Kakak Ipar, Mari Kita Bercerai!

Kakak Ipar, Mari Kita Bercerai!

By:  ZuniaZuny  Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 rating
14Chapters
151views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Alesya Sheza Gideon adalah seorang gadis cantik yang terpaksa menjadi istri kedua Liam Elvano Roderick demi menyelamatkan bisnis keluarganya. Liam divonis menderita leukimia akut dan dan kemungkinan besar akan mengalami kelumpuhan. Hal itu membuat Bella Amerta Gideon, istri pertama Liam kabur dengan kekasih gelapnya. Kini, Bella kembali dan mengaku bahwa dia adalah pendonor sumsum tulang belakang yang menyelamatkan Liam namun saat operasi berlangsung Bella ternyata tidak ada di tempat. Seiring berjalannya waktu Liam mencoba mencari tahu siapa sebenarnya wanita yang sebenarnya mendonorkan sumsum tulang belakang. Semakin dalam Liam menyelidiki, semakin rumit misteri yang ia temui. Sementara itu perasaan cinta Alesya terhadap Liam sudah tergerus habis. Alisya merasa tidak sanggup lagi untuk berjuang demi cintanya pada Liam yang belum tentu menjadi miliknya. Selama tiga tahun berjuang namun Liam tak pernah peduli, Alesya memutuskan untuk pergi dari kehidupan Liam. Pada akhirnya setelah perpisahan yang menyakitkan, misteri terpecahkan dan rahasia besar pun mulai terpecahkan. Liam mengetahui jika Alesya pergi disaat mengandung anaknya. Liam juga mengetahui siapa pendonor sumsum tulang belakang untuknya. Liam berusaha mencari Alesya untuk menebus kesalahpahaman yang terjadi.

View More
Kakak Ipar, Mari Kita Bercerai! Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Sulistiani
Cerita bagus, semangat kakak.
2024-05-09 11:08:36
0
14 Chapters
01. Kembali
"Aku akan pulang untuk menemuimu."Kalimat singkat tertera pada bilah notifikasi ponsel Liam. Pesan itu tak sengaja dibaca Alesya, istri kedua Liam."Apa arti dari semua ini?" gumam wanita yang disapa Ale itu. Keningnya mengkerut sehingga kedua alis hampir menyatu, memikirkan berbagai asumsi tentang si pengirim pesan."Apa yang kamu lakukan?"Ale terperanjat mendengar suara tegas penuh penekanan dari lelaki yang begitu dicintainya. "Ah itu, em… ponselmu dari tadi bergetar, saat aku hendak menjawab tiba tiba panggilan berakhir."Jangan sentuh barangku!"Liam segera meraih ponsel dan pergi meninggalkan Alesya sendiri. Memberinya luka batin untuk kesekian kali.Tiga tahun telah berlalu sejak Alesya dan Liam menjalani kehidupan bersama sebagai suami istri. Setiap hari Alesya berharap ada cinta yang tumbuh di antara mereka, namun Liam sama sekali tidak peduli padanya.Alesya berusaha untuk menunjukkan rasa cintanya kepada Liam dengan mengurus keperluan rumah tangga, memasak makanan kesukaa
Read more
02. Cangkok sumsum tulang belakang
"Kau sudah kembali?" tanya Liam dengan suara berat, berusaha menahan perasaan yang ingin meledak di dalam hatinya."Ya, Liam," jawab Bella, menatap Liam dengan tatapan yang penuh harap. Liam mencoba membaca ekspresi wajah istrinya, mencari tahu apa yang bersembunyi di balik sorot matanya. Tatapan berhenti pada mata Bella."Bella, ini…"Liam menggantung kalimatnya, tak tahu harus berkata apa. Dia sungguh tak mengerti dengan penampilan Bella yang berubah. Sungguh berbeda dengan Bella yang dulu."Ini?" tunjuk Bella pada dirinya yang hanya memakai tank top dan rok jeans minim bahan."Aku akan menjelaskan semuanya tapi sebelum itu, aku ingin meminta maaf padamu, Liam.Aku bersalah karena pergi disaat kamu sakit. Aku mempunyai alasan atas kepergianku.""Alasan apa itu?""Di saat kamu mengalami sakit leukimia, aku sungguh khawatir padamu. Perusahaan pasti terkena dampak negatif jika media massa tahu kamu mengalami lumpuh permanen. Jadi, aku memutuskan mendonorkan sumsum tulang belakangku, un
Read more
03. Aku mencintaimu, Liam
