Share

Teman Tapi Mesra

Hari ini Adiva tidak masuk sekolah, ia masih agak demam. Pagi hari aku sudah menyiapkan sarapan untuk keluarga. Bagaimanapun juga ini merupakan kewajibanku sebagai seorang istri dan ibu.

Sebelum berangkat ke kantor, kulihat Mas Fahmi sempat melihat Adiva di kamarnya. Tampak Mas Fahmi keluar dari kamar Adiva dengan wajah yang manyun. Seperti sedang kesal. Tapi kesal sama siapa? Masa kesal sama Adiva. Adiva kan kesayangan Mas Fahmi.

Aku segera ke kamar Adiva.

"Masih pusing, Dek?" tanyaku.

"Iya, Bu."

"Nanti makan bubur, ya? Tadi Ibu sudah masak bubur."

Adiva mengangguk. Aku keluar dari kamar Adiva untuk menyelesaikan pekerjaan rumah.

Drtt...drtt hpku berbunyi, sebuah panggilan dari Opik.

"Assalamualaikum, Opik," sapaku.

"Waalaikumsalam. Gimana keadaan Adiva?" tanya Opik.

"Masih pusing katanya," jawabku.

"Ternyata Adiva terkena tifus."

"Terus obat yang kemarin diminum lagi atau ganti?"

"Dilanjutkan saja, nanti aku tambahi lagi obatnya. Aku kirim lewat kurir ya? Petunjuk pemakaian sudah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
si hanum ini terlalu tolol dan benar kata suaminya klu dia itu bodoh. mungkin jadi babu pantas utk nya.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status