Share

Bab 97

Author: Jw Hasya
last update Last Updated: 2025-12-05 00:50:32
“Di mana dia, Hans?” Kama berjalan ke arahnya, seolah tahu jika pria yang berdiri dihadapannya itu akan memberitahu sesuatu tentang Sutra.

Hans masih menunduk, tidak tahu harus bicara dari mana.

“Apa kau tahu tentang Sutra? Kasih tahu aku, di mana dia saat ini, Hans!” Kedua tangannya memegang erat kedua lengan Hans, seolah berharap jika pria yang tertunduk dihadapannya saat ini akan memberiahu keberadaan Sutra.

“Aku benar-benar minta maaf padamu, Tuan. Tapi … untuk saat ini dia tidak mengizinkanku untuk memberitahumu di mana dia saat ini.”

“Aaaarrrgh!” pekiknya. “Apa kau ingin membuatku gila, Hans? Aku sudah mati-matian mencarinya, dan ternyata kau tahu di mana Sutra berada.”

“Tuan, tenanglah. Dia saat ini dalam keadaan baik-baik saja.”

“Kau bilang aku harus tenang? Hans, apa kau tahu bagaimana rasanya menjadi aku selama tujuh bulan ini seperti orang gila?”

Hans bergeming.

“Katakan padaku, di mana dia. Aku janji padamu, tidak akan menemuinya sampai dia bersedia unt
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (11)
goodnovel comment avatar
Masruroh Masruroh
kama,,apa"an sih kamu asal mukul aja,Hans udh bantuin kamu ya,,,kalau GK danhans mungkin sutra sudah aborsi tahu
goodnovel comment avatar
fatmawati
kama seharusnya kamu bertemu Sutra dulu sebelum melahirkan kasian dia kalo harus melahirkan sendirian
goodnovel comment avatar
fatmawati
sabar ya Hans, kamu sebenarnya merasa sakit hati cuma kamu pendam semuanya sendiri tapi q yakin kamu bakal dapat pengganti Sutra
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kama Sutra    Bab 121

    Aroma obat serta bau karbol menyengat di kedua hidung Sutra. Perlahan, kedua kelopak matanya terbuka. Keadaan kepala yang sebelumnya begitu sakit dan ingin pecah, perlahan berangsur mengilang—berganti dengan rasa lemas dan sedikit pusing. “Di mana ini?” Sutra memegangi kepalanya sendiri sambil berusaha duduk. “Sutra, kau sudah sadar.” Kama beranjak dan membantu Sutra untuk duduk. “Tuan, ke-kenapa aku bisa di rumah sakit?” “Tadi kau sempat pingsan,” jelas Kama. “Pingsan?” Setelah itu Sutra mencoba untuk mengingat sesuatu di sela rasa pusing yang masih sedikit bersarang di kepala. “Tuan, apa maksud perkataanmu tadi kepada ibuku?” Rupanya Sutra mengingat kejadian sebelumnya. “Kau sengaja ingin membuatku dan keluargaku retak?” “Sebaiknya kau istirahat saja dulu. Jangan terlalu memforsir energi.” Kama mengelus puncak kepala Sutra. “Lebih baik kau memikirkan Nathan dan Nala, mereka pasti menunggumu di rumah.” “T-tapi, Tuan—“ “Kumohon, Sutra. Perkembangan mereka lebih pe

  • Kama Sutra    Bab 120

    Pagi itu, Sutra berinisiatif akan pergi ke rumah sakit tempat Zatulini di rawat. Dia sengaja tidak memberitahu Hans, karena baginya terlalu banyak merepotkan pria itu tidak baik pada akhirnya. Jujur, Sutra takut jika pada akhirnya Hans kan menagih segala kebaikan yang pernah dilakukan saat ini. Suara langkah sepatu berhak tinggi memecah keheningan koridor rumah sakit. Dengan sedikit tergesa, Sutra menuju ruangan sang ibu. Namun, tiba-tiba langkahnya terhenti tepat di ambang pintu yang sedikit terbuka. Kedua netranya mengintip seseorang tengah berada di dalam ruangan tersebut. “Aku tidak tahu lagi harus mempercayai siapa, Bibi. Sedangkan sampai saat ini kau masih koma.” Suara itu begitu familiar di gendang tekinga Sutra. “Siapa sebenarnya dirimu, benarkah Sutra bukan putrimu? Kuharap kau segera bangun. Ada banyak hal yang ingin kutanyakan padamu. Salah satunya tentang angsa putih. Kenapa Selena berani sekali mengaku jika dirinya adalah sosok itu.” Deg! Mendadak hati Sut

