"Danny-kun .... kamu dimana?" teriakku sambil mencari Danny-kun.
"Da-kuunnnn..," teriak Hinada.
"Danny senpaaaii.," teriak Nozomi.
"Danny-saaann..," teriak Hatsuki.
Setelah hasilnya nihil, kami kembali ke taman.
"Bagaimana hasilnya? Apakah kalian sudah menemukan Danny-kun?" tanyaku sambil kelelahan mencari.
"Aku tidak menemukan Danny-san dimanapun, Kanaya-san..," jawab Hatsuki sambil mengatur nafas.
"Aku juga sama...," jawab Hinada.
"Aku juga sama, aku tidak menemukan Danny senpai dimanapun..," jawab Nozomi.
"Kamu dimana, Danny-kun..," ucapku sambil bersedih.
Hatsuki mengelus punggungku.
"Aku yakin kalau Danny-san tidak apa-apa..," ucap Hatsuki untuk menghiburku.
Namun tiba-tiba, smartphone Hinada berdering yang nama yang muncul adalah nama Danny-kun, namun yang muncul di layar smartphone Hinada adalah sebuah foto Danny-kun sedang diculik.
"Da-kun..," ucap Hinada dengan kaget.
Ketika mendengar Hinada
Sebulan setelah kejadian penculikan yang hampir membuat nyawa Danny-kun melayang, aku berinisiatif untuk setiap hari pulang bersama Danny-kun sampai ke apartemennya."Jangan lupa ya Danny-kun, setelah sampai segera dikunci pintunya agar tidak ada maling yang masuk..," ucapku."Tenang saja Mei ... aku sudah tak apa-apa kok..," ucap Danny-kun sambil tersenyum.Namun karena aku masih belum percaya, aku tidak menghiraukannya."Baiklah kalau begitu, aku akan antar Danny-kun sampai ke kamar.," ucapku lagi."Tapi kan kini kita sudah ada di depan apartemenku..," ucap Danny-kun."Kalau Danny-kun diculik saat aku berbalik sebentar, bagaimana?" tanyaku dengan khawatir."Baiklah, hanya sampai depan pintu saja ... setelah itu, kamu hati-hati pulangnya..," jawab Danny-kun sambil tersenyum.Aku mengangguk.Lalu aku dan Danny-kun berjalan menuju apartemen Danny-kun dan ketika sudah sampai di depan pintu, aku pamit pulang setelah memastikan bahwa
Saat ini, aku sedang bertanding tinju melawan 3 orang gadis yang pernah kukalahkan. Mereka adalah Nozomi, Hinada, dan si brocon Mimi."Baiklah kita mulai pertandingan tidak seimbang ini.," ucap MC tinju."Peraturannya adalah ... untuk ketiga petinju, kalian akan dinyatakan kalah ketika kalian jatuh ... sedangkan untuk petinju yang sendirian, kamu akan kalah ketika hitungan sampai sepuluh ... dan kamu bisa memenangkan pertandingan ini ketika ketiga lawanmu tidak bisa berdiri hingga hitungan ke sepuluh.," lanjut MC tinju lagi."1 vs 3 ya? Kelihatannya tidak seimbang ... aku harus berhati-hati..," gumamku."Awas ya, kamu Meissampah ... aku akan balas 3x lipat..," gumam Nozomi."Lihat saja, aku akan membuatmu babak belur dan Da-kun akan menjadi milikku..," gumam Hinada."Onii-chan tidak akan aku serahkan padamu, dorobou neko.," gumam Mimi.DINGPertandingan pun dimulai. Mereka bertiga langsung mengepungku. Lalu kemudi
Namaku adalah Kanaya Meissa, seorang Ultimate Kagura Dancer. Aku suka menari karena aku memang hobi menari serta aku juga suka memasak masakan apa yang tunanganku sukai dan untungnya dia juga suka. Walaupun beberapa kali gagal dalam memasak, tapi aku terus berusaha untuk melakukannya dan akhirnya berhasil.Di kuil inilah aku dilahirkan, di kuil ini aku dibesarkan, dan di kuil ini aku bertunangan dengannya. Begitulah kisahku yang mungkin hanya biasa saja menurutmu namun hal terindah untukku. Aku dilahirkan tanggal 1 Januari yang bertepatan pada malam tahun baru, seketika itu ayah dan ibuku menyambutku dengan tangis dan senyum bahagia.Sudah 2 bulan semenjak dirinya tinggal bersama kami. Dan kelihatannya dia sudah mulai terbiasa dengan keadaan kami. Dari mulai bangun pagi hingga tidur lagi, ternyata dia bisa membantu aku dan ibuku baik itu membersihkan kuil, memasak kue dan manisan, dan tak jarang pula di hari minggu dia mengajakku bermain, serta dia mau memperhatikanku
