Share

Bab 5

Penulis: Tokek Gantung
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-07 08:01:57

Melihat kedatangan Drakkan, Naga berkepala tujuh itu menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan

"Senior? Kenapa kalian menatapku seperti itu?" Tanya Drakkan merasa risih akan tatapan yang di tunjukkan kepada dirinya

Tiba-tiba saja suasana menjadi terasa canggung antara kedua belah pihak. Kepala naga tanah kemudian berdehem agar mencairkan suasana.

"Ekhm!"

"Tidak. Cepat sekali kamu naik ranah, sekarang kamu di ranah apa?" Tanya kepala naga tanah mencoba mengalihkan pembicaraan yang terasa canggung

"Mmm..."

"Aku sudah berada di ranah pembentukan tubuh tingkat 3! Senior? Apa aku hebat?" Tanya Drakkan percaya diri

Dulu waktu dia sering di-bully, teman-temannya yang sudah mulai berkultivasi hanya berasa di ranah Pemurnian Qi tingkat 6 yang paling tinggi. Sedangkan yang lain kebanyakan di tingkat 4-5

Dengan kekuatannya saat ini, dia bisa membalaskan dendamnya dengan mudah. Itulah yang membuat lnya bertambah bersemangat.

Tapi, dia ingat bahwa bocah - bocah yang telah membully - nya itu memiliki keluarga yang dia tidak ketahui kekuatannya, apalagi mereka itu adalah anak - anak dari patriak keluarga besar di kotanya.

Sudah jelas bahwa dia harus menjadi kuat agar membalaskan dendam yang telah dia pendam selama ini.

Bocah - bocah itu tidak kenal ampun ketika sedang membully orang, bahkan dulu puluhan kali nyawanya hampir melayang gara - gara bocah - bocah itu, makanya Drakkan masih membenci bahkan menaruh dendam kepada mereka.

"Oh?

"Apa kamu sudah ingat siapa dirimu?" Tanya kepala naga kegelapan

"Sudah senior,

"Aku hanya bocah tak berguna, dan tidak bisa berkultivasi. Apa lagi aku tidak tau siapa orang tuaku dan kenapa mereka tidak mau merawatku" lirih Drakkan, ketika mengingat siapa dirinya

"Aku dirawat oleh nenek tua, yang bahkan aku tidak merasakan hubungan keluarga dengannya

Apa lagi ketika aku di umur delapan tahun, nenek tua itu mati karena bocah - bocah yang membuliku"

Kata Drakkan sambil meneteskan air matanya

"Sudahlah, kau jangan pusingkan tentang dendammu itu. Dendammu bisa kau balaskan suatu hari nanti. Sekarang, kau tidak jauh beda dengan semut di mata mereka" ucap kepala naga tanah

"Benar, bukan hanya dendammu yang tidak terbalaskan, tapi kau akan di permalukan dan menjadi bahan tertawaan bagi mereka. Bukan hanya itu, bahkan kau akan mati di tangan mereka" ucap kepala naga es ikut membenarkan

Dengan cepat, Drakkan mengusap air matanya yang sudah jatuh menimpa wajah tampannya dan kemudian berkata, "baik senior. Tenang saja, aku tidak akan membalaskan dendamku terlalu cepat. Biarlah mereka menikmati hidup, tapi tak akan ku biarkan mereka hidup terlalu lama. Hehaha..."

Tawa Drakkan dengan senyuman mengerikan di wajahnya.

Naga kepala tujuh itu hanya saling melirik satu sama lain.

'jika kamu tau bahwa kamu memiliki dendam yang sangat besar di bandingkan ini, mungkin kamu akan cepat - cepat menaikkan ranahmu. Tapi kami bersyukur kalau kau belum mengingatnya. Jika kau akan mengingatnya secepat ini maka elemen kegelapan di dalam tubuhmu juga akan bereaksi"

Lirih tujuh kepala naga, serempak menundukkan kepalanya. Mereka sadar betul bahwa mereka tidak bisa membantu jika itu benar - benar akan terjadi

"Senior? Kalian kenapa? Kenapa wajah kalian menunduk?" Tanya Drakkan kebingungan akan sikap naga berkepala tujuh itu.

