Alexa membuka matanya, pandangannya gelap dan buram. Ia mengamati ruangan sekitar yang asing dimatanya. Ruangannya remang-remang dan gelap, hanya ada sedikit cahaya diujung pintu.
Tangannya menyentuh ranjang empuk yang saat ini ia tiduri. Rasanya berbeda dengan ranjang dirumahnya. Kepalanya masih terasa berat dan sakit, seperti habis dipukul."Kenapa aku bisa disini?" Ucapnya dengan suara lemah. Tidak tahu kenapa, suaranya terasa berat dan ia merasa sulit untuk menggerakkan seluruh tubuhnya. Alexa berusaha untuk bangun, tapi tubuhnya tidak kuat dan terjatuh lagi.Alexa ingat kalau dia sedang minum dengan teman-temannya. Lalu ada seorang pria asing yang menawarinya minuman. Karena merasa tidak enak jika menolak, maka ia pun meminumnya sampai habis. Setelah itu, ia tidak tau apa yang terjadi.Apa mungkin pria itu sengaja memberikannya minuman?Tapi untuk apa dia melakukannya, Alexa sama sekali tidak mengenalnya. Jangankan berkenalan, bertemu sedikitpun tidak pernah. Alexa memikirkan cara untuk bisa keluar dari ruangan ini. Kakaknya pasti merasa khawatir saat menemukan dirinya tidak pulang ke rumah.***"Dimana wanita yang sudah aku pesan?" Ucap Xander dengan dingin pada dua orang laki-laki dihadapannya. Ia duduk disalah satu meja bar yang tidak terlalu banyak pengunjung."Wanita yang sudah anda pesan sedang berada di ruangannya tuan. Sesuai dengan yang tuan pesan" Salah satu pelayan menjawab pertanyaan Xander dengan hormat."Bagus" ucap Xander dengan puas. Malam ini ia akan bersenang-senang dengan wanita yang sama sekali belum pernah berhubungan dengan pria lain. Rasanya pasti berbeda dari yang biasa ia lakukan.Xander berdiri dan menyerahkan cek yang berisikan nominal yang cukup fantastis. Siapa yang tidak menghormatinya di Amerika. Pria kaya yang menjadi pewaris tugal keluarga atas. Apapun yang dia inginkan, pasti akan ia dapatkan.Kedua pelayan itu menatap selembar kertas dengan mata berbinar dan mempersilahkan Xander pergi ke ruangan yang telah diberitahukan.Xander berjalan, meninggalkan kedua pelayan itu dengan cek yang telah diberikannya. Matanya menatap dingin seluruh ruangan dan berhasil menemukan ruangan yang diberitahu. Tangannya membuka pintu dengan kuat dan hampir menimbulkan suara yang keras. Matanya menatap pada tubuh seorang wanita yang sudah berbaring diatas ranjang.***Brak....Alexa menolehkan kepalanya ke arah suara. Ada seorang pria yang mendorong pintu kamar dengan keras dan menutupnya kembali. Alexa menatap wajah pria yang barusan masuk. Ia cukup terpana saat melihat wajahnya yang tampan dan tegas. Alexa dapat merasakan otot-otot keras pria itu dibalik jas mahalnya.Kesadarannya langsung kembali setelah melihat pria itu berjalan. Alexa tiba-tiba memiliki firasat buruk dihatinya. Untuk apa seorang pria tiba-tiba dan masuk ke dalam. Jangan-jangan pria itu ingin berbuat yang macam-macam dengannya!Xander mendekat kearahnya dan berdiri memandang tubuhnya dengan minat. Alexa merasa risih saat melihat tatapan Xander pada tubuhnya. Alexa dapat menyadari arti dari tatapannya."Mainan yang cukup bagus, tidak sia-sia membayarnya dengan biaya yang mahal" Xander berkata dengan dingin, menampilkan seringai licik disudut mulutnya.Alexa menggigil ketakutan saat mendengar beberapa kalimat yang diucapkan oleh Xander. Ia tidak mengerti apa yang di maksud oleh Xander. Ia bahkan tidak mengenalnya sama sekali.Alexa semakin menjauh saat Xander mendekatinya. Tubuhnya terasa panas saat Xander menyentuh wajahnya dengan tangannya yang agak kasar. Tangannya membelai dengan lembut wajahnya dan menariknya kembali.Alexa memandang kecewa saat Xander melepaskan tangannya. Tidak tahu kenapa tubuhnya tiba-tiba haus akan sentuhan Xander. Pasti ada sesuatu yang dimasukkan kedalam minumannya."Sangat sensitif, huh" Xander menatapnya dengan licik. Membisikkan beberapa kalimat yang mampu membuat hasrat Alexa meningkat.Pria itu menaikan dirinya diatas Alexa, menyatukan