Home / Rumah Tangga / Kamu Pasti Menyesal, Mas! / Bab 2. Tetangga Biang Gosip

Share

Bab 2. Tetangga Biang Gosip

Author: Anggrek Bulan
last update Last Updated: 2023-06-11 21:01:18

Sejak kemarin, Mas Bambang suamiku, memang tak ada di rumah. Dia sedang meninjau proyek baru yang ada di provinsi lain, biasanya sih dia tak akan pulang sampai tiga atau lima hari. Dan itu sudah seperti kegiatan rutin baginya, yang berprofesi sebagai seorang kontraktor. Tentu saja aku pun tak pernah mencurigainya, yang benar-benar mencari nafkah untuk keluarga.

Kami sudah menikah selama lima tahun, namun memang hingga kini, kami belum di percaya oleh Allah untuk memiliki momongan. Namun, hal itu tak pernah menjadi permasalahan buat kami, aku dan Mas Bambang sabar menanti, hingga malaikat itu benar-benar datang di kehidupan rumah tangga kami.

"Mas, maaf ya, hingga usia pernikahan kita yang sudah lima tahun ini, aku belum bisa memberikan seorang anak," ucapku dulu, sering kuucapkan di saat kami sedang berduaan.

"Kenapa harus minta, Dek? Memang kita belum dikasih oleh Allah. Jangan ngomong begitu lagi, ya. Aku ini mencintaimu dengan tulus dan apa adanya, dan dalam keadaan apapun." Jawaban itulah yang selalu diberikan Mas Bambang.

Saat awal kami menikah dulu, suamiku bukanlah seorang kontraktor, tapi dia hanyalah seorang mandor proyek  biasa. Dan aku, bekerja di sebuah Bank Swasta saat itu. Dengan uang simpanan kami berdua, akhirnya Mas Bambang mulai berani mengambil proyek sendiri , dan alhamdulillah proyek yang dikerjakannya berjalan lancar dan mendapat untung banyak. 

Sejak saat itu, dia menjadi kontraktor yang sukses, dan di satu tahun pernikahan kami, dia memintaku untuk resign, dan menjadi ibu rumah tangga seutuhnya. Jadi, aku menemaninya dari nol hingga bisa sukses seperti sekarang ini.

Lebih baik aku sekarang menghubunginya, untuk mencari kebenarannya dan kembali meyakinkanku, bahwa apa yang tadi di bilang oleh gadis itu, hanya bohong belaka.

Segera aku kembali ke kamar, untuk mengambil ponselku, sebelumnya aku akan menutup  pintu pagar dulu.

"Itu tadi siapa sih, Vin? Kok kayaknya marah-marah gitu?" tanya Ria tetangga depan rumahku.

Haduh, kenapa si janda biang gosip itu tahu kedantangan gadis tengil itu, sih? Bisa jadi berita heboh se kompleks nih, jika sampai dia tahu apa yang di katakan gadis itu.

"Oh, itu tadi orang tanya alamat, Mbak Ria," jawabku asal.

"Tanya alamat kok pakai teriak-teriak sih?!" katanya lagi, kepo.

"Nggak teriak kok Mbak," jawabku.

"Aku tadi dengar kok, dia malah nyebut nama suamimu juga! Jangan-jangan, gundiknya si  Bambang ya?!" ucapnya sambil melipat kedua tanganya ke depan.

"Astaghfirullahaladzim, ngomong apa sih kamu itu, Mbak! Sudah ah, aku mau mandi dulu, gerah ini!" ucapku.

"Ah dasar, kamu itu memang jago ngeles Vin!"

Tak lagi kuhiraukan perkataanya itu, langsung ku kunci gerbang depan dan meninggalkannya masuk kedalam. Si janda kepo itu tak akan membiarkanku lolos begitu saja jika kuladeni. Hanya menambah emosi saja!

Segera kuambil ponselku yang ada diatas nakas, tentu saja untuk menelepon Mas Bambang. Namun aku jadi penasaran membuka chat aplikasi hijauku, karena sepertinya banyak chat masuk. 

Ternyata ada empat puluh lima pesan di grup RT 8, grup guyup rukun semua warga RT delapan yang berisikan tiga puluh orang ibu-ibu kompleks. Perasaanku sebenarnya sudah tak enak, takut kalau Mbak Ria membuat gosip. Langsung ku baca chat dari awal.

[Berita anget nih! Si Vivin baru saja di datangin gundiknya Bambang loh!]

Chat pertama itu tentu saja di kirim oleh Mbak Ria. Astaghhfirullah, benar-benar kebangetan nih orang. Kemudian ibu-ibu lainnya menimpali chat itu, sebagian malah memanggil namaku untuk meminta konfirmasi.

[Eh masak sih, Pak Bambang kan orang baik nggak mungkin nglakuin kayak gitu?]

