❤ Rina
Aku berjalan berdampingan bersama Mas Rezky sampai ke depan pintu rumah Ibu.
Alhamdulillah, Elysia sudah diperbolehkan untuk pulang. Dan aku memutuskan untuk pulang ke rumah Ibu, bukan ke rumahku sendiri, karena Mas Rezky yang mengantarkan kami pulang.
Entahlah, dari semenjak kemarin malam, rasanya aku berubah jadi sangat pendiam saat berada dekat dengan Mas Rezky.
Bukan karena malu, tapi karena aku masih merasa sangat terkejut dengan semua hal yang telah Mas Rezky ungkapkan kepadaku.
Dan sepertinya, aku belum siap menerima serangan mendadak di saat sebelum-sebelumnya aku merasa bahwa semua hal yang terjadi di antara kami berdua telah berjalan normal seperti biasanya. Seperti
Chapter ini masih lanjutan di hari yang sama seperti kemarin ya :)*****❤ RinaAkhirnya, aku pun menceritakan semua peristiwa mengejutkan yang telah ditimbulkan oleh Mas Rezky. Kejadian yang telah sangat berhasil membuatku bungkam, dan jadi Rina yang sangat pendiam saat sedang berhadapan dengan Mas Rezky.- Flashback -"Rina, kamu mau jadi istriku?"Aku langsung tersentak dan diam seribu bahasa.Mas Rezky tersenyum, "Rina mau jadi istrinya Mas Rezky?"Aku masih
Chapter ini masih lanjutan di hari yang sama seperti kemarin ya :)*****💙 Mas RezkySenyum masih setia terkembang di wajahku, walau panggilan teleponku dan Rina sudah berakhir dari beberapa menit yang lalu.Memang ya, untukku, Rina itu akan selalu sangat berhasil memberikan efek yang luar biasa. Bahkan walau hanya sekedar melihatnya, atau mendengar suaranya saja, atau walau Rina hanya diam dan tak berbuat apa-apa, tapi itu semua akan tetap bisa membuatku tersenyum sangat bahagia karenanya.Memang jatuh cinta itu selalu semembahagiakan ini!Dan semoga, bahagiaku akan segera bertambah denga
❤ RinaElysia sudah mandi pagi. Dan saat ini, gadis kecilku itu sedang asik memakan brownies kukus sambil menonton kartun Zootopia yang ada di televisi.Aku ikut duduk di samping Elysia, lalu mengusap rambut panjangnya yang hari ini dibiarkan tergerai kesemuanya."El," panggilku pelan."Iya Mama," jawab Elysia yang sekarang ini sudah menolehkan kepalanya untuk menatap ke arahku.Aku tersenyum, "El ingat kan pesan Mama?"Elysia langsung menganggukan kepalanya."Maafin Mama ya El. Bukan Mama marah karena larang El panggil Ayah sama Om Rezky. Tapi memang belum boleh. Untuk sekarang, E
Chapter ini masih lanjutan di hari yang sama seperti kemarin ya :)*****❤ RinaKini, hanya tertinggal aku dan Damar yang ada di ruang tengah.Shinta mengantar Ibu ke kamar untuk istirahat. Sedangkan Mas Rezky dan Cahyo sedang ke kamar Elysia untuk memasang rumah barbie super besar yang tadi dibawakan oleh Cahyo.Aku duduk di sofa dan meminum tehku yang masih tersisa."Rin."Aku langsung mengangkat wajahku karena mendengar panggilan pelan dari Damar, "Iya Dam."Damar terlihat menarik napa
Chapter ini masih lanjutan di hari yang sama seperti kemarin ya :) ***** 💙 Mas Rezky Aku menuruni tangga, dan melihat Rina duduk sendirian di ruang tengah kediaman Bu Widya. Aku segera berjalan ke arah Rina, dan mendudukan diriku di sofa yang ada di seberangnya. "Damar udah pulang?" tanyaku sedikit penasaran. "Iya Mas. Baru aja." Aku menganggukan kepalaku ke arah Rina, lalu meninum sampai habis tehku yang tadi masih tersisa. "Kenapa Mas Rezky turun? Padahal aku baru aja mau nyusu
❤ Rina - Hari pertama Mas Rezky di Bali - Aku berjalan bergandengan tangan memasuki butik bersama Elysia. Hari ini, putri kecilku sudah mulai libur sekolah, jadi tentu saja Elysia akan ikut bersamaku ke mana saja aku pergi, sejak pagi sampai petang nanti tiba. Sebentar lagi, aku dan Elysia sampai di depan meja kasir di mana Lia berada. Dan sepertinya, Lia sudah siap menyambut kami berdua. Karena buktinya, saat ini, Lia sudah berdiri dengan senyuman yang kelewat cerah di wajahnya. "Selamat pagi Bu Bos," sapa Lia dengan senangnya saat aku dan Elysia telah sampai di depan meja kerjanya. Aku terkekeh pelan, "Selamat pagi. Kamu kenapa? Kok hari ini kelihatan seneng b
❤ Rina - Hari Kedua Mas Rezky di Bali - Tok tok tok "Assalamu'alaikum. Mba Rina, ini Lia." "Wa'alaikumsalam. Iya Lia, masuk aja." Lia membuka pintu ruang kerjaku, dan langsung berjalan cepat dengan kotak kado besar di tangannya. "Kamu bawa apa itu? Kok gede banget?" tanyaku penasaran. Dengan senyum cerahnya, Lia langsung meletakkan bingkisan yang ia bawa di atas meja. "Mba Rina dapet kado lagi dari Pak Bos," kata Lia dengan cengiran lebar di wajahnya. "Pak Bos? Siapa?" tanyaku tak mengerti. Lia makin cengengesan, "Dari Mas Rezky lagi, Mba." Aku mengerutkan keningku. Mas Rezky? Lagi? Astaga. Apa lagi yang Mas Rezky kirimkan kali ini? Dua hari di Bali, Mas Rezky sama sekali belum menghubungiku. Pesan yang kukirimkan kemarin siang, juga belum ia balas sampai hari ini. Mungkin Mas Rezky benar-benar sedang sibuk di sana. Jadi i
❤ Rina - Hari Ketiga Mas Rezky di Bali - Aku dan Elysia baru saja selesai sholat zuhur berjamaah di butik. Baru saja masuk ke dalam ruang kerjaku, aku langsung mendengar ponselku berdering tanda ada satu telepon yang sedang masuk untukku. Aku berjalan cepat ke tengah ruangan, untuk meraih ponselku yang tadi kuletakkan di atas meja. Senyumku langsung merekah, ketika tahu siapa yang sedang ingin meneleponku siang ini. Elysia menarik dress yang sedang kukenakan, "Mama, yang telepon, siapa?" Aku menundukan kepala, dan langsung tersenyum