"Tidak, oh ya. Ini adalah cincin penyimpanan, jika kau ingin mengambil atau meletakkan barang kedalamnya tinggal kau alirkan energi spritual kedalamnya" kata kepala naga tanah sambil mengeluarkan sebuah cincin penyimpanan yang tersegel di ujung pedang.

Di luar lautan kesadaran...

Drakkan dengan cepat membuka matanya dan melihat sebuah cincin penyimpanan yang sedang melayang di kehampaan.

Tanpa membuang banyak waktu, Drakkan kemudian meraihnya. Melihat kedalam cincin penyimpanan, Drakkan di buat terkejut akan isinya

Bagaimana tidak, isi dari cincin penyimpanan itu ada banyak sekali tanaman spritual yang sangat langka. Bukan hanya hanya tanaman spritual, ada juga beberapa batu spritual kelas rendah,menengah, dan tinggi yang menggunung.

Bukan hanya batu spritual, ada juga emas, artefak dan masih banyak lagi sumber daya yang ada di cincin penyimpanan itu.

"Senior, dari mana anda mendapatkan banyak sumber daya ini?" Tanya Drakkan dengan semangat 45

"Nanti juga kau akan tau, sekarang bawa keluar sayap naga yang ada di cincin penyimpanan itu" ucap kepala naga angin tanpa basa - basi

Drakkan kemudian mencari di mana letak sayap naga itu, stelah 20 menit mencari, akhirnya Drakkan melihat ada sepasang sayap naga berwarna keemasan sedang tersegel di pilar batu

Melihat itu, Drakkan mengerutkan keningnya kemudian bertanya kepada sang naga, "senior, ini..."

Ketika hendak bertanya kepada sang naga, sang naga tiba - tiba memotong perkataan Drakkan, "bawa keluar sayap naga itu, bawa dengan pilar batu itu juga bisar leluasa melepaskan segelnya"

Tanpa membantah, Drakkan langsung melakukan perintah sang naga. Meski sedikit kesulitan karena adanya segel, tapi akhirnya Drakkan bisa mengeluarkan sepasang sayap bersama pilar batu yang menyegelnya.

"Berikan setetes darah mu ke pilar batu itu. Jika sudah maka buatlah segel tangan" Drakkan tidak mengeluarkan sepatah kata pun langsung melakukan perintah sang naga itu.

Drakkan kemudian menggores tangannya menggunakan pedangnya agar mengeluarkan darah. Dan darah itu kemudian di letakkan di pilar batu itu

Seketika pilar batu itu mengeluarkan cahaya keemasan dan membuat pola - pola yang hampir mirip dengan pola yang ada di pintu batu ruangan jaruang tersebut

Dibawah instruksi dari sang naga, Drakkan kemudian menciptakan sebuah segel tangan bertujuan untuk menghilangkan segel yang tersisa di pilar batu tersebut.

"Aktifkan!" Ucap Drakkan

"Boom!

"Dhuar!

Seketika, pilar batu dan pola - pola itu meledak dan menyisakan sepasang sayap naga yang sangat besar.

Jika di bandingkan dengan Drakkan, terlihat bahwa Drakkan seperti semut di depan sepasang sayap tersebut.

"Se-senior?!! I-ini sangat besar dan luar biasa!" Seru Drakkan yang merasa takjub akan sepasang sayap naga tersebut

"Senior, ini sayap untuk siapa? Bukannya senior hanya jiwa kesadaran? Apa masih membutuhkan sayap ini?" Tanya Drakkan sedikit ambigu.

Drakkan merasa kebingungan akan seniornya itu, bukankah mereka hanya jiwa kesadaran? Kenapa harus membutuhkan sayap? Bagaimana mana cara pakainya? Apa lagi seniornya itu sudah masuk ke dalam lautan kesadarannya. Apakah dia harus memasukkan sepasang sayap naga ini ke dalam lautan kesadarannya? Jika iya, maka itu sama saja mencari mati!

