แชร์

5. Luka yang Belum Tersembuhkan

ผู้เขียน: Henny Djayadi
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-02-18 13:34:26

Cinta menelan ludah, berusaha mengendalikan debaran jantung yang tak beraturan. Janda satu anak itu mengangkat dagu, memasang senyum profesional seolah tidak ada sejarah kelam di antara mereka. berdua

"Saya siap untuk bekerja." Cinta berusaha tetap tenang, tetapi tidak bisa menutupi kegugupannya. "Apa yang harus saya lakukan?"

Rama menatap Cinta, lalu tiba-tiba tertawa terbahak-bahak dengan tatap mata yang merendahkan.

"Ah, Cinta ..." ucap Rama sambil menghela napas, masih menyisakan sisa tawa di bibirnya. "Kamu selalu terburu-buru?"

Rama berjalan mendekat, langkahnya santai namun penuh tekanan. "Tidak perlu terburu-buru. Kita punya banyak waktu."

Cinta mengeratkan jemarinya, tetap berusaha menjaga ketenangan. Namun, dari nada suara Rama, dia tahu satu hal, Rama yang berdiri di hadapannya ini bukan lagi pria yang pernah berjanji mencintainya seumur hidup.

Ada sesuatu yang berbeda. Sesuatu yang membuatnya ingin segera pergi, tetapi dia harus bertahan demi Chiara. Ini baru hari pertama, masih ada dua puluh sembilan hari lagi.

Rama melangkah semakin dekat, matanya menyala dengan sesuatu yang asing bagi Cinta, bukan cinta, bukan rindu, tapi kemarahan yang tertahan. Jemarinya terangkat, hendak menyentuh dagunya.

Cinta dengan refleks menghindar, dengan memalingkan wajahnya.

Namun, itu justru membuat Rama murka. Dengan gerakan cepat, dia mencengkeram dagu Cinta dengan kasar, memaksa wajahnya mendongak agar mereka bisa beradu pandang. Jari-jari Rama menekan kulit Cinta hingga meyisakan rasa nyeri.

"Kau masih sama seperti dulu," gumam Rama dengan nada mengejek. "Selalu berlagak sok suci, tapi nyatanya kau hanya seorang ….”

Cinta menggeleng, menyangkal tuduhan Rama. “Itu tidak benar, Rama. Kau tidak tahu yang sebenarnya.”

"Munafik!" Rama menyeringai. "Aku hanya memintamu untuk menunggu selama aku kuliah di luar negeri, tetapi ternyata kau tidak sabar untuk bisa menikmati hidup mewah dengan menikahi pria lain."

Cinta sadar tidak ada ruang untuk memberi perlawanan dengan mengungkap kebenaran. Tetapi, demi Chiara, Cinta hanya bisa pasrah menelan rasa takut dan sesak di dada karena hinaan dari Rama.

Tiba-tiba, suara ketukan pintu terdengar. Dion masuk dengan wajah tetap tenang. "Maaf mengganggu, Tuan. Anda ada acara makan malam dengan klien pukul tujuh nanti."

Rama mendengus, melepaskan cengkeramannya dengan kasar.

Cinta merasa sedikit lega saat Dion masuk. Setidaknya, keberadaannya menyela amarah Rama yang nyaris meledak. Dia diam-diam melirik Dion, berharap ada sedikit pertolongan. Tapi Dion tetap datar, seolah tak melihat kegelisahannya.

Cinta menggigit bibirnya. Ingin rasanya segera keluar dari ruangan ini. Namun, dia tahu jika dia kabur, itu hanya akan memperburuk keadaan.

Rama tersenyum miring, lalu membungkuk sedikit, mendekatkan wajahnya hingga Cinta bisa merasakan napasnya di kulitnya.

“Siapkan dirimu secantik mungkin!” bisik Rama. Bukan perintah, tapi kalimat itu terdengar layaknya ancaman terselubung.

Cinta merasakan bulu kuduknya meremang.

Rama melirik Dion. “Antar dia ke kamarnya.”

Dion mengangguk tanpa ekspresi dan memberi isyarat pada Cinta untuk mengikutinya. Cinta melangkah dengan ragu, masih bisa merasakan tatapan Rama yang menusuk punggungnya.

Saat mereka berjalan di lorong, Cinta memberanikan diri bertanya pada Dion. “Apa tugas saya selama di sini?”

Dion meliriknya sekilas, lalu balik bertanya, “Kau benar-benar tidak tahu?”

Cinta menggeleng. “Teman saya bilang ada lowongan asisten pribadi. Saya butuh uang untuk pengobatan putri saya, jadi saya langsung terima pekerjaan ini karena bayarannya tinggi.”

Dion tersenyum samar, tapi tidak menjawab langsung. Mereka tiba di depan sebuah pintu, dan Dion membukanya.

“Lakukan yang terbaik, Cinta,” ucap Dion pelan, tidak memberi jawaban pasti atas pertanyaan Cinta. “Dan satu hal, jangan buat Tuan Rama marah.”