"Aku mencintaimu sejak dulu. Bahkan sebelum kamu mengenal Bella," ucap Alesya parau.Liam terdiam sejenak, detik berikutnya tertawa sinis. "Cinta? Hah! Aku menikah denganmu karena terpaksa." Liam mengangkat tangan menahan Alesya yang hendak mendekatinya, seakan berkata jika di antara mereka berdua harus ada jarak."Kamu hanya beban yang harus aku tanggung."Alesya merasakan hatinya hancur berkeping-keping mendengar kata-kata suaminya. Ia mencoba mencari kekuatan untuk bangkit, namun Liam kembali menghujatnya."Kamu tidak akan bisa menjadi istri yang baik. Kamu hanya menambah penderitaan dalam hidupku."Tak mampu menahan rasa sakit hatinya, Alesya menatapnya sambil berujar," Liam, seharusnya kamu tahu, orang yang mendonorkannya padamu itu…""Ada apa ini?" Bella datang mendekat, memotong ucapan Alesya dan mencoba melerai pertengkaran yang terjadi. "Alesya, kenapa kamu menangis seperti itu?"Alesya tersenyum samar, menghapus air mata yang sedari tadi tak mau berhenti. "Kebetulan ada kam
Read more
04. Sakit hati terdalam
"Bella!"Suara Liam menggelegar, memenuhi seluruh ruangan lantai dua. Dia segera mendekat."Li–Liam?" ucap Bella gemetar, ia tak menyangka jika Liam ada di Kediaman Noderick saat ini. 'Apakah Liam mendengarnya?' batin Bella cemas."Se–sejak kapan kamu ada disini?""Baru saja. Sedang apa kamu disini?""Aku… aku sedang menelpon bibiku di luar negeri.""Sudah larut, tidurlah!""Baik." Bella merasa lega setelah kepergian Liam, berfikir jika Liam tak mendengar pembicaraannya di telepon.Alesya sendiri segera berlari setelah mendengar ancaman Bella menuju kamar tidurnya, merasa tak ada lagi tempat yang aman untuknya.Ia sungguh syok mendengar ucapan Bella. 'Bagaimana bisa, kamu berani mencelakai adikmu sendiri?' batin Alesya menangis, merasa terpuruk dan tak ada harapan, seluruh kebahagiaan yang pernah ia rasakan seolah sirna seketika.Alesya duduk di tepi tempat tidurnya, menghela napas panjang. Ia kembali merasa kesepian di ranjang mereka. Liam yang selalu sibuk dengan pekerjaannya, serin
Read more
05. Pergi
Liam memutuskan bersiap untuk menghadiri jumpa pers tanpa memikirkan Alesya. Teringat belum sarapan, Liam hendak makan pagi namun meja dapur terlihat bersih sekali, tak ada makanan.Liam berjalan menuju kamar Alesya, ruangan itu juga tertata rapi. Tak ada tanda tanda jika Alesya di kamar. "Ale, dimana kamu?""Ale?!""Alesya!"Liam berteriak mencari Alesya hingga menggema namun istana itu nampak sepi tak berpenghuni. Liam menyerah, memutuskan pergi ke Perusahaan."Selamat datang Tuan Liam. Kami sudah menunggu Anda," ucap Master Ceremony saat Liam tiba di Perusahaan. "Silahkan duduk Tuan Liam. Mari kita mulai jumpa persnya."Banyak sekali reporter, mereka melakukan siaran live dan semua saluran televisi meliput acara tersebut."Baiklah mari kita berikan pada Nyonya Bella selaku istri Tuan Liam untuk mengklarifikasi berita tentang donor sumsum tulang belakang yang diberikan pada Tuan Liam," jelas MC.Salah satu Reporter mulai bertanya, "apakah berita ini benar Nyonya Bella?""Jika benar,
Read more
06. Kegundahan Liam
Liam memikirkan banyak hal tentang Alesya. Semua tak bisa dijelaskan dengan kata kata. Menghembuskan nafas berat dan berkata, "biarkan saja mereka." "Tapi Tuan." "Kamu, lekas kembali!" Tut, tut, tut. Panggilan telah berakhir. Hal itu membuat lelaki yang disuruh Liam menjadi bingung. Dia sudah jauh jauh mengikuti Alesya saat keluar rumah hingga terbang dari Amerika sampai tiba di Paris, Liam malah menyuruhnya kembali. Lelaki itu tak tinggal diam, mengambil ponsel dan memotret Alesya sebagai bukti kinerja dirinya. Meski berat, ditinggalkan Alesya dan Zidan sendirian. Sedangkan mereka tidak tahu jika ada seorang yang sedang menguntit di belakangnya. "Menangislah sepuasnya, Alesya. Setelah itu jangan menangis lagi. Oke." Kalimat sederhana namun benar benar menggugah jiwa. Andai lelaki yang berkata adalah Liam, Alesya pasti makin cinta. Alesya tersenyum manis meski Zidane tahu senyuman itu dipaksakan. Melihat Alesya saat ini, Zidan juga merasakan kesedihan mendalam. Seperti ada ba
Read more
07. Esok adalah harapan
