Share

Kakak Ipar, Mari Kita Bercerai!
Kakak Ipar, Mari Kita Bercerai!
Автор: ZuniaZuny

01. Kembali

"Aku akan pulang untuk menemuimu."

Kalimat singkat tertera pada bilah notifikasi ponsel Liam. Pesan itu tak sengaja dibaca Alesya, istri kedua Liam.

"Apa arti dari semua ini?" gumam wanita yang disapa Ale itu. Keningnya mengkerut sehingga kedua alis hampir menyatu, memikirkan berbagai asumsi tentang si pengirim pesan.

"Apa yang kamu lakukan?"

Ale terperanjat mendengar suara tegas penuh penekanan dari lelaki yang begitu dicintainya. "Ah itu, em… ponselmu dari tadi bergetar, saat aku hendak menjawab tiba tiba panggilan berakhir.

"Jangan sentuh barangku!"

Liam segera meraih ponsel dan pergi meninggalkan Alesya sendiri. Memberinya luka batin untuk kesekian kali.

Tiga tahun telah berlalu sejak Alesya dan Liam menjalani kehidupan bersama sebagai suami istri. Setiap hari Alesya berharap ada cinta yang tumbuh di antara mereka, namun Liam sama sekali tidak peduli padanya.

Alesya berusaha untuk menunjukkan rasa cintanya kepada Liam dengan mengurus keperluan rumah tangga, memasak makanan kesukaan Liam, dan selalu tersenyum ketika Liam pulang dari kerja. Namun, Liam tak pernah menghargai usaha Alesya.

Wajar saja Liam membenci Alesya. Perjodohan di antara mereka terjadi demi menyelamatkan bisnis perusahaan dari kedua belah pihak.

Perusahaan Noderick.

Liam membuka beberapa pesan yang belum sempat dibaca. Ada satu pesan yang membuat wajahnya pias seketika. Pasalnya si pengirim tak pernah lelah mengirim pesan meski Liam tak menanggapi satupun pesan darinya.

Kali ini berbeda, pesan itu membuat Liam kembali mengingat hal buruk kehidupan di masa lampau.

"Liam, semua ini demi nama baik keluarga kita dan perusahaan. Jika kamu tak menikah lagi, berita tentang kepergian Bella yang berselingkuh akan mencoreng nama baikmu. Perusahaan juga akan terkena dampaknya."

Semua bermula dari kenyataan jika Liam divonis mengalami leukemia akut atau kanker sel darah putih adalah sel kanker yang ditemukan di dalam darah dan sumsum tulang. Hal itu bisa menyebabkan kelumpuhan pada diri Liam.

Semua ini dirahasiakan dari media massa mengingat Liam menjabat sebagai CEO perusahaan Noderick.

Bella yang mengetahui jika suaminya Liam, kemungkinan besar mengalami kelumpuhan memutuskan untuk pergi karena tidak mau hidup dengan pria lumpuh. Tak hanya itu, Bella bahkan berani pergi bersama kekasih gelapnya.

Meski dikhianati oleh istri tercinta, Liam berusaha terus mencari keberadaan Bella. Hal itu menyebabkan kondisi fisik Liam menjadi Drop dan tak sadarkan diri.

Liam yang sekarat membutuhkan cangkok sumsum tulang belakang secepatnya. Butuh proses panjang untuk mencari pendonor yang sesuai mengingat orang yang memiliki kecocokan sumsum tulang belakang adalah anggota keluarga pasien sendiri.

Kecocokan sumsum tulang akan lebih besar antara saudara kandung, ketimbang antara orangtua dan anak. Sedangkan Liam adalah yatim piatu. Jikalau pun bisa mendapat donor dari orang lain kemungkinannya sangatlah tipis. Peluang kecocokan sumsum tulang pasien dengan donor asing bisa sekitar satu diantara jutaan orang.

Seolah nasib memihak pada kehidupan Liam, seorang wanita rela mendonorkan sumsum tulang belakang kepada Liam agar sembuh dari sakitnya.

Liam harus dirawat di Rumah Sakit selama satu bulan untuk masa pemulihan. Selama itu, Alesya-lah yang mendampingi Liam dalam proses penyembuhan, bukan Bella.

Memikul rasa sakit karena dikhianati wanita yang sangat dicintai, Liam menerima perjodohan dan melakukan pernikahan tanpa dasar cinta dengan Alesya yang tak lain adalah adik Bella.

