Share

109. Malam Ini Milik Kita

Penulis: Henny Djayadi
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-04 10:09:41

“Sah.”

Kata itu menggema di dalam ruangan, mengalun penuh kekuatan dan keteguhan. Sejenak semua terasa hening, seperti waktu berhenti untuk memberi ruang bagi makna dari serangkaian kalimat yang mengikat dua anak manusia dalam pernikahan.

Cinta menunduk, matanya berkaca-kaca. Pelan, penuh hormat, ia meraih tangan Rama dan mencium punggungnya. Gerakan itu sederhana, tapi mengandung ribuan rasa.

Dalam sentuhan bibirnya yang lembut, ada kepasrahan, ada syukur, ada cinta yang tak terucapkan. Lalu, dengan polosnya, Chiara mengikuti gerakan itu. Ia menggenggam tangan Rama, menunduk, dan mencium dengan bibir mungilnya, membuat semua orang tersenyum haru.

Rama tak bisa berkata-kata. Tenggorokannya tercekat. Ia hanya menatap dua perempuan yang kini sah menjadi bagian dari hidupnya, dan dalam diam ia berjanji akan menjaga mereka sepenuh jiwa.

Ustaz yang menikahkan mereka menatap dengan mata hangat. Wajahnya penuh rasa syukur, seolah kelegaan juga merambat padanya. Ia mengangkat kedua tangannya,
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    304. Bermesraan dengan Mantan Suami

    Cinta menarik napas, matanya mulai memerah karena amarah dan luka lama yang kembali terbuka.“Jadi ini semua… hanya tentang harta?” bisik Cinta hampir tidak terdengar. “Kau menikahiku dulu karena tahu siapa orang tuaku? Karena kau tahu Papa Priambodo orang kaya?”Kevin mendesis pelan, berjalan mengitari Cinta seperti pemangsa mengelilingi mangsanya. “Sudah kuduga, kau akan sadar juga. Ya, aku dan Mama tahu siapa orang tuamu. Kami sudah tahu sejak awal. Tapi kau terlalu lugu, terlalu sibuk mencari cinta, sampai lupa memeriksa niat orang di sekelilingmu.”Cinta menahan air mata yang menggenang. Hatinya terasa diremas.“Jadi sejak awal semua ini sandiwara?” tanya Cinta lirih. “Termasuk sikap manismu? Pelukanmu? Janjimu?”Kevin menatapnya, matanya dingin. “Semuanya hanya alat untuk satu tujuan, mewarisi apa yang seharusnya jadi milik kami.”Cinta terdiam, menggenggam jemarinya erat, berusaha tetap berdiri meski tubuhnya terasa lemas. Otaknya berpikir bagaimana dia bisa keluar dari masalah

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    303. Di Vila

    Setelah beberapa menit menunggu yang terasa sangat lama bagi Maira, pintu ruang tunggu terbuka. Theo masuk lebih dulu dengan langkah cepat, diikuti oleh Priambodo yang wajahnya terlihat tegang namun tetap berusaha tenang.Maira langsung berdiri. Nafasnya masih tak beraturan, tapi suara yang keluar dari mulutnya tetap terdengar jelas. “Saya tahu… saya tahu ke mana Kevin membawa Cinta dan Chiara.”Theo melirik sekilas pada Priambodo sebelum bertanya dengan nada datar.“Anda bisa menjelaskan maksud kedatangan Anda ke sini?”Nada tenang itu sebenarnya hanya untuk menguji. Maira menangkapnya dan menatap Theo dengan sorot kecewa, tapi tak terpancing.“Saya tidak sedang bermain-main. Saya tahu betul apa yang saya dengar. Setelah Kevin ditelepon pengacaranya, dia marah besar dan berkata akan melakukan apa pun untuk mewujudkan rencananya. Kevin... tidak akan menyerah begitu saja. Beberapa waktu lalu, saya sempat mendengar percakapannya dengan Bu Lilian. Mereka menyusun rencana untuk menculik