Tanpa banyak bicara, Dion segera meninggalkan Cinta yang masih terpaku di depan pintu.

Jantung Cinta berdetak lebih cepat. Dia mulai merasa ada informasi penting tentang pekerjaannya yang tidak disampaikan oleh Nora.

Memasuki kamar, Cinta tertegun saat melihat gaun hitam elegan, dengan potongan backless yang memperlihatkan punggungnya hampir seluruhnya. Jari-jarinya menyentuh kain halus itu, sementara pikirannya dipenuhi pertanyaan dan kekhawatiran.

Sadar tidak mempunyai pilihan, dengan hati berat, Cinta bersiap. Setelah membersihkan diri, dia mulai merapikan rambutnya, merias wajahnya sebaik mungkin, lalu mengenakan gaun itu. Bayangannya di cermin terlihat anggun, mengingatkan Cinta saat dia mendampingi Kevin dalam pertemuan-pertemuan penting.

Ketukan di pintu membuatnya tersentak. Dengan ragu, dia membuka pintu, dan Dion berdiri di sana dengan ekspresi datarnya.

“Tuan Rama sudah menunggumu.”

Cinta mengangguk pelan, mengatur napas, lalu mengikuti Dion keluar dari kamar.

Saat memasuki ruangan tempat Rama menunggunya, sejenak mata mereka beradu. Seolah terseret ke masa lalu, kenangan indah yang pernah mereka bagi dahulu.

Cinta menelan kegelisahannya. Dia sadar, tidak ada ruang untuk kenangan atau perasaan di sini. Sementara itu, Rama menatapnya dengan ekspresi yang sulit ditebak, tetapi ada bara dendam di balik matanya.

Meski getaran itu masih ada, tetapi bagi Rama pengkhianatan Cinta adalah luka yang belum tersembuhkan.

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
ความคิดเห็น (1)
goodnovel comment avatar
Sherly Monicamey
temannya ya begitu kok menjerumuskan ...
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทล่าสุด

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    317. Maheswara Pradipta Narendra

    Di kehamilan kali ini, Rama dan Cinta sepakat untuk menikmati setiap detik perjalanan menjadi orang tua tanpa terlalu sibuk menebak atau mencari tahu jenis kelamin calon buah hati mereka. Semua pemeriksaan yang dijalani hanya untuk memastikan bahwa bayi dalam kandungan tumbuh sehat dan normal. Rama, yang dulu sempat gelisah dengan ekspektasi soal jenis kelamin, kini bersikap jauh lebih tenang. Ia ingin Cinta menjalani kehamilan ini tanpa tekanan, tanpa target, dan tanpa beban apapun selain menjaga dirinya dan bayi dengan penuh cinta. “Aku cuma mau anak kita sehat, dan kamu juga sehat,” ujar Rama suatu malam sambil mengelus perut Cinta. “Laki-laki atau perempuan, aku akan tetap jatuh cinta padanya, seperti aku jatuh cinta sama kamu.” Sikap tulus dan penuh penerimaan dari Rama membuat Cinta merasa sangat dicintai dan dihargai. Bahkan Priambodo yang dulu sempat menggebu menginginkan cucu laki-laki pun akhirnya luluh. Bagi Priambodo yang paling penting anak dan cucu-cucunya bahagia

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    316. Keinginan Priambodo

    Sekian tahun menjadi keluarga tidak pernah ada masalah serius antara Arman dan Priambodo. Tapi kali ini pernyataan Priambodo begitu mengusik hati Arman dan Rama. "Aku tahu ini terdengar klise… tapi kalian tahu sendiri, apa yang sudah Cinta lalui. Aku tidak ingin hal seperti itu terjadi lagi pada cucu-cucuku," ucap Priambodo dengan suara berat. "Dunia tidak selalu ramah pada perempuan. Chiara dan Amara... mereka butuh pelindung. Saudara laki-laki yang bisa menjaga mereka kelaki." Arman menoleh pada Rama, terlihat masih bingung, lalu berkata dengan tenang namun tegas. "Tapi Priam, kita tidak bisa merancang hidup sedemikian rupa seolah bisa memesan nasib. Anak laki-laki tidak menjamin keselamatan, dan anak perempuan pun bisa menjadi kuat kalau kita didik mereka dengan benar." Rama yang sejak tadi diam, akhirnya bersuara dengan ekspresi tegas dan tajam. "Papa... saya tahu Papa mencintai Cinta dan cucu-cucu Papa. Tapi, kalau Cinta harus hamil lagi hanya demi melahirkan anak laki-lak

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    315. Amara Cintanaya Narendra