Hening. "Maaf Tuan, kami belum menemukan Tuan Marco.""Bagaimana bisa? Kerahkan semua keahlian kalian dalam mencari orang hilang.""Baik Tuan. Selama tiga tahun ini, kami sudah berusaha keras mencari Marco namun masih belum juga menemukan keberadaannya. Kami akan berusaha semaksimal mungkin.""Iya. Jika tidak, aku akan mencopot jabatan kalian!"Pletak.Liam membuang kasar ponselnya di meja kerja. Dirinya sungguh kesal karena ayah mertuanya itu tak hanya pergi membawa uang curian keluarga "Roderick". Marco adalah satu satunya orang yang menjadi saksi transplantasi sumsum tulang belakang Liam."Halo Liam."Bella datang mendekat dan memeluk suaminya. Meski Bella telah kembali, mereka memutuskan untuk tidur terpisah. Hal itu permintaan dari Liam sendiri. Dia butuh waktu untuk menyesuaikan hubungan mereka."Ada apa Bell?""Aku ingin kita pergi ke suatu tempat. Dimana kita bisa mengulang kembali masa masa indah kita."Liam memandang sekilas, duduk dan mulai membuka laporan pekerjaan. "Maa
Read more
08. Tekad bulat Alesya
Alesya mengangguk setuju ketika Zidan menawarkan pekerjaan di kedainya. Dia pikir dengan bekerja, pikiran tentang Liam akan teralihkan.Zidan memandang penuh cinta, merasa bahagia melihat senyuman Alesya. Senyuman yang selalu membayangi pikirannya, baik dari dulu maupun sekarang. Tak ada tempat untuk wanita lain selain Alesya.Pagi hari.Alesya sangat antusias untuk belajar dan tidak butuh waktu lama untuk memahami cara kerja di kedai tersebut. Zidan langsung memberikan pelatihan singkat kepada Alesya, dan tak disangka, Alesya cepat tanggap dan mampu menyesuaikan diri dalam sehari."Baiklah Alesya, kamu bisa kerja sekarang.""Benarkah Zidan?""Itu benar!"Alesya tersenyum bahagia, mulai bekerja di kedai milik Zidan. Kecantikan dan keluwesan Alesya menarik perhatian banyak pelanggan, terutama para pria yang ingin menikmati secangkir kopi bersama pasangan mereka. Semakin sore, kedai semakin ramai setelah kehadiran Alesya, dan Zidan merasa sangat beruntung telah merekrut gadis itu.Keda
Read more
09. Jawaban atas kepergian Marco
Tiga tahun lalu.Di dalam ruang kerja pribadi Liam, ia duduk dengan tenang di belakang meja besarnya. Marco masuk ke ruangan dengan ekspresi wajah yang tak bisa dijelaskan. Marco menatapnya dengan dingin dan berkata dengan suara yang keras namun tenang."Liam, kita perlu bicara tentang masa depan keluarga kita. Seperti yang kita ketahui, Bella telah pergi bersama kekasihnya ke luar negeri dan meninggalkanmu. Aku tidak ingin nama baik keluarga ini tercemar.""Aku tahu, aku akan menceraikannya."Jawaban dingin Liam membuat Marco ketakutan, takut dibuang dari konglomerat seperti keluarga Liam Roderick. Dengan gugup berkata, "Bella memang keterlaluan tapi apa yang bisa aku lakukan? Bella telah memilih jalan hidupnya sendiri."Liam tetap diam. Marco memutuskan memberikan penawaran. "Kau harus menikahi anakku yang kedua, Alesya. Dia cantik, pintar, dan akan menjadi istri yang baik untukmu. Jika kau menolak, aku akan membuka keburukan perusahaan milikmu, memberitahukan pada massa mengenai la
Read more
10. Ada apa denganmu, Ale?
"Nyonya Bella.""Apa?!"Liam menatap ketiga anak buah Bella dengan rasa kecewa, tidak mampu mempercayai istrinya setelah mengetahui bahwa Bella-lah yang telah mencelakakan ayah kandungnya sendiri, Marco. Dipandang Marco dan didekati perlahan. "Mengapa Bella menculikmu, Ayah?"Marco diam seribu bahasa, tatapan matanya kosong. Hal itu membuat Liam tak mengerti. "Ayah, lihatlah aku!"Marco menatap Liam sekilas, namun tatapannya sungguh tak bisa dimengerti. "Ayah, ingat operasi sumsung tulang yang kualami tiga tahun lalu?"Lagi lagi Marco diam dengan pandangan kosong. "Apakah benar, yang mendonorkan sumsum tulang belakang untukku adalah Bella?" tanya Liam dengan penuh emosi.Marco masih terdiam, tampaknya ia tidak tahu harus menjawab apa. Liam semakin meradang melihat kebimbangan yang tersirat dalam ekspresi wajah ayah mertuanya.'Ada apa dengannya? Jelas sekali dia berterima kasih padaku dan menoleh saat aku memintanya melihatku,' batin Liam kebingungan."Kalian, cepat urus mereka dan ba
Read more
DMCA.com Protection Status