kedua tangan Alexa diatas dengan satu tangannya dan mencium bibirnya dengan keras. Alexa berusaha untuk melepaskan ciumannya, tapi Xander malah menggigit bibir bawahnya dan berhasil memasukan lidahnya kedalam mulut Alexa. Alexa dapat merasakan lidah nya menari-nari dan air liur mulai menetes keluar dari mulutnya.Nafasnya terengah-engah saat pria itu melepaskan ciumannya, wajahnya memerah dan matanya dipenuhi oleh kabut hasrat. Suhu ruangan tiba-tiba meningkat dan lebih panas. Pendingin ruangan tidak mampu untuk mendinginkan.Xander membuka pakaian Alexa hingga tidak tersisa sehelai pakaian pun, matanya menatap seluruh tubuh Alexa yang telanjang. Tersenyum puas dihadapannya.Lalu ia menyentuh dada Alexa yang berisi dengan satu tangan, memijatnya dengan keras dan yang satunya lagi dimainkan oleh mulutnya. Alexa dapat merasakan rasa panas dipuncak dadanya. Lidah Xander menghisap, menggelitik dan menggigit ujungnya hingga membuat Alexa mengerang kenikmatan."Ahhhh, hentikan.....Ahhhhh" Alexa menggelengkan kepalanya dan berusaha menolak sentuhan Xander di didadanya. Ia belum pernah disentuh oleh pria lain sebelumnya sehingga saat disentuh ia langsung terasa sensitif.Kepalanya melengkung dan syarafnya langsung menegang saat merasakan ada sesuatu yang mengelus area sensitifnya. Gerakannya perlahan dan semakin tiba dipintu masuk miliknya."Ahhhhhh"Erangannya lolos saat satu jari milik Xander berhasil masuk di dalam miliknya. Menyentuh dinding bagian dalamnya dengan lembut. Nafasnya tersengal-sengal dan air mata mulai menetes disudut matanya."Apakah nikmat? Aku bisa memberikanmu sesuatu yang lebih nikmat lagi" Xander mengeluarkan jarinya. Menatap Alexa yang berbaring tidak berdaya dibawahnya.Alexa melebarkan matanya saat melihat Xander mengeluarkan miliknya. Kepalanya menggeleng saat melihat betapa besarnya milik Xander, tebal dan berurat. Lubangnya tiba-tiba berkedut kesakitan dan nyeri.'Bagaimana mungkin itu bisa muat'Alexa membayangkan batang keras itu akan menghancurkan miliknya hingga hancur. Membayangkannya saja sudah membuatnya takut."Sudah puas memandangnya?" Pria itu berbisik ditelinga nya dengan suara serak, menjilat daun telinganya dan memandang wanita dihadapannya dengan senyum licik. Matanya sudah dipenuhi hasrat yang sudah terpendam sejak tadi. Melihat Alexa yang berteriak kesakitan membuat gelombang gairah ditubuhnya meningkat.Xander mendekatkan miliknya tepat didepan lubang, memasukan ujungnya secara perlahan dan semakin masuk hingga kedalam. Miliknya berhasil menembus lapisan pelindung didalam miliknya."Ahhhhh" Alexa berteriak kencang saat batang keras itu berhasil menembus miliknya. Tangannya meremas sprei didekatnya hingga kusut. Ada tetesan darah yang mengalir keluar dari miliknya. Menandakan ia belum pernah dimasuki sebelumnya.Xander tidak memperdulikan erangan kesakitannya. Ia terus memasukan miliknya hingga merasa puas. Ia belum pernah merasakan kenikmatan yang luar biasa seperti ini. Ia terus memasukannya dengan keras dan berakhir dengan mengeluarkan semburan hangat yang keluar dari miliknya kedalam rahim wanita itu. Menyemburkan miliknya hingga tidak tersisa setetes pun.Alexa merasakan perutnya penuh dan hangat akibat pelepasannya dan Xander. Karena merasa lelah ia pun tertidur tanpa mempedulikan milik pria itu yang berada didalamnya.***Xander menatap wanita yang sedang tertidur didepannya dengan puas. Tangannya mengelus dengan lembut pipinya. Miliknya masih menyatu dengan Alexa tanpa berniat untuk melepaskannya.Tidak tahu kenapa ada perasaan yang berbeda saat ia bercinta dengannya, berbeda saat ia bercinta dengan wanita lain. Seandainya ia bertemu dengan Alexa sejak lama, pasti ia tidak perlu mencari wanita lain.Ia menarik miliknya keluar dan semburan air kenikmatan langsung mengalir keluar dari lubang hingga membasahi seprai dibawahnya. Seandainya Alexa tidak tertidur, ia akan bercinta dengannya sampai pagi."Aku tidak akan melepaskanmu" Xander memeluk Alexa dan mendekapnya dengan erat, mencium keningnya dengan lembut dan tidur bersamanya.