Saat masih SMP tahun kedua, aku dan Danny-kun pernah belajar bersama."Danny-kun ... soal ini bagaimana cara menyelesaikannya?" tanyaku mengenai soal Matematika."Soal ini? Kamu harus selesaikan persamaan ini dengan cara nilai x yang ditambah dan nilai konstanta yang dikalikan.," jawab Danny-kun.Danny-kun begitu dekat denganku sehingga membuat wajahku memerah."Ada apa Mei? Apa kamu sakit?" tanya Danny-kun.Danny-kun meletakkan telapak tangannya di keningku.*blush* aku tersipu malu."Tidak sakit kok ... tapi kenapa wajahmu memerah?" tanya Danny-kun lagi dengan polosnya."Apa kita istirahat dulu saja?" Tanya Danny-kun lagi setelah melepaskan telapak tangannya dari keningku."Kelihatannya begitu..," jawabku dengan pelan dengan wajah yang masih memerah."Oya Mei, tadi aku lihat ada kue di toko sebelah supermarket, rasanya enak ... bahkan tadi sore aku membelinya..," ucap Danny-kun."Bukankah banyak kue sekarang ini har
Seminggu lagi adalah ujian kenaikan kelas di Kibou Gamine Gakuen. Kami mempersiapkan bakat kami dan aku melakukan latihan di ruangan latihanku. Aku menari dengan luwes mengikuti alunan musik. Disekolah kami sangat unik, karena kami tidak ada ujian tertulis melainkan ujian praktek saja."Tuuuut .... tuuuut..," suara mail masuk ke smartphoneku."Semangat ya Mei untuk ujian naik kelasnya..," ucap Danny-kun di mail."Iya, Danny-kun juga ya..," balasku di mail dengan tersenyum.Setelah selesai latihan, aku pun beristirahat sambil minum teh dingin."Rumah ini sepi sekali ... dulu masih ada ayah dan ibu ... kemudian saat ayahku sudah meninggal, Danny-kun datang. Setelah ibuku meninggal, hanya ada aku dan Danny-kun. Kini setelah Danny-kun tinggal di apartemen, aku tinggal sendiri.," ucapku."Apa aku harus menjual rumah ini?" tanyaku sendiri."Sepertinya tidak, karena disini banyak kenangan yang kudapatkan sampai hari ini..," jawabku sendiri."
Setelah mengalami hal yang menegangkan minggu lalu, akhirnya sekolahku dan Danny-kun melakukan ujian akhir untuk naik tingkat. Aku naik tingkat kedua, sedangkan Danny-kun naik tingkat ketiga. Namun aku menyadari, aku bisa bertemu dengan Danny-kun setahun lagi. Karena itu, aku akan menghabiskan waktu bersama Danny-kun setahun ini untuk membuat kenang-kenangan yang tidak akan terlupakan olehnya.Setelah aku menyelesaikan ujianku, aku segera menemui Danny-kun yang berada di gedung yang berbeda. Ternyata pengujian Danny-kun belum dimulai. Aku mencari tempat duduk dimana aku bisa melihat Danny-kun dengan jelas.Aku menunggu giliran Danny-kun dengan sabar. Aku melihat semua bakat yang dimiliki oleh setiap murid disini. Ada yang membuatku tertarik, ada juga yang tidak. Tak lama kemudian, tibalah giliran Danny-kun. Aku memperhatikannya dengan serius dan tersenyum. Namun entah mengapa banyak murid-murid perempuan yang menonton Danny-kun tampil. Namun aku harus berpikiran positif
"Hari ini kita akan mengadakan pengadilan untuk terdakwa Kanaya Meissa..," ucap Hatsuki."Hei, apa-apaan ini ... aku tidak suka diperlakukan seperti ini..," ucapku sambil dalam keadaan terikat."Terdakwa tidak boleh berbicara sedikitpun..," ucap Hinada sebagai hakim."Dimana hakku untuk berbicara..," ucapku kesal.Nozomi mengikatku lebih kencang sehingga membuat tubuhku sakit."Hei ... sakit tahu!!??!!" ucapku kesakitan."Baiklah, kita mulai saja pengadilan ini..," ucap Hinada.Bagaimana bisa terjadi seperti ini? Kita kembali saat aku sudah selesai belanja dengan Danny-kun ketika pulang dari sekolah tadi."Apakah hanya ini saja, Danny-kun?" tanyaku."Ya, aku hanya ingin memakan makanan yang sederhana saja hari ini.," jawab Danny-kun."Oya Danny-kun, besok aku datang ke apartemenmu ya ... sekalian mau bermain dengan Shirou..," ucapku."Boleh ... kamu mau datang jam berapa, Mei?" tanya Danny-kun."Sekitar jam sepu
Aku sedang berada di tengah ring melawan Hatsuki. Sebelum pertarungan dimulai, kami saling bertatapan dengan mengancam satu sama lain dengan mata sayuku."Ternyata kamu pendek juga, kucing bucin.," ejek Hatsuki."Ternyata kamu rabun juga, ayam rabun..," balasku.Lawanku ini adalah seorang gadis yang memakai kacamata, dan yang anehnya adalah ia tak mau melepas kacamatanya."Nanti kacamatamu pecah loh..," ucapku dengan mengejek."Jangan khawatir, tanganmu tidak akan sampai ke pipiku..," balas Hatsuki."Kalau sampai, bagaimana?" tanyaku dengan mengancam."Gampang, tinggal aku buat babak belur wajahmu..," jawab Hatsuki dengan mengancam pula."Oya, pelatihmu itu baik ya..," ucap Hatsuki sambil tersenyum."Pasti ... bahkan dia keren..," ucapku sambil memuji Danny-kun."Kalau aku yang menang, boleh tidak..," ucap Hatsuki."Tidak boleh!!!" sanggahku."Apakah kamu menyukainya?" tanya Hatsuki."Tentu saja..," jawabk