Share

Kami Bukan Romeo dan Juliet
Kami Bukan Romeo dan Juliet
Penulis: Wuri Masruroh

Part 1

Andre dan Ayu mulai merasakan keanehan. Akhir-akhir ini, ayahnya jarang berada di rumah. Mereka tidak tahu yang sebenarnya bahwa ayahnya memang sengaja ingin menghindar.

“Bu, kok Ayah jarang di rumah sih sekarang? Ayah juga udah lama banget enggak ngajak kita jalan-jalan,” keluh Andre.

“Iya, Bu, Ayah cuma mikirin urusannya doang, kita sampai dilupain,” sambung Ayu.

“Kalian jangan ngomong gitu. Ayah mungkin lagi sibuk-sibuknya sekarang, jadi enggak sempat ngajak kalian jalan-jalan,” tutur Bu Sartika dengan penuh rasa sabar.

“Aku kangen sama Ayah yang dulu. Ayah yang selalu ngertiin kemauan kita, Ayah yang selalu ada untuk kita,” ucap Andre.

Andre dan Ayu pun berpikir kritis. Mereka dibuat penasaran dengan perubahan sikap ayahnya.

“Bu, Ibu lagi ada masalah sama Ayah?” tanya Ayu yang membuat Bu Sartika terkejut.

“Kok kamu nanyanya gitu sih, Sayang?” jawab Bu Sartika.

“Soalnya Ayah jarang ada di rumah. Jadi, aku pikir, Ibu sama Ayah lagi berantem,” balas Ayu.

Ayu seakan-akan tahu tentang apa yang terjadi dengan orang tua mereka. Memang, sikap Pak Guntur kepada Bu Sartika mengalami banyak perubahan.

Andre dan Ayu pun hanya bisa berharap. Mereka ingin ayahnya kembali seperti semula. Mereka mendambakan sosok ayah yang selalu ada untuk keluarga.

“Padahal, dari dulu juga Ayah emang udah sibuk. Tapi, ayah masih mau menyempatkan waktunya untuk kita. Tapi, sekarang ... “ ujar Ayu.

“Sikap Mas Guntur kepadaku memang berubah akhir-akhir ini. Tapi, apa yang membuatnya berubah?” katanya dalam hati.

Bu Sartika diselimuti rasa penasaran. Ia tak pernah merasa ada masalah dengan suaminya. Namun, Pak Gunturlah yang memiliki masalah, rasanya ia ingin segera menjauh dari Bu Sartika. Lantas, apa yang membuat Pak Guntur menjadi seperti itu? Bagaimana nasib rumah tangga mereka?

Sungguh tak ada yang menyangka, rumah tangga Pak Guntur dan Bu Sartika tidak dapat bertahan lama. Akhirnya, rumah tangga mereka yang belum genap 10 tahun itu harus kandas. Lantas, apakah yang membuat rumah tangga orang tua Andre dan Ayu tersebut retak? Bukan karena perbedaan pendapat, bukan karena dipaksa cerai oleh orang tua karena tidak mendapat restu. Keretakan rumah tangga mereka juga bukan karena masalah ekonomi. Tapi, hal tersebut terjadi karena pengkhianatan yang dilakukan oleh salah satu di antara mereka. Lalu, siapakah orang tersebut?

“Aku enggak tahu lagi harus memberi tahu Tika dengan cara apa. Tika yang kukenal dulu sudah tidak ada lagi. Semenjak ada Andre dan Ayu, Tika tidak pernah memperhatikan penampilannya. Tika yang selalu rapi dan pandai bersolek, kini berubah menjadi Tika yang lusuh. Kalau begini terus, bagaimana mungkin aku bisa hidup bahagia dengan perempuan seperti itu?” Begitulah keresahan yang dirasakan oleh Pak Guntur. Rupanya, ia geram dengan istrinya yang tak mampu lagi tampil cantik di depannya.

Pak Gunturlah yang membuat semuanya berantakan. Beliau dengan tega meninggalkan keluarganya tanpa memikirkan nasib istri dan anak-anaknya yang masih kecil. Lalu, apakah yang membuat Pak Guntur tega melakukan hal sejahat itu? Rupanya, pesona Bu Susan yang telah berhasil meluluhkan hatinya. Tak ada angin tak ada hujan, tiba- tiba mantan kekasih Pak Guntur tersebut tiba-tiba datang. Bagaimana tidak terpesona, Bu Susan yang telah lama tak dijumpainya sudah jauh berbeda. Penampilannya semakin cantik dengan paras bulenya, makin menawan dan karirnya pun sedang merangkak naik.

Berawal dari pertemuan mereka di sebuah bengkel mobil membawa mereka larut dalam obrolan manis dan mengasyikkan. Saat itulah, perlahan timbul rasa cinta di hati Pak Guntur untuk Bu Susan.

“San, aku enggak nyangka kita bisa ketemu lagi. By the way, kamu makin cantik aja,” ucap Pak Guntur sambil melemparkan pujian kepada Bu Susan.