~NextSinar matahari pagi mulai memasuki ruangan dan menembus kaca dengan silauannya. Gemericik suara burung yang keras dapat membangunkan siapa pun dengan mudah.Alexa mendengar suara berisik kicauan burung diluar. Ia membuka matanya perlahan, pemandangan pertama yang ia lihat adalah ruangan yang asing. Ia menelusuri semua ruangan dan memperhatikan ada tangan keras yang memeluknya dari belakang.Ia akhirnya mengingat semuanya, tentang seorang pria yang membiusnya dan laki-laki yang bercinta dengannya. Kepalanya terasa berdenyut sekarang, obat bius nya masih terasa. Ia mendudukkan dirinya dan perasaan sakit dibagian intimnya langsung terasa, nyeri dan berdenyut. Matanya memperhatikan lengan keras yang melingkari pinggang telanjangnya. Alexa baru menyadari bahwa ia tidak memakai sedikitpun pakaian sekarang. Ia menggeser lengan Xander pelan agar tidak membangunkannya. Turun kebawah dan mencari pakaiannya.Saat akan turun, ia merasakan ada sesuatu yang me
"Berikan aku Cctv kamar hotel!" Perintah Xander pada bawahannya. Saat ini, ia sedang berada di perusahaannya setelah keluar dari hotel.Sejak di perjalanan dirinya selalu terbayang-bayang tubuh indah dan sexy Alexa, ia tidak bisa menahannya lebih lama lagi. Oleh karena itu ia memerintahkan bawahannya untuk segera mencari kemana perginya Alexa lewat Cctv kamar hotel. "Baik, tuan" Bawahannya mengangguk pergi dan menjauh dari hadapan tuanya. Meninggalkan Xander seorang diri di ruangannya.Xander masih duduk di meja kekuasaannya, punggungnya bersandar pada sandaran kursi. Tangannya memutar-mutar pena ditangan kanannya. Ia tidak sabar untuk segera menemukan wanita itu. Jika sudah bertemu dengannya, maka ia tidak akan melepaskannya mudah.Tidak lama kemudian, seperti yang ia harapkan dari bawahannya. Sebuah flashdisk yang berisikan rekaman Cctv berhasil di dapatkan. Xander menatap puas pada hasil kerja bawahannya. Tidak sia-sia ia memperkerjakan orang-
Beberapa hari telah berlalu, namun Xander masih terus mencari Alexa. Sudah berbagai upaya dilakukan, namun tetap saja ia belum bisa menemukan Keberadaannya. Setiap kali bawahannya melapor, hanya ada kata maaf lah yang selalu ia dengar"Maaf, tuan. Kami belum bisa menemukannya" ucap bawahannya dengan pelan. Ia menundukkan kepalanya, takut melihat kilatan amarah yang dipancarkan dimata atasannya setiap kali ia kembali tanpa membawakan hasil.Xander menggeram prustasi, matanya menatap tajam pada bawahnya yang menundukkan kepalanya. Tangannya mengetuk meja dengan ringan. Berusaha untuk menyembunyikan kekecewaannya."Terus cari dia sampai dapat" ucap Xander dengan dingin. Tidak peduli apakah bawahnya akan menemukannya atau tidak, yang penting ia harus terus mencari sampai bisa menemukan jejaknya."Baik, tuan" bawahannya menjawab dengan hormat dan meninggalkan Xander sendirian di ruangan kerjanya.Xander menghembuskan nafasnya kasar, ia masih b
Alexa menggerakan jari-jari tangannya, kelopak matanya bergetar dan terbuka. Matanya menatap ruangan putih yang asing dihadapannya. Bau obat-obatan mulai memenuhi Indra penciumannya. Ia merasakan selang infus di tangan kirinya."Dimana aku?" Alexa menatap ruangan yang terlihat asing dimatanya. Kepalanya masih terasa sedikit sakit dan berdenyut."Tadi kamu pingsan dijalan dan orang-orang membawamu ke rumah sakit" ucap seorang pria dengan memakai jas putih ditubuhnya, menandakan bahwa ia adalah seorang dokter."Apa yang terjadi denganku?" Alexa bertanya pada dokter yang masih memeriksa catatan kesehatan di tangannya."Hal seperti ini sudah biasa dialami oleh wanita yang sedang hamil. Kamu harus segera mengabari suami mu atau anggota keluarga lainnya agar mereka bisa segera mengetahui kondisi mu" ucap dokter dengan senyum hangat, sebelum pergi dan meninggalkan Alexa sendirian.Alexa masih berusaha untuk mencerna kalimat yang baru saja dikata