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    302. Menebus Dosa

    “Rama kita harus cepat bertindak. Kita harus cari mereka sekarang juga.”“Apa yang sebenarnya terjadi?” Rama bisa menangkap nada penuh kekhawatiran pada suara Priambodo.Terdengar hembusan napas kasar Priambodo, membuat suasana hati Rama terasa semakin kacau.“Aku baru saja melaporkan mamanya Kevin atas keterlibatannya pada kecelakaan yang menewakan mamanya Cinta beberapa tahun yang lalu. Ada kemungkinan Kevin ingin menukar kebebasan mamanya dengan Cinta dan Chiara.”“Bangsat!” Rama mengumpat, amarah yang sudah tidak tertahan membuatnya lupa sedang berbicara dengan siapa."Aku akan kerahkan semua orangku untuk mencari keberadaan mereka. Kita tak boleh terlambat menemukan Cinta dan Chiara."Rama mengangguk pelan meskipun sambungan telepon belum tertutup, suaranya serak tapi mantap:"Aku akan temukan mereka. Dan kali ini… aku tidak akan membiarkan siapa pun mengambil keluarga kecilku lagi."Dengan tangan gemetar dan napas terputus-putus, Rama menutup telepon dengan Priambodo lalu segera

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    301. Kehilangan Cinta dan Chiara

    Di seberang, Priambodo sempat terdiam, suara tenangnya menjawab beberapa detik kemudian.“Rama, tenang dulu,” ucap Priambodo terdengar kalem. “Cinta berangkat ke sekolah sejak pagi. Sopir yang mengantarnya pun bru saja tiba di rumah. Kalau tidak terlihat di luar, mungkin mereka masih berada di dalam sekolah.”Rama mengepalkan tangan. Ia melirik sekitar halaman sekolah yang tak seramai sebelumnya dengan lalu-lalang orang tua dan anak-anak.“Masuklah. Tanyakan ke pihak sekolah. Jangan langsung berasumsi buruk, Rama,” ucap Priambodo lagi.Tapi Rama tidak menjawab. Dadanya terasa sesak, antara panik dan marah yang bergumul tak karuan. Dalam pikirannya, ia merasa seperti dipermainkan, entah oleh keadaan, oleh perasaannya sendiri, atau bahkan oleh keluarga Priambodo.Tanpa mengucapkan terima kasih, tanpa salam, Rama langsung mematikan sambungan telepon dengan kasar. Ponselnya ia masukkan ke dalam saku jasnnya. Nafasnya masih memburu, dan matanya berkilat tajam karena kecewa.“Kalau ini cuma

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    300. Masalah Baru Rama dan Priambodo

    Suasana pagi yang semula terasa biasa saja di kantor Kevin mendadak berubah tegang. Kevin mondar-mandir di ruang kerjanya, wajahnya memerah oleh amarah.Tangan Kevin mengepal erat sambil memelototi layar ponselnya yang masih memperlihatkan pesan dari pengacaranya yang berisi tentang Lilian resmi ditahan atas laporan Priambodo.“Sialan!” geramnya, lalu menghempaskan ponsel ke sofa kulit di sudut ruangan.Kevin menggeram, lalu segera mengambil ponsel cadangan dari laci tersembunyi. Dengan cepat dia menekan nomor rahasia yang hanya ia gunakan untuk urusan "kotor".Begitu tersambung, suara pria di seberang langsung menjawab,“Halo, Tuan Kevin.”Kevin menggeram pelan tapi penuh tekanan, “Kita jalankan rencana itu sekarang. Tak ada lagi waktu menunda. Semua harus berjalan sesuai target.”“Tentu, Tuan. Sasaran tetap yang kita bicarakan dulu, atau ada perubahan?”Kevin menghela napas, lalu menatap kosong ke luar jendela.“Semua orang yang membuat hidupku berantakan harus bayar. Termasuk Priam

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    299. Kesempatan

    Saat mobil yang ditumpangi Priambodo berhenti di depan rumah, mentari sore menyorot lembut di sela pohon yang tumbuh di taman. Udara terasa hening, hanya langkah kakinya yang terdengar menyusuri teras rumah yang teduh. Langkah Priambodo seketika terhenti saat mendengar suara renyah nan lirih dari dalam rumah, suara Chiara, cucunya.“Mama, kapan kita pulang? Chia mau ketemu Papa Rama, Chia kangen banget.”Suara itu serak, menggantung, seperti menyimpan tangis yang tertahan. Priambodo mematung, hatinya tertohok.Suara kecil itu menghantam sisi hati Priambodo yang paling dalam. Selama ini dia hanya ingin menjauhkan anak dan cucunya dari orang yang telah melakukan kesalahan fatal an hampir merenggut nyawa cucunya. Tapi kenyataannya, ia telah memisahkan cucunya dari sosok yang begitu dirindukan, yang begitu dicintai.Perlahan, Priambodo melangkah masuk. Di ruang tengah, ia melihat Chiara sedang duduk di pangkuan Cinta, wajahnya mendongak dengan mata berkaca-kaca.“Chia sabar, ya.” Hanya k

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status