[Bisa jadi sih, kan mereka belum punya anak sampai sekarang.]

[Jangan buat gosip ngawur dong, Mbak Ria sebelum ada bukti.]

Seperti itulah, sebagian komentar para tetangga, biasalah emak-emak pasti langsung berkomentar dengan adanya berita hangat seperti ini. Hingga akhirnya, Bu RT mengirim chat di grup itu.

[Masih pagi  jangan pada gosip ya ibu-ibu. Mending cepat masak untuk suami dan anak-anaknya. Sudah ya hal ini belum tentu benarnya, nanti malah menimbulkan fitnah. Kita tunggu hingga Mbak Vivin memberi konfirmasi ya.]

Langsung saja kukirim chat sebagai konfirmasi di grup itu, tentunya dengan sedikit kebohongan. Karena aku tak mau kondisi rumah tanggaku jadi konsumsi publik, lagian apa yang di bicarakan gadis tengil tadi juga belum tentu benarnya kok.

[Semua yang dikatan Mbak Ria itu tidak benar. Tadi memang ada gadis muda yang datang, namun hanya menanyakan alamat saja. Jadi tolong jangan membuat  berita yang tidak benar ini menjadi panjang. Terima kasih.]

Semoga saja konfirmasiku tadi benar-benar membuat semua diam, bukan hanya di dunia maya namun di dunia nyata juga. Amit-amit deh jangan sampai gosip ini benar-benar terjadi dalam rumah tanggaku.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kamu Pasti Menyesal, Mas!   Bab 31. Ending (Takdir Yang Tak Terduga)

    Ending - Takdir Yang Tidak TerdugaEnding - Takdir Yang Tidak Terduga*Terima kasih sudah membaca, meski sedikit, semoga kita bisa mengambil hikmah dari cerita ini. Mohon maaf jika ada salah kata, atau mungkin tak berkenan di hati teman-temab semuanya.Setelah melihat foto kiriman Bella yang menunjukkan Mas Bambang sedang sakit, aku langsung mencobaa meneelponnya, karena sepertinya saat ini suamiku itu sedang kritis, banyak selang di tancapakan pada tubuhnya. Satu kali panggilanku langsung diangkat oleh Bella, itu berarti dia saat ini pun sedang terjaga, mungkin sedang menunggui Mas Bambang. "Assalamualaikum, Bel. Mas Bambang kenapa? Maaf dari sore memang handphoneku mati, dan ini baru saja kunyalakan," ucapku cemas saat membuka percakapan melalui sambungan telepon ini."Waalaikumsalam Mbak. Mas Bambang saat ini sedang kritis Mbak. Tadi dia tadi sempat siuman dan memanggil nama kamu Mbak, kemudian kembali tak sadarkan diri," jawab Bella dengan suara parau mungkin habis memangis."

  • Kamu Pasti Menyesal, Mas!   Bab 30. Mas Bambang Sakit

    Setelah menyelesaikan drama tidak jelas antara Feli dan Jonas tadi, aku pun langsung tancap gas pulang ke rumah, kebetulan waktu juga sudah pukul enam sore. Handphonekun yang dari tadi tertinggal di mobil ternyata habis baterainya, dan langsung kumasukkan ke dalam tas."Dari mana saja sih kamu itu, Vin? Seharian kok di rumah bentaran saja lalu pergi lagi, nggak capek kamu? Sudah sana pasti belum salat kan? Keburu waktunya habis!" Omel Ibu saat aku tiba di rumah."Ini tadi main ke supermarket sebentar, Bu. Eh ketemu teman, jadi tadi ngobrol bentar gitu Bu. Ini ada sedikit belanjaan buat Ibu. Aku salat dulu, ya," ucapku sambil berkedip pada Ibu."Ya sudah cepetan sana! Sudah besar kok masih kayak anak kecil kamu itu Vin. Setelah salat ngobrol sama Ibu dan Bapak di teras ya..." ucap Ibu yang hanya kujawab dengan anggukan.Aku pun kemudian masuk ke kamar, dan melaksanakan salat magrib, setelahnya aku langsung keluar untuk bercengkrama bersama orang tuaku di luar. Biasanya memang selepas

