengeluarkan semburan hangat yang keluar dari miliknya kedalam rahim wanita itu. Menyemburkan miliknya hingga tidak tersisa setetes pun.

Alexa merasakan perutnya penuh dan hangat akibat pelepasannya dan Xander. Karena merasa lelah ia pun tertidur tanpa mempedulikan milik pria itu yang berada didalamnya.

***

Xander menatap wanita yang sedang tertidur didepannya dengan puas. Tangannya mengelus dengan lembut pipinya. Miliknya masih menyatu dengan Alexa tanpa berniat untuk melepaskannya.

Tidak tahu kenapa ada perasaan yang berbeda saat ia bercinta dengannya, berbeda saat ia bercinta dengan wanita lain. Seandainya ia bertemu dengan Alexa sejak lama, pasti ia tidak perlu mencari wanita lain.

Ia menarik miliknya keluar dan semburan air kenikmatan langsung mengalir keluar dari lubang hingga membasahi seprai dibawahnya. Seandainya Alexa tidak tertidur, ia akan bercinta dengannya sampai pagi.

"Aku tidak akan melepaskanmu" Xander memeluk Alexa dan mendekapnya dengan erat, mencium keningnya dengan lembut dan tidur bersamanya.

~Next

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status