“Makasih, Gun, kamu juga makin ganteng, makin keren,” balas Bu Susan sambil memberikan senyuman.

Kedua belah pihak sudah saling merasa nyaman. Mereka layaknya dua insan yang sedang memadu kasih. Cinta lama mereka kini bersemi kembali, layaknya kisah kasih anak muda. Tak ada lagi perasaan canggung di antara mereka. Bahkan suatu hari, keduanya memutuskan untuk bertemu di sebuah restoran tanpa sepengetahuan suami maupun istri masing-masing. Mereka ingin berbincang-bincang lebih dalam.

“Gun, aku sekarang merasa tersiksa, aku rasanya sudah tidak kuat lagi. Aku ingin cepat-cepat bercerai dari Mas Hendra. Aku sudah tidak tahan lagi dengan kondisi Mas Hendra yang sakit-sakitan. Aku merasa sangat terbebani,” ujar Bu Susan menjelaskan keadaannya yang sebenarnya.

“Semua urusan jadi tanggung jawab aku sekarang. Mas Hendra udah enggak bisa apa-apa, cuma bisa nyusahin aja,” lanjut Bu Susan dengan nada tinggi.

Pak Guntur pun kaget sekaligus kasihan mendengar cerita Bu Susan. Ternyata, di balik kesuksesannya, Bu Susan tidak pernah merasa bahagia. Justru sebaliknya, hidup bersama suaminya yang sekarang serasa hidup di neraka.

“Kamu yang sabar ya, San. Aku enggak nyangka, di balik hidup kamu yang mapan, ternyata kamu seprihatin ini,” ucap Pak Guntur sambil menenangkan Bu Susan.

“Aku harus bisa membuatnya kembali bahagia, tapi bagaimana caranya ya?” ujar Pak Guntur dalam hati.

Bu Susan kemudian menanyakan perihal kehidupan Pak Guntur, terutama tentang rumah tangganya.

“Aku sekarang udah jadi pengacara sesuai cita-citaku dulu, San. Tapi, untuk urusan rumah tangga, begini-begini aja, nothing special,” jawab Pak Guntur.

Ia pun juga berkeluh kesah tentang perasaannya selama berumah tangga dengan Bu Sartika yang telah berjalan hampir 9 tahun.

“Aku enggak tahu kenapa rasanya aku udah enggak tertarik lagi sama dia. Dia udah enggak bisa memuaskan hati suami. Dia sampai lupa merawat dirinya sendiri karena terlalu fokus ngurusin anak-anak,” ujar Pak Guntur yang tengah membicarakan Bu Sartika, istrinya.

Bu Susan pun tidak menyangka, ternyata Pak Guntur memiliki masalah yang sama dengan dirinya. Hingga pada akhirnya, terbesit niat jahat dalam benak Bu Susan untuk merebut Pak Guntur dari Bu Sartika.

 “Gun, ternyata kita senasib, ya. Sama-sama enggak bahagia dengan rumah tangga yang sekarang,” kata Bu Susan.

“Iya, San, kok bisa gitu, ya?” jawab Pak Guntur.

“Gun, gimana kalau kita nikah aja?” Tanpa ragu-ragu, Pak Guntur pun menyetujui keinginan Bu Susan tersebut.

“Tapi, San ... aku enggak mungkin menceraikan istriku begitu saja, harus ada alasan yang kuat,” kata Pak Guntur.

Keduanya pun memutar otak mencari alasan yang tepat untuk menceraikan Bu Sartika sekaligus menyingkirkannya.

“Tapi, kamu serius mau nikah sama aku?” tanya Bu Susan.

“Serius banget, San, aku ingin hidup aku berubah. Aku ingin hidup bahagia sama kamu,” jawab Pak Guntur yang berusaha meyakinkan Bu Susan.

“Sepertinya, Guntur enggak main-main dengan ucapannya. Okay, aku harus bisa menyingkirkan istri Guntur, bagaimanapun caranya. Aku harus menikah dengan Guntur. Aku enggak mau terus-terusan hidup sama suami yang enggak ada gunanya seperti Hendra.” Bu Susan bertekad untuk menyingkirkan Bu Sartika jauh-jauh dari kehidupan Pak Guntur. Ia tidak akan membiarkan Bu Sartika mengganggu kehidupan barunya nanti bersama mantan kekasihnya itu.

Pak Guntur tidak mampu menemukan jawaban. Ia tidak tahu harus dengan alasan apa beliau menceraikan istrinya yang tidak bersalah tersebut. Tapi, masalah itu akhirnya terselesaikan saat Bu Susan tahu apa yang harus dilakukan agar rencananya berhasil.

“Aku ada akal, cara ini pasti akan berhasil,” celetuk Bu Susan setelah menemukan ide.

Lantas, cara seperti apa yang dimaksud oleh Bu Susan tersebut? Apakah yang akan dilakukan oleh Bu Susan kepada Bu Sartika? Sejahat apa rencana yang akan dijalankan oleh Bu Susan?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status