Share

Bayangan Masa Lalu

Kumandang azan Subuh dari musala rumah sakit membuatku terjaga. Kuangkat kepala perlahan lalu menggosok mata. Leherku sedikit pegal karena aku tidur dengan posisi duduk dan kepala telungkup di tepi ranjang. Mataku pedih sebab semalam harus menahan kantuk hingga larut.

Kulihat Mas Ramzi juga tidur dengan posisi yang sama. Tangan kami terulur dan saling bertaut di atas tubuh ibu.

Di hadapanku, ibu terbaring lemah. Ia tampak layu seperti tanaman kekurangan air. Kulihat tangannya bergerak perlahan lalu membelai rambutku. Hatiku menghangat seketika.

Akhirnya impianku tercapai. Aku bisa sedekat ini dengan ibu meski harus menunggu ibu sakit. Semoga ini menjadi awal yang baik dan semoga setelah ini Ibu bisa mencurahkan kasih sayangnya padaku seperti yang ia berikan pada Mbak Ulfa.

Semoga wanita yang di bawah kakinya terdapat surgaku itu tidak membenciku lagi.

Aku tersenyum sendiri saat membayangkan betapa bahagia dipeluk dan dicium ibu dengan penuh kasih sayang. Anganku seakan melayang te
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status