  • Kamu Pasti Menyesal, Mas!   Bab 29. Kau Aman

    "Bu Vivin silahkan masuk!" ujar seorang perawat memanggil namaku.Aku segera masuk lagi ke ruangan dokter, tentunya dengan hati yang berdebar, menunggu hasil test tersebut. Kulupakan sejenak masalah Mas Bambang yang sempat kulihat di kamera pengintai itu. Karena sangat penting juga bagiku, untuk mengetahui apakah aku tehindar dari penyakit menular seks, karena Mas Bambang sudah sangat sering bergonta-ganti pasangan tanpa sepengetahuanku.Aku juga sempat berpikiran macam-macam dengan penyakit yang diderita oleh suamiku itu, adalah salah satu PMS yang dia dapat dari salah satu wanita yang pernah menjadi pasangan selingkuhannya."Alhamdulillah Bu Vivin, dari hasil tes pemeriksaan tadi, tak ada penyakit menular seksual yang berbahaya pada Ibu. Hanya Vaginosis Bacterial saja," ucap Bu dokter cantik itu sambil tersenyum."Alhamduliah. Eh maaf itu penyakit apaan ya Dok?" tanyaku polos."Vaginosis Bakterial adalah penyakit yang menyerang area kewanitaan, adalah suatu gejala klinis akibat p

  • Kamu Pasti Menyesal, Mas!   Bab 28. Sakit Apa?

    [Justru yang telat tahunya itu kamu, Fel. Karena yang memberitahukan pada warga saat mereka berdua berzina, itu aku. Gimana, yakin masih ingin menikah dengan suamiku itu?][Bingung sih, aku Mbak. Bisa nggak sih Mas Bambang itu suatu saat nanti berubah? Atau bakal seperti itu terus sampai menua dan mati?][Wah, aku nggak tahu tentang hal itu, Fel. Itu 'kan rahasia Allah. Kalau kamu emang sudah mantap ya sudah jalanin saja, eh tapi jangan-jangan dia dinikahkan sama Ria oleh warga? Apa kamu nggak ingin cari tahu tentang hal itu? Masak iya kamu kalah sama janda jablay macam Ria itu?]Aku kini menggoda Feli, bisanya jika terpantik ucapan seperti itu, dia pasti langsung melakukan hal yang sedikit diluar kontrol, dan itu juga lucu untukku.[Waduh bisa jadi tuh, Mbak. Kenaoa aku nggak kepikiran kayak gitu ya?! Ya sudah deh kalau begitu aku mau balik ke kompleksmu sekarang juga, dah Mbak Vivin!][Yoi, hati-hati ya. Rebut Mas Bambang dari wanita mana pun yang mendekatinya, singkirkan sebelum di

  • Kamu Pasti Menyesal, Mas!   Bab 27. Sedikit Bimbang di Hati

    Aku akhirnya sampai lagi di rumah dengan perasaan bahagia sekali. Entahlah, apakah aku ini termasuk wanita yang jahat, karena telah berbahagia atas kesedihan yang menimpa suami dan tetanggaku itu? Ah terserahlah mau di bilang apa, yang penting aku bahagia dan puas. Sesungguhnya ini bukan menjadi rencanaku, tapi mereka sendirilah yang membuat ulah, dan tak bisa menahan hawa nafsu setannya, jadi yah sukurin! Kapokmu kapan!"Kamu dari mana to, Vin? Kok pulang-pulang cengengesan gitu?" tanya Ibu yang menghampiri ke kamar."Ah, Ibu ini mesti kepo deh, hehehe. Aku amat sangat bahagia sekarang, Bu. Karena Allah telah mempermudah jalanku," ucapku sambil memeluk Ibu dari samping."Hemmm...memang ada apaan sih...?""Tau nggak, Bu. Barusan, Mas Bambang dan tetangga depan rumahku, Ria. Di grebek warga, dan di arak keliling kampung!" ujarku bersemangat."Ah jangan bercanda kamu, Vin!" ucap Ibu kaget sambil mengurai pelukanku, dan kini kami jadi duduk berhadap-hadapan."Ih Ibu nggak percayaan sih

  • Kamu Pasti Menyesal, Mas!   Bab 26. Penggerebekan

    Kutengok jam di dinding, saat ini sedang menunjukkan pukul enam pagi, dan Ria datang tadi ke kamar Mas Bambang, sekitar pukul empat pagi. Aku putuskan untuk melihat lagi hasil kamera pengintai itu, dan mengaturnya menjadi waktu saat ini.Ternyata sesuai dugaanku, kedua makhluk berlainan jenis itu, kini masih terlelap dengan kondisi kamar yang berantakan akibat pertempuran mereka tadi subuh. Mereka tidur berpelukan tanpa menggunakan sehelai pakaianpun untuk menutupi tubuh polos mereka.Aku harus bergegas, menuju ke sana, aku akan mengajak para warga untuk menyaksikan pemandangan yang amat menjijikan antara suamiku dan tetangga depan rumahku itu."Vin, kamu mau ke mana? Masih pagi ini, sarapan dulu nanti baru keluar," kata Ibu saat tahu aku sudah siap keluar."Sarapan bisa nanti Bu, ini hal penting sekali, dan harus di selesaikan pagi ini juga, Bu. Doakan agar hasilnya sesuai dengan apa yang kupikirkan ya Bu . Assalaamualaikum.""Iya...pasti! Ya sudah kamu hati-hati loh. Nyetirnya jang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status