Share

CHAPTER 8 - My Third Goodbye

Seminggu setelah kepergiannya

Cip ... cip ... cip

Suara burung mengawali pagiku dan udaranya segar seperti biasanya.

"Danny-kun, sarapan sudah siap," ucapku sambil membuka pintu kamar Danny-kun.

Namun kamar itu telah kosong dikarenakan Danny-kun diterima di Hope Peak's Academy lewat jalur undangan. Aku selalu merasa Danny-kun masih ada di rumah ini, canda tawanya, senyumnya, bahkan bau shamponya pun masih tercium. Kini aku tinggal sendiri disini, dan aku harus melakukannya sendiri karena aku tahu Danny-kun akan sibuk dengan sekolahnya disana.

"Apa yang harus kulakukan ya hari ini?" gumamku ketika duduk di kursi.

Aku merasa kesepian karena dirinya sudah pergi menuju mimpinya. Sungguh kesepian yang kurasakan ketika hanya ada kesendirian. Mungkin dengan menulis surat untuknya aku bisa menghilangkan kebosananku. Namun aku terkadang merasa takut apakah dia akan membalasnya atau tidak karena hal ini baru pertama kalinya Danny-kun jauh dariku, kalau hanya seminggu saja dia pergi itu tidak masalah. Tapi kalau empat bulan sekali dia pulang? mana sanggup aku seperti ini terus.

Aku masih tetap meletakkan mangkuk dan sumpitnya di meja makan di tempat Danny-kun biasa duduk. Karena ketika Danny-kun nanti pulang, dia tidak perlu repot lagi mengambil mangkuk dan sumpitnya di rak piring. Namun tetap saja, menatap kursi kosong itu sungguh membuatku merasa Danny-kun semakin jauh dari sini. Mungkin seperti inilah perpisahan dari seseorang yang kita sayangi, mulai dari ayahku, kemudian ibuku, terakhir Danny-kun. Sungguh sesak rasanya hati ini melihat kursi kosong didepanku seperti hanya ada dalam cerita hantu yang sering ditayangkan di televisi. Bedanya, di televisi setiap orang ketakutan tetapi ini membuat hati ini sesak.

"Danny-kun .... cepatlah pulang .... aku kangen tahu," ucapku dengan hati sesak dan air mataku keluar.

"Apa mungkin kalau melakukan hal yang seperti biasa bersama Danny-kun akan membuat dia pulang lagi kemari?" gumamku.

"Tapi sepertinya tidak mungkin karena Danny-kun kan baru pulang sekitar 4 bulan lagi," ucapku dengan sedih lagi.

Namun tiba-tiba terdengar suara kiriman pos dan aku langsung menemuinya. Aku menerima kiriman tersebut kemudian aku membukanya dan isinya adalah sebuah smartphone dan sebuah surat. Dan ternyata isinya dari Danny-kun, dan tentu saja hal itu membuatku gembira.

Berikut adalah isi suratnya:

Dear, Mei

Maaf baru hari ini aku membalas suratmu, dikarenakan aku sibuk di sekolahku ini. Aku disini sehat-sehat saja, serta aku memiliki teman disini. Disini banyak orang yang menyenangkan walau terkadang sedikit aneh untukku.

Mungkin kalau kuceritakan di surat ini, akan menghabiskan setengah lembar dari seluruh isi buku. Bahkan mungkin kamu akan cemburu kalau aku juga menceritakan tentang siswi teman sekelasku. Oya, aku mengirimkan smartphone yang sudah aku beli untukmu. Kamu bisa menggunakannya untuk berkomunikasi denganku, serta kamu bisa menggunakan smartphone tersebut untuk hal lain kecuali melakukan teleportasi. Hahahahahaha.

Sudah dulu ya Mei, lain kali aku akan mengirimkan surat lagi untukmu atau kamu bisa menghubungi aku lewat smartphone itu.

Salam sayang

Danny AR

Begitulah isi suratnya, dan aku mencoba mengutak-atik smartphone tersebut walau sebenarnya aku kurang mengerti bagaimana cara menggunakannya. Tapi, aku akan menjaga smartphone ini karena menjaganya sama dengan menjaga kepercayaan Danny-kun padaku.

Aku pun bertanya kepada tetanggaku yang sudah mempunyai smartphone untuk mengajariku, karena aku belum pernah memakainya sekalipun. Tapi aku akan terus belajar bagaimana cara menggunakannya agar jika aku kangen sama Danny-kun, aku tinggal menghubungi lewat smartphone ini.

Aku hanya melihat hanya nomor Danny-kun saja yang ada, tetapi itu bukan masalah karena aku hanya membutuhkan nomor Danny-kun yang bisa dihubungi. Aku pun mengirimkan mail ke Danny-kun yang bertuliskan :

"Danny-kun, sebenarnya aku tidak menginginkan smartphone ini, aku hanya ingin bertemu denganmu ... namun, jika lewat smartphone ini aku bisa menghubungimu, aku akan senang hati menerima benda ini ... oya Danny-kun, sehat selalu ya disana ... dan tetap selalu menyayangiku,".

Aku pun langsung mengirimkan mail tersebut dan Danny-kun pun langsung membalasnya dengan jawaban "tentu saja,".

Aku pun melanjutkan aktivitasku hari ini, dan aku juga tak lupa berlatih menari Kagura agar tahun depan aku bisa masuk Hope Peak's Academy serta aku tak perlu lagi mengirimkan mail lagi karena aku bisa langsung menatap wajahnya.

CHAPTER 8 - My Third Goodbye

End

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status