Mengingat Bella, hati Liam kembali merasa nyeri. Bagaimana bisa wanita yang berstatus istrinya itu pergi meninggalkannya disaat dia terbaring lemah di Rumah Sakit tiga tahun lalu.

Sekarang, Bella kembali menghubungi Liam dan berkata jika dia akan kembali. Sakit hati yang dirasakan Liam seperti duri yang menancap di tubuhnya. Meski duri itu berhasil dicabut, tetap saja dia akan meninggalkan bekas luka dan rasa sakit.

***

Suasana sarapan di kediaman Liam begitu tenang, tak ada suara garpu dan sendok saling berdenting. Hanya ada Liam dan Alesya, itu pun mereka duduk saling berjauhan.

"Tuan Liam, Nyonya Bella kembali dari Paris," bisik asisten Liam yang baru saja datang.

Prank.

Liam menganga, garpu dan pisau jatuh bersamaan berita yang didengar.

Meski berbisik, Alesya mendengar jelas apa yang dikatakan asisten Liam bernama Ardo.

Alesya sudah memperkirakan jika Bella akan kembali pada Liam namun tetap saja, hatinya semakin sakit mendengarnya. Semua ini tak adil untuknya.

'Kemana saja kamu selama tiga tahun ini, Bella? Kamu tega meninggalkan Liam yang hampir mati melawan penyakit ganas saat itu. Lalu, apa maumu mendekati Liam lagi?' batin Alesya marah.

Saat tahu Bella tak peduli pada Liam dan memilih pergi bersama pria lain, Alesya sangat marah dan kasihan pada Liam. Tepat saat itu juga, Ayahnya menyuruh Alesya menikah dengan Liam.

Alesya sungguh bahagia karena dia begitu mencintai Liam. Dia bahkan lebih dulu menyukai Liam sebelum Bella hadir di hati Liam. Namun sayang sekali, Liam lebih mencintai Bella dan menikahinya. Setelah kepergian Bella, Alesya berjanji akan mengisi kekosongan hati Liam dengan penuh cinta.

Takdir Tuhan sangatlah rumit, Dia maha membolak balikan hati manusia. Seperti halnya hati Alesya yang awalnya meyakini bisa meluluhkan hati Liam, kini dia telah putus asa setelah tiga tahun memperjuangkan cintanya. Ditambah lagi dengan kehadiran Bella.

Liam bangkit membuat Alesya berusaha menghentikannya. "Ardo, aku mendengar semua yang kamu katakan. Jika Bella telah kembali, segera jemput dia dan bawa dia pulang ke kediaman ini. Aku menunggunya."

"Ba– baik Nyonya." Ardo segera pergi meninggalkan ruangan yang tiba tiba membuatnya sesak.

"Apa yang kamu rencanakan?" tanya Liam dengan tatapan tajam, siap menghunus Alesya.

"Aku tak mempunyai rencana apapun. Saudariku kembali, bukankah wajar aku menyuruhnya pulang?"

"Dia masih istriku sah meski aku begitu membencinya karena meninggalkanku."

"Aku tahu dan aku juga paham kebencianmu padanya." Alesya tersenyum walaupun hatinya terasa perih.

Ketika Liam tak lagi mau melanjutkan obrolan itu dan memilih pergi, Alesya dengan bibir bergetar berucap lembut, "Tapi aku juga tahu, kamu masih mencintainya, kan?"

Malam hari.

Alesya menunggu kedatangan Bella dengan cemas. Dirinya terus mondar mandir hingga tak terhitung berapa kali melakukannya.

Krekh.

Pintu terbuka lebar, menampilkan wanita cantik, kulit putih dengan lekuk tubuh seperti gitar spanyol. Namun, ada sedikit perbedaan dari penampilan Bella saat ini.

Baik Liam maupun Alesya terpana menatap wanita yang kini datang mendekat.

"Halo, Alesya."

"Halo Liam, Suamiku."

Diam, tak ada satupun yang bisa menjawab sapaan Bella.

Mereka masih tak menyangka jika Bella kini berada di kediaman "Roderick" dengan penampilan barunya.

Liam berdiri terpaku, tidak bisa menyembunyikan kegugupan yang merasuk dalam hatinya. Tiga tahun lamanya ia menunggu saat ini, saat istrinya kembali. Namun, perasaan benci yang sempat menyelimuti hati Liam masih tersisa, menorehkan bekas luka yang tak kunjung hilang.

"Kau kembali?" 

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status