Share

42. Berdamai dengan Takdir

"Terima kasih kamu mau menjaga saya di rumah sakit dalam tiga hari ini, Nuri. Kalau kamu lelah, pulang dulu gak papa. Kondisi saya sudah baikan kok." Dika berujar sambil tersenyum pada Nuri. Senyuman yang sejak awal menikah, tidak pernah ia dapatkan dari suaminya. Nuri ikut tersenyum sambil menggeleng.

"Tanggung, Mas. Gak papa saya tungguin saja sampai kamu boleh pulang ke rumah." Nuri memasukkan pakaian kotor suaminya ke dalam tas jinjing yang akan diambil oleh Udin untuk dibawa langsung ke laundry.

"Ya sudah, baiknya kamu saja. Berarti kamu libur kursus?" tanya Dika lagi. Pria itu lebih banyak bicara dan bertanya sejak Nuri dengan penuh sabar mengurus serta merawatnya di rumah sakit.

"Iya, gak papa. Ujian baru selesai dan anggap saja ini bakti saya sebelum status kita sudah tidak suami istri lagi." Dika mengangguk pelan.

"Saya harap, setelah kita bercerai nanti, kita masih tetap bisa silatirahim." Kali ini, Nuri yang mengangguk.

"Saya minta maaf ya, Nuri," kata Dika lagi dengan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (12)
goodnovel comment avatar
pengendaliair
ya jelas enak lh yg sebelum2x km blg keasinan krna ada tika yg nyabotase
goodnovel comment avatar
lampu petromax
biar nanti dihamidun sama mas Daniel aja... wkwkwkwkwk
goodnovel comment avatar
lampu petromax
Dika.. Dika... kemaren itu masakan si Nuri pasti ditambahin sama Tika tikus itu garem yg banyak makanya asin.. dasar laki gak peka, pe'a'. nyesel kan sekarang, nyesel itu emang di akhir kalau diawal itu pendaftaran... jadi julid kan akunya....
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status