Share

CHAPTER 4 - My First Rival

Kini usiaku sudah menginjak 7 tahun. Oleh karena itu, ibuku memasukkan aku dan Danny-kun ke SD Hachiko. SD ini terletak tidak jauh dari kuil kami, hanya berjalan 20 menit kami sudah sampai. Ibu menemani kami masuk ke sekolah namun tak sampai mengantarkan kami ke kelas karena ibuku mesti membuat kue dan manisan untuk dijual di hari sabtu nanti.

"Baik-baik ya, Mei-chan ... Danny-kun," ucap ibuku.

"Iya," jawab kami dengan kompak.

Ibuku melambaikan tangan kepada kami dan kami pun juga melambaikan tangan kami. Setelah ibuku pergi, kami pun memasuki kelas.

"Danny-kun, mudah-mudahan kita sekelas ya." ucapku.

Danny-kun mengangguk. Dan memang untuk kelas 1 SD, kami menjadi teman sekelas dan sebangku. Alangkah senangnya hatiku, karena salah satu mimpiku tadi malam menjadi kenyataan. Serta aku berharap untuk tahun berikutnya aku tetap sekelas walau tak sebangku.

"Hai, namaku Hatsuki ... siapa namamu?" tanya seorang gadis kecil berkaca mata kepadaku.

"Hai juga, namaku Meissa ... salam kenal Hatsuki-san." jawabku.

"Hai juga Hatsuki-san ... aku Danny ... salam kenal juga ya," ucap Danny-kun sambil bersalaman dengan Hatsuki.

Dan sebelum tangan Hatsuki sampai ke tangan Danny-kun, tanganku langsung menyalami Hatsuki. Kenapa aku melakukan hal itu, aku tidak suka kalau ada gadis lain yang ingin mengenal Danny-kun lebih jauh.

"Jadi, aku mesti manggil kamu apa?" tanya Hatsuki padaku.

"Panggil saja aku Kanaya," jawabku dengan tersenyum.

"Kalau kamu? Lebih baik Danny saja ya," tanya Hatsuki kepada Danny-kun sambil tersenyum.

"Danny-san lebih baik," jawabku.

"Owh, yaudah kalau begitu," balas Hatsuki tersenyum padaku.

Hatsuki pun duduk di depan Danny-kun dan aku. Hatsuki adalah teman pertamaku dan juga rivalku karena aku mencium gelagat mencurigakan dari sifatnya. Tetapi sepertinya, Danny-kun tidak menyadari hal tersebut, namun itu lebih baik dia tidak mengetahuinya karena dengan begini aku lebih mudah menjaganya.

Pelajaran yang kusukai adalah kesenian, sedangkan Danny-kun menyukai sastra. Dan jujur saat pertama kali Danny-kun menulis puisi, rasanya aku dan dia jauh sekali jaraknya. Seakan-akan ada dinding yang menghalangi kami untuk saling bertatap muka. Dan terlebih lagi, Hatsuki juga menyukai puisi buatan Danny-kun, dan kali ini aku sepakat dengannya.

Pulang Sekolah

"Danny-kun belajar menulis puisi darimana?" tanyaku.

"Aku tidak belajar dari siapapun, aku hanya menulis saja kemana pikiran membawaku," jawabnya.

"Owh ... aku pikir Danny-kun belajar dari mana gitu," pahamku.

"Danny-san ... Kanaya-san ... tunggu," Hatsuki memanggil kami.

"Ngapain si kucing maling itu kesini." gumamku.

"Bolehkah aku pulang bersama kalian?" tanyanya.

"Ngapain kamu ikutan, pulang sana ... hus .... hus." gumamku.

"Boleh kok, memangnya rumah kamu searah?" tanya Danny-kun kepada Hatsuki.

"Yup, arah rumahku searah dengan kalian," jawab Hatsuki dengan tersenyum.

"Bilang saja kalau kamu mau deketin Danny-kun ... dasar durobo neko." gumamku.

Akhirnya, Hatsuki pun pulang bersama kami. Ketika Hatsuki mau jalan disebelah Danny-kun, aku mulai bergerak disebelah Hatsuki agar dia tidak dekat-dekat dengan Danny-kun.

Pokoknya, Hatsuki tidak boleh disebelah Danny-kun ketika kami pulang bersama. Mengapa? Karena dia adalah durobo neko, dan aku tidak suka.

Akhirnya, kami sampai di rumah Hatsuki dan dia pun berterima kasih kepada kami, dan kami pun langsung pamit pulang walau dia mengajak kami masuk ke rumahnya. Dan jujur saja, aku akan langsung menolaknya kalau dia mengajakku ke rumahnya tetapi aku akan ikut kalau Danny-kun juga ikut.

Beberapa tahun pun berlalu, namun tetap saja si durobo neko ini sekelas denganku dan Danny-kun, bahkan dia pernah duduk sebangku dengan Danny-kun saat kelas 5. Dan jujur, hal itu sungguh membuatku panas. Pernah juga saat karyawisata ke kebun binatang, Hatsuki selalu nempel dengan Danny-kun walau dia berbeda kelompok dengan kami. Sebenarnya aku ingin dia pindah ke sekolah lain, namun aku takut Danny-kun akan marah padaku karena Hatsuki bukan orang jahat.

Kini tak terasa kami sudah kelas 6, setahun lagi kami sudah SMP dan aku bisa mengungkapkan perasaanku. Perasaan saat pertama kali kami bertemu di tempat itu. Namun Hatsuki mengungkapkan perasaannya ketika hari kelulusan kami, dan jujur aku marah sekali padanya karena bukan aku yang pertama kali melakukannya. Dan untungnya Danny-kun menolaknya dengan halus dan tersenyum, karena walau Hatsuki telah ditolak namun dia tidak menangis dan dia bilang walau telah ditolak beberapa kali pun oleh Danny-kun, dia tetap akan menyukainya sampai kapanpun. Ini sama saja kalau Hatsuki memulai genderang perang denganku namanya.

CHAPTER 4 - My First Rival

end

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status