Share

Karena Kita Berbeda
Karena Kita Berbeda
Penulis: Mel Lauravin

Bab 1 : Kamu ? Lagi ?

Aku Adelia Ruth prawita, seorang gadis periang, mempunyai rasa percaya diri tinggi, vokal, ambisius dan apa yang aku inginkan harus aku dapatkan. Bahkan aku tidak peduli sesulit apapun itu, selalu berusaha agar apapun bisa terwujud seperti mauku. Termasuk soal cinta, siapapun pria yang aku sukai harus aku takhlukkan dan wajib hukumnya menjadi milikku.  Aku memeluk agama Kristiani, hingga pada satu ketika aku jatuh cinta pada seorang pria muslim, yang menurutku cukup sulit untuk aku takhlukkan. Ya dialah Abian Anggara Firman. Seorang pria muslim yang beberapa hari terakhir ini mengisi pikiranku. Berawal dari pertemuan tak sengajaku dengannya pada sebuah insiden yang tak disengaja, ya ketika aku telat ke kampus, lalu aku menabraknya. Sejak saat itu, aku selalu mengingatnya, bayangan wajahnya yang tampan dan rupawan terus menghantui. Dia adalah pria yang sulit didekati, sifatnya yang cool, cuek dan perfeksionis membuat nyaliku sedikit menciut. Namun aku tak pernah menyerah, selalu berusaha mencari celah agar aku bisa masuk ke dasar hatinya. Namun ada hal yang cukup membuatku sedikit ragu untuk mendapatkannya, perbedaan keyakinan  yang paling mendasar yang menghalangi  kisah kami.

Pagi ini aku ke kampus seperti  biasanya, hampir setiap hari aku bertemu Abian, kami berada pada satu kampus yang sama, tapi berbeda jurusan. Kali ini aku bertemu  kembali dengannya, karena terburu-terburu tanpa sengaja aku menabrak seseorang yang tanpa aku sadari ternyata Abian, ya kali ini entah yang keberapa kalinya aku menabraknya lagi. Jantungku tiba-tiba berdetak lebih kencang dari biasanya.

“Tak,tak,tak,tak bunyi  langkah kakiku berlari”

Dan tiba-tiba,

“Bruk !”, aku menabrak seseorang, tanpa melihat siapa dia, aku berkata,

“Maaf, maaf, aku tidak sengaja maafkan aku”, sambil meraih buku-buku yang berserakan tanpa melihat siapa yang sudah aku tabrak.

“Tidak apa-apa, lain kali hati-hati !”, suara bariton itu terdengar merdu di telingaku.

Deg-deg , sepertinya suara ini tidak asing bagiku, aku menengadahkan kepalaku.

Melihat siapa sosok yang sudah aku tabrak tadi dan ternyata,

OMG, Abian ? oh, tidak-tidak, apa riasanku sempurna ? berantakankah ?” aduh gawat ini batinku.

“Hei , kamu ? lagi ?”

“Ha ?” Aku dengan tatapan bingung.

“Hei, kamu tidak apa-apa ?” tanya Abian melihatku tak bergeming.  

“E-eh ti-tidak, aku tidak apa-apa, sekali lagi maafkan aku, aku sedang terburu-buru.”

“It’s OK, lain kali berhati-hatilah dan jangan sampai kau menabrakku LAGI !” ucap Abian dengan menekankan kata lagi.

“Hah, i-iya maafkan aku, lalu dia berlalu pergi.

“Dasar lelaki aneh, sombong sekali dia, tapi kenapa aku menyukainya ?”

“Oh Tuhan ini benar-benar menarik!”. Jantungku terasa melompat kegirangan, hanya karena dia berkata sarkas padaku”. Bagaimana jika dia berkata lembut padaku ? dan memanggilku sayang, oh mesranya .“

Tuk-tuk-tuk-tuk, aku memukul kepalaku sendiri mengembalikan kesadaranku.

“Aduh, mikir apa sih aku !”

Hufht, menghela napas kasar.

“Aku bisa gila gara-gara kamu Abian!” huh-huh-huh-huh, sambil mengacak-acak rambut.

“Oh ya ampun aku telat, gawat ini !”

Aku berlari mengambil langkah seribu.

Di kelas

“Eeh-eeeehhh, apa-apaan sih kamu Ruth ?”. Dikejar dedemit loh ?”

“Hah-hah-hah !” Menghela napas.

“Kesambet apa loh ?”

“A-ku ham-pir sa-ja te-lat.” Dengan napas terengah-engah.

“Aku gak heran kamu telat, kamu on time, baru aku heran!” ejek Tita padaku.

ya Tita, Titania Amalia, sahabat terbaikku, paling mengerti aku luar dan dalam.

Aku dan Tita sudah berteman sejak masih SMP sampai kami kuliah dengan jurusan yang sama.

“Yeah kamu, kalau ngomong suka benar ya!”

“Baru tau lo!” sahut Tita.

“Enggak, udah lama!”

“Oh ya Ta, kamu tau gak, tadi aku ketemu sama siapa ?”

“Abian ?” tebak Tita dengan santainya.

“Kok kamu tau Ta ?”

“Taulah, Abian Anggara Firman, cowok yang belakangan ini selalu jadi topik pembicaraan kamu. Sampai bosan aku dengarnya. Setiap hari hanya nama dia doang yang kamu sebut!”

“Jangan bosan dong sayang !”

“Jengen besen deng seyeng !” bosan aku.

“Ya udah gak jadi cerita akunya!”

“Bagus !” sambil menampilkan kedua jempolnya.

”Tita !” teriakku.

“Jangan teriak, suaramu  gak enak didenger !”

“S**l*n loh !”

“Udah, berisik, noh dosen killer tuh dah datang!”

“Huh!” Aku sambil meninju di udara meluapkan kekesalan.

Perpustakaan.

Bian sedang asyik mencari buku  yang diinginkannya di rak yang tersusun rapi dengan banyak buku.

Tiba-tiba,

Bruak, tumpukkan buku terjatuh dan menimpa kepalanya, sambil mengusap-usap kepalanya Bian melihat siapa yang sudah ceroboh menjatuhkan buku-buku itu.

“KAMU ? LAGI ?” dengan mata membulat sempurna.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status