Alexa menatap dengan mata berbinar pada kaca toko roti didepannya. Ia melihat berbagai jenis roti diletakan di kaca etalase toko. Setelah pulang dari rumah sakit, tiba-tiba ia menginginkan sebuah roti yang pernah dikunjunginya saat pertama kalinya ia datang ke Sidney. Mungkinkah ia sedang mengidam? Wajar saja jika wanita hamil mengidam kan.Tapi, aroma yang dihasilkan di toko roti itu sangat harum dan sangat mengunggah selerahnya. Ia memegang perutnya yang masih datar, baru berusia dua minggu. Sebenarnya ia tidak terlalu lapar, tapi ia sangat ingin makan dan membelinya sekarang.Dari pada memandangi kaca toko terlalu lama maka Alexa memutuskan untuk membeli saja rotinya. Ia memilih roti yang sangat disukainya yaitu Croissant, kali ini ia memilih dengan isian keju dan coklat. Setelah menerimanya baru ia berjalan keluar.Walaupun sebenarnya ia bisa memakan rotinya langsung didalam toko, tapi ia lebih memilihnya untuk membawanya ke rumah. Di rumah nanti ia bi
"Selamat datang, Pak Alex" ucap seorang resepsionis wanita dengan senyuman ramah dibibirnya.Alex yang melihatnya hanya tersenyum kecil, sebagai sapaan hormat. Kedatangannya di perusahaan Xander bukan semata-mata hanya kunjungan biasa, melainkan ia ingin menemui sahabatnya, Xander.Sudah lama sejak ia mengunjungi perusahaan ini, mungkin beberapa bulan yang lalu. Tapi, sepertinya ada yang aneh dengan semua karyawan disini. Kenapa rasanya mereka seperti tertekan?"Aku rasa ada yang salah dengan semua karyawan yang ada disini" Tanya Alex pada resepsionis wanita itu. Sudah beberapa bulan sejak ia tidak datang ke perusahaan ini dan setelah ia datang, ada yang aneh dari semua karyawannya. Ia merasakan bahwa Mereka seperti terpaksa untuk bekerja di perusahaan ini."Beberapa hari ini Pak Xander sering memarahi seluruh karyawan yang melakukan kesalahan dan menekan seluruh karyawan untuk bisa bekerja dengan maksimal" wanita itu hanya menatap Alex dengan tat
Xander sedang berbaring terlelap diranjang empuknya sebelum perutnya tiba-tiba bergejolak, seperti ada sesuatu yang ingin keluar. Pelipisnya mengkerut dan keringat tipis mulai mengalir di dahinya. Ruangan yang dingin semakin membuat tubuhnya bergetar.Padahal, beberapa menit yang lalu tubuhnya masih dalam keadaan baik-baik saja. Sehingga ia bisa tidur dan berbaring dengan nyaman. Tapi setelahnya, tubuhnya tiba-tiba merasakan hal yang aneh.Semakin ia memejamkan matanya, semakin rasa mualnya muncul. Ia merasa tidak tahan lagi. Xander lalu bangkit dari ranjangnya menuju kamar mandi. Langkahnya sempoyongan dan tergesa-gesa, untungnya ia tidak menabrak benda-benda yang ada dikamarnya."Huekkk.....huekkkk" Xander berusaha untuk memuntahkan cairan yang sejak tadi selalu bergejolak untuk keluar, tapi hanya cairan putih bening yang keluar. Kamarnya kedap suara, sehingga orangtuanya tidak akan mendengar suara mualnya. Kalau sampai mereka mendengarnya, pas
Kandungan Alexa sudah menginjak usia 8 bulan, sebentar lagi anaknya akan segera lahir. Sebelum itu, ia ingin mendatangi rumah sakit untuk memeriksa kesehatan dan kapan waktu yang tepat untuk anaknya lahir.Setiap bulannya ia selalu rutin memeriksakan kesehatan kandungnya, ia tidak ingin jika terjadi sedikit masalah pun pada anak yang ada dikandungnya. Bahkan ia selalu berhati-hati dalam setiap tindakannya agar tidak terjadi cidera yang dikhawatirkan.Sekarang Alexa sudah berada di rumah sakit yang pernah ia datangi waktu pingsan ditaman beberapa bulan yang lalu. Selain itu, di rumah sakit ini juga ia selalu memeriksa kesehatan kandungnya. Dokternya merupakan orang yang sudah ia kenal dengan baik, sehingga membuatnya lebih leluasa untuk bertanya lebih lanjut mengenai kondisi kandungnya."Kandungan mu sangat sehat dan baik, aku pikir kau bisa melahirkan secara normal dalam beberapa Minggu lagi. Kau harus tetap rutin meminum suplemen kesehatan yang sudah dire