    315Semakin hari perut Cinta makin membesar, dan semakin sering pula detak jantung Rama berpacu lebih cepat dari biasanya. Bukan karena lelah, tapi karena rasa takut yang diam-diam terus tumbuh di hatinya. Setiap kali melihat Cinta mengusap perutnya sambil tersenyum lembut, Rama akan terdiam sejenak, lalu menghela napas panjang.Kebahagiaan itu nyata, tapi kekhawatiran pun tak bisa ditepis begitu saja.Bagi Cinta, ini adalah persalinan kedua. Rasa takut tentu ada, tapi ia merasa lebih siap. Ia tahu apa yang akan dihadapi, dan ia tahu bahwa kali ini, tidak seperti sebelumnya, ia tidak akan melaluinya sendiri. Ada Rama, ada keluarga yang mendukung, ada Chiara yang setiap malam mencium perutnya sambil berkata,“Adek, cepet keluar ya, kita main bareng!”Namun bagi Rama, justru inilah kali pertama dia benar-benar ikut dalam perjuangan seorang istri. Dan itu membuat hatinya semakin terenyuh, juga… takut.“Bagaimana kalau aku nggak cukup baik jadi ayah untuk anak kita, Cin?”Rama bertanya pe

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    314. Pernikahan Priambodo dan Bunda Aminah

    “Bunda Aminah tidak bisa memiliki anak lagi, rahimnya di angkat saat kecelakaan yang menewaskan suami dan anaknya dulu. Itu sebabnya dulu Bunda Aminah tidak mau menikah, tidak ingin memberi harapan palsu pada keluarga yang menerimanya.”“Oh…” Rama kehabisan kata mendengar penjelasan dari istrinya.Perempuan bijak nan bersahaja yang selama ini begitu hangat penuh kasih terhadap anak-anak, ternyata memiliki masa lalu yang sangat pahit.Mungkin kini saatnya di bahagia dengan pria yang bisa menerimanya apa adanya, untuk menghabiskan sisa usia.Hari bahagia itu akhirnya tiba, tangis haru mengalir perlahan di sudut mata Cinta saat suara lantang menggemakan kata “Sah”, menandai momen sakral bersatunya Priambodo dan Bunda Aminah dalam ikatan suci pernikahan.Tepuk tangan, senyum bahagia, dan lantunan doa memenuhi aula sederhana Panti Asuhan, di mana seluruh keluarga besar dan anak-anak panti berkumpul menyaksikan momen bersejarah itu.Cinta menunduk sesaat, menutup wajah dengan kedua tanganny

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    313. Gender Reveal

    Hari itu Rama pulang lebih awal dari biasanya. Jam kantor baru saja menyentuh sore, tetapi ia sudah tiba di halaman rumah besar keluarga Narendra. Ada alasan istimewa di balik kepulangannya yang lebih cepat, hari ini adalah jadwal pemeriksaan kandungan Cinta, dan ia ingin mendampingi istrinya sepenuhnya.Begitu mobilnya terparkir, Cinta dan Chiara sudah menunggu di depan pintu. Chiara berlari kecil menyambut sang papa dengan wajah berbinar, memeluk pinggangnya lalu berkata riang, “Ayo, Pa! Kita lihat dedeknya hari ini!”Rama membelai rambut anak gadisnya yang manis itu, lalu mengulurkan tangan pada Cinta yang tersenyum hangat padanya. Hari-hari berat yang dulu pernah mereka lewati seolah telah tergantikan dengan momen manis seperti ini.Widya dan Arman yang menyaksikan dari ruang keluarga hanya bisa tersenyum. Arman menggenggam tangan istrinya, dan dengan suara rendah berbisik, “Akhirnya, anak kita benar-benar berubah.”Widya mengangguk pelan. “Ya. Dan aku tahu, itu karena Cinta. Dia

  • Karena Cinta, Tuan Penguasa tak Sanggup Menahan Gairah    312. Adik Chiara yang Lain

    Pagi itu, suasana Panti Asuhan terasa berbeda. Di halaman depan, beberapa mobil mewah berjejer rapi. Priambodo datang dengan pakaian rapi, ditemani keluarga besarnya, termasuk Rama, Cinta, Chiara, Widya, dan Arman. Bahkan Bi Siti ikut hadir, membawa bingkisan kecil berisi kue tradisional.Semua yang hadir tahu tujuan kedatangan mereka bukanlah sekadar kunjungan sosial biasa. Dan benar saja, setelah basa-basi seperlunya, Priambodo berdiri, menatap hangat perempuan paruh baya yang selama ini mulai mengisi banyak ruang kosong dalam hidupnya.Dengan suara mantap dan penuh ketulusan, ia berkata,"Bunda Aminah… Saya tidak datang ke sini hanya sebagai teman lama. Saya datang sebagai lelaki yang ingin berbagi sisa hidup, bersama seseorang yang saya hormati dan cintai… Bersediakah Bunda menjadi pendamping saya, di sisa usia kita?"Ruangan menjadi sunyi. Semua mata tertuju pada bunda Aminah, yang tampak terkejut, bahkan menahan napas. Beberapa saat kemudian, ia menunduk pelan, lalu menggeleng s

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status