  • Kama Sutra    Bab 119

    Satu bulan berselang, Sutra telah pulang ke rumah Zatulini bersama dua orang anak kembarnya. Dengan di antar oleh Hans, wanita itu tampak berdiri mematung di depan pintu. Pikiranya melayang, mengingat saat-saat ketika dirinya masih sekolah. Setiap sampai di ambang pintu, sosok wanita paruh baya itu pasti menyambutnya dnegan senyuman hangat. Namun, kini berbeda. Bahkan, Zatulini belum juga sadar dari komanya. “Terima kasih, Hans.” Sutra tersenyum padanya. Hans mengangguk. “Itu sudah jadi bagian dari tanggung jawabku.” Semenjak hari di mana Sutra sadar dari komanya—sampai detik ini—Kama tak pernah lagi menampakkan batang hidunya. Ada ngelenyar rindu yang memburu dalam dada Sutra, tapi wanita itu sangat pintar menyembunyikannya. “Sutra, aku sudah meminta salah satu suster di rumah sakit, untuk bertugas di rumahmu. Dia yang akan membantumu mengurus anak dan rumah.” Sekali lagi Sutra menyembulkan senyum. “Entah dengan apa lagi aku harus membalas semua kebaikanmu padaku, Hans. Ka

  • Kama Sutra    Bab 118

    Suaranya yang tak dapat di dengar, membuat Sutra menarik selang infus, agar ada seseorang yang mungkin datang menghampiri dirinya. Hans dan Kama serempak menoleh ke arah jendela di mana Sutra tengah berbaring. “Sutra!” Hans melangkah, tapi Kama segera menarik pergelang tangannya. “Kau tidak perlu masuk. Aku akan menemui Sutra. Kuharap kau memberiku satu kali kesempatan untuk memperbaikinya.” Hans melirik tajam. “Aku tidak tahu harus percaya dengan kata-katamu atau justru sebaliknya. Karena kau terlalu banyak membuat hati Sutra terluka. Tapi … aku akan membiarkanmu menemuinya, karena bagaimanapun juga dia ibu dari anak-anakmu, Tuan.” Hans memundurkan langkahnya. Berbalik dan sedikit menjauh dari pintu ruangan tempat Sutra dirawat. Kama masuk dengan langkah berat, kedua bola matanya merah dan berembun. “Maafkan aku.” Dua kata yang terucap dari bibirnya, tidak lantas membuat Sutra terenyuh. Wanita itu hanya menanggapinya dengan senyum datar. “Apa aku sudah melahi

  • Kama Sutra    117

    Saat kedua tangan Kama masih menangkup geram kerah jas Hans, tiba-tiba ada suara. Bruak. Mereka berdua tersentak. Kama segera melepas cengkeraman tangannya di atas jas Hans, kemudian segera pergi masuk ke dalam ruangan Sutra. Pria itu menyaksinya sang wanita membeliak serta melengkungkan tubuhnya dengan keadaan mulut sudah berbusa. Wanita itu mengejang, pupil matanya menghilang hanya meninggalkan bagian putihnya saja. Tentu bukan hanya Kama saja, Hans pun ikut panik melihat kejadian itu. Pria yang sempat dihajar oleh Kama itu segera berhambur untuk mencari dokter. “Read code! Segera siapkan ruang operasi!” Keadaan begitu kacau, Sutra di bawa ke luar ruangan dengan begitu tergesa-gesa, dan Kama tidak tahu harus berbuat apa. Pria itu ingin memeluk Sutra, tapi para perawat yang membawanya menghalaunya agar lebih baik menenangkan diri serta bedoa saja. Dengan perut yang membola, Kama menyaksikan dengan kedua matanyanya sendiri jika Sutra sedang tersiksa. Jujur itu semua bagia

  • Kama Sutra    Bab 116

    Kama ke luar ruangan dokter, langkahnya begitu berat menuju ruangan di mana Selena tengah di rawat. Tiba-tiba dia teringat dengan ponselnya yang sempat bergetar beberapa jam lalu. Pria itu lantas mengeluarkan benda pipih tersebut dari dalam kantong celananya. Menatap sekilas dengan tatapan terkejut. Sebab, melihat ada sekitar dua belas panggilan masuk yang tak terjawab, atas nama Sutra. Kemudian mengecek pesan masuk. Mendadak tubuhnya semakin lemas saat membaca pesan dari Sutra. “Sial! Kenapa kau bisa melupakan orang terpenting dalam hidupmu ini, Kama! Bodoh!” Pria itu menyumpahi dirinya sendiri. Kama duduk di kursi yang berada di sepanjang koridor rumah sakit. Berusaha menelepon Sutra, tapi tak satu pun yang di angkat. Bahkan, panggilan itu berada di luar jangkauan. Kemudian pria itu mencari nomor Hans. Dia ingat jika beberapa jam lalu dirinya sempat mengutus Hans untuk membawakan makanan ke rumah Sutra. “Hans, apa Sutra baik-baik saja?” Kama langsung bertanya pada i

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status