Share

59. Kabut Tebal

“Lari!” teriak seseorang di belakang mereka, para penduduk berhamburan panik, keluar dari rumah masing-masing, tangisan seorang anak pecah saat semakin banyak monster yang bermunculan.

Liu Zuizhen mengangkat tangannya menahan hujanan anak panah api yang untungnya tidak sempat menyentuh tanah.

Bersamaan dengan itu, Qi Yi menghentakkan kakinya ke tanah, dari tanah yang bergemuruh, bunga rambat raksasa menganga ke arah langit, bunga-bunga itu seperti mulut besar yang memperlihatkan gigi-gigi tajam nan mengerikan. Menangkap setiap monster yang berkeliaran dan menelannya utuh, hujan darah menjadikan air danau Jinghu menjadi warna merah.

Tidak cukup dengan kemunculan monster yang tidak berhenti berjatuhan dari langit, erengan yang menggelegar menggetarkan setiap orang yang mendengar. Naga hitam memunculkan kepalanya, bahkan orang-orang yang ketakutan itu tidak lagi bisa bersuara hanya untuk sekedar mengeluarkan teriakannya.

Sang naga menganga membuka mulutnya, dari sana kabut hitam menu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status