Memikirkan hal itu, membuat Drakkan semakin kebingungan. Jika seniornya menginginkannya mati, kenapa tidak dari dulu saja membunuh lnya?

Yang tadinya Drakkan kebingungan kini di gantikan dengan rasa takut akan kematian. Bagaimana tidak, sudah lama dia ingin berkultivasi dan dia berjuang mati - Matian untuk bertahan dari siksaan dunia dan siksaan pertama kali berkultivasi

Itu yang membuatnya tidak rela jika dia di bunuh sekarang

Mendengar pertanyaan dari Drakkan, kepala naga cahaya kemudian berkata, "sayap ini untukmu,"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kaisar Naga Kegelapan Asura   Bab 99

    Wush!Li Fan, Zhu long, dan Xiao Yu mendarat dengan mantap di tanah, dan membuat tanah tersebut mengalami keretakan.Sedangkan Ling King King, wanita itu hampir saja terjatuh ketanah, tapi untungnya ada Xiao Yu yang menangkapnya menggunakan auranya. Jika tidak, mungkin wanita itu akan terhempas ketanah.Mata Li Fan menjadi dingin ketika menyapu seluruh area luar lembah. Dia dapat merasakan ada lebih dari ribuan binatang tingkat raja, yang sedang berkeliaran.Dan masih banyak lagi binatang yang ada di dalam area luar lembah hancur.Dengan tenang, dia kemudian berjalan masuk kedalam lembah lebih jauh lagi, bersama Zhu long dan Xiao Yu.Sedangkan Ling King King, wanita itu merasa tegang dan gelisah. Pasalnya, dia sama sekali belum pernah datang ke lembah ini. Ini adalah pengalaman pertamanya memasuki lembah yang paling berbahaya di Alam Tengah.Ketika mereka sedang berjalan, mereka berempat kemudian dapat merasakan ada suat

  • Kaisar Naga Kegelapan Asura   Bab 98

    Keesokan harinya....Terlihat, ada 360 orang yang sedang berkumpul. Mereka terlihat sangat antusias dan tidak sabar menunggu sesuatu.Mereka semua adalah orang-orang yang telah lolos pada tahap pertama. Dan kini mereka semua sedang menunggu seorang tetua, yang akan memimpin terjadinya tahap kedua yang akan berlangsung.Wush!Dari dalam sekte, seorang pria tua melesat dengan melayang di langit. Pria tua itu adalah salah satu tetua terhormat yang ada di sekte Pedang Surgawi. Tetua ini berbeda dengan tetua yang pertama.Melihat sosok tersebut, semua orang menatap dengan kagum dan takut terhadap pria tua itu.Setelah itu, tetua tersebut kemudian turun dari langit, dan mendarat di pelataran sekte yang ada.Ketika mendarat, tetua itu kemudian menyapu pandangnya ke segala arah, melihat semua orang.Pria itu menghembuskan nafasnya sebelum berbicara. "Aku adalah tetua terhormat nomor 9. Dan aku disini yang memimpin kalia

  • Kaisar Naga Kegelapan Asura   Bab 97

    Di tempat Li Fan berada...Semua tatapan terus tertuju kepada Li Fan seorang. Hanya karena Li Fan melakukan hal yang sama, namun kejadian yang berbeda. Semua orang menatap Li Fan dengan tatapan yang berbeda-beda. Ada yang menatapnya dengan kagum, takut, panik, iri, cemburu, ngeri, dan ada juga kebencian.Namun, Li Fan sama sekali tidak menganggapnya serius. Dia hanya berdiri tenang di tempat, tanpa menghiraukan segala cemohan dan cibiran, yang mengarah kepadanya.Bahkan tetua sekte, tak berani bertindak karena sedang menunggu pesan balasan dari patriak sekte, yang tadi dia kirim lewat token giok.Karena merasa bosan menjadi pusat perhatian, Li Fan memutuskan untuk berjalan menuju ke depan batu Penentu Elemen.Semua orang menjadi lebih waspada ketika melihat Li Fan yang mulai berjalan. Bahkan tetua itu juga terlihat waspada.Tapi, dari arah pedalaman sekte, terbang sebuah token giok. Tetua sekte dengan cepat menangkap token terseb

  • Kaisar Naga Kegelapan Asura   Ban 96

    "Tidak mungkin! Anak ini, dia tidak memiliki bakat, tapi memiliki kultivasi yang terbilang tinggi. Selain itu, dia juga memiliki 5 elemen yang berbeda! Sungguh tidak masuk akal!" Tetua sekte menggelengkan kepalanya. "Ataukah anak ini, tidak terkait dengan takdir?" Sambung tetua itu, wajahnya berubah ketika memikirkan bahwa Zhu long tidak memiliki kaitan dengan takdir.Wajahnya serius ketika menatap Zhu long. Pemuda itu terlihat sangat santai. Zhu long, pemuda itu masih berdiri di depan batu Penentu elemen, tanpa gerakan tambahan apapun.Tetua itu kemudian menghela nafas panjang. "Kau lolos!" Katanya. Semua orang yang tidak lolos atau gagal, menatap Zhu long dengan penuh keirian dan kecemburuan.Zhu long tersenyum tipis, di kemudian berjalan kearah Xiao Yu, dan berdiri tepat di samping wanita itu. Xiao Yu, hanya tersenyum tipis ketika melihat Zhu long, tatapannya beralih ke arah Li Fan yang belum di uji."Selanjutnya, peserta nomor 647!" Teriak tet

  • Kaisar Naga Kegelapan Asura   Bab 95

    1 hari kemudian..."Peserta nomor 498!" Teriak tetua terhormat sekte Pedang Surgawi. Suaranya menggema, membuat semua orang dapat mendengarnya dengan jelas.Kini, tersisa 150 peserta yang belum di uji akan bakat dan elemen nya. Di antara 497 peserta, hanya 347 saja yang lolos. Sedangkan 150 peserta lainnya, mereka tidak di terima atau gagal. Membuat peserta yang belum di uji merasa gugup.Seorang wanita dari kerumunan yang tersisa mulai melangkahkan kakinya maju, dan berhenti tepat di depan sang tetua. Dia kemudian menunduk dan memberikan penghormatannya kepada tetua, yang berstatus sebagai salah satu tetua terhormat sekte Pedang Surgawi.Wanita tersebut adalah Ling King King, musuh Guo Wang. Setelah memberikan penghormatan, Ling King King kemudian berjalan di depan batu Takdir dan melakukan seperti semua orang.Wush!Batu Takdir awalnya mengalami resonansi, kemudian batu tersebut mengeluarkan cahaya berwarna putih. Cahaya terseb

  • Kaisar Naga Kegelapan Asura   Bab 94

    "Tanpa membuang banyak waktu, kita akan memulai tahap pertama!" Kata tetua terhormat di Sekte Pedang Surgawi.Semua orang sontak bertepuk tangan. Mereka sangat antusias dan tidak sabar dengan tahap pertama dalam pengujian ini.Tetua terhormat itu kemudian membentuk segel tangan. Setelah itu, di samping kiri dan kanannya, muncul batu besar. Sebelah kiri berwarna hitam, sedangkan sebelah kanan berwarna putih.Melihat kedua batu itu, semua orang menatap dengan penuh kebingungan dan keheranan. Nyatanya, mereka semua tidak tahu dengan batu tersebut, membuat mereka merasa tidak mengerti dengan tahap pertama ini.Dari antara banyaknya kerumunan, seorang pria memberanikan dirinya untuk bertanya kepada pria tua yang berstatus sebagai salah satu tetua di Sekte Pedang Surgawi itu."Tetua, batu apa itu? Dan apa hubungannya dengan tahap pertama ini?" Tanyanya dengan alis berkerut.Mata tetua itu menyipit, merasa marah dan